16 Peristiwa Kebakaran Melanda Kota Mojokerto, Didominasi Korsleting dan Bakar sampah, Ini Catatan Petugas PMK

SEJAK dua bulan terakhir, sebanyak 16 peristiwa kebakaran melanda wilayah Kota Mojokerto. Korsleting listrik dan pembakaran sampah menjadi p

16 Peristiwa Kebakaran Melanda Kota Mojokerto, Didominasi Korsleting dan Bakar sampah, Ini Catatan Petugas PMK
image

KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Sejak dua bulan terakhir, sebanyak 16 peristiwa kebakaran melanda wilayah Kota Mojokerto.

Korsleting listrik dan pembakaran sampah menjadi penyebab paling banyak dari peristiwa bencana tersebut.

Data yang diterima Jawa Pos Radar Mojokerto, peristiwa kebakaran lebih banyak muncul pada lahan kosong atau pekarangan rumah warga.

Khususnya lahan yang memiliki vegetasi kering yang mudah terpantik api hingga mengakibatkan kobaran besar.

Setidaknya 10 peristiwa kebakaran tersebut ditangani UPTD Damkar Kota Mojokerto dalam kurun dua bulan terakhir.

’’Karena musim kemarau ini cukup kering. Api sekecil apapun bisa menjadi besar jika dibiarkan,’’ ujar Kepala UPTD Damkar Kota Mojokerto, Joko Suwarno.

Tidak hanya itu, peristiwa kebakaran juga tercatat 6 kali melanda rumah hunian di kawasan pemukiman padat penduduk selama musim kemarau berjalan.

Dua di antaranya bahkan berlangsung di tempat publik seperti sekolah dan pos kamling.

Bahkan, peristiwa tersebut sempat memunculkan korban luka bakar hingga 35 persen. Yakni Deny Eka Permana yang tubuhnya tersulut api usai membakar warung dan rumah warga di Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, 15 Agustus lalu menggunakan dua botol bensin.

’’Untuk yang kebakaran di Prajurit Kulon, awalnya adalah warung yang merembet ke rumah warga. Kami sudah upayakan datang kurang dari 10 menit sejak dilaporkan. Baru mengetahui jika ada korban luka setelah api sudah padam,’’ tambahnya.

Joko tak menampik, kurangnya kesadaran warga dalam menjaga lingkungan rumahnya menjadi alasan utama api kurang bisa dikendalikan. Khususnya yang disebabkan dari aksi bakar sampah yang kemudian menjalar ke lahan/pekarangan hingga tak terkontrol.

’’Awalnya memang bakar sampah namun ditinggal dan seolah-olah tidak ada yang bertanggung jawab sampai pada akhirnya api merembet ke lahan kering. Biasanya di kawasan pinggiran seperti di Kelurahan Kedundung, Gunung Gedangan, Surodinawan, dan Blooto,’’ tambahnya. 

Pun demikian juga pada rumah atau hunian warga, adanya hubungan arus pendek listrik dan kebocoran tabung gas yang tidak terkontrol membuat api dengan mudah terpantik hingga menghanguskan seisi rumah.

Meski bukan unsur kesengajaan, namun kurang sadarnya warga terhadap potensi bencana tersebut cukup membahayakan jika dibiarkan.

’’Kalau kebakaran rumah, lebih banyak korsleting dan gas yang bocor. Petugas kami sudah berusaha semaksimal mungkin menangani untuk meminimalisir korban dan kerugian yang ditimbulkan,’’ pungkasnya. (far/ron)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow