22 Bulan Setelah G30S Museum Lubang Buaya Diresmikan Soeharto

Peristiwa G30S tak bisa dipisahkan dari lokasi pembunuhan para jenderal TNI AD di Lubang Buaya. 22 bulan setelah itu didirikan Museum Lubang Buaya.

image

TEMPO.CO, Jakarta - Museum Lubang Buaya dibangun oleh Presiden Soeharto untuk mengenang jasa para jenderal TNI AD yang dibunuh oleh pasukan Tjakrabirawa dalam Peristiwa G30S. Singkat cerita, pada malam 30 September 1965, pasukan Tjakrabirawa menculik beberapa jenderal TNI AD dan menyiksa mereka hingga tewas. Jasad para jenderal kemudian dikubur dalam satu lubang yang sama. 

Jenderal yang diculik dan dibunuh di tempat ini adalah Siswondo Parman, R. Suprapto, Sutoyo Siswomihardjo, dan Kapten Pierre Tendean. Selain itu, tiga jenderal yang dibunuh di rumahnya lalu dikubur di Lubang Buaya ialah Ahmad Yani, MT Haryono, dan D.I Panjaitan. 

Mengutip buku Direktori Museum Museum di Indonesia (1986) karya Hamzuri dan Husni, Museum Lubang Buaya berdiri pada pertengahan Agustus 1967 atau kurang lebih 22 bulan setelah Peristiwa G30S. Museum Lubang Buaya dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Walau sudah berdiri sejak Agustus 1967, tetapi peresmian baru dilakukan pada 1 Oktober 1967 dan diresmikan Presiden Soeharto. Peresmian musem yang beralamat di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila. 

Wilayah Lubang Buaya awalnya adalah markas simpatisan PKI. Kelurahan tersebut juga menjadi tempat pusat kegiatan organisasi milik PKI. Organisasi seperti Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia, dan Pemuda Rakyat menjadikan Lubang Buaya sebagai sarana penunjang kegiatan-kegiatan mereka. Selain itu, tempat ini juga dikabarkan menjadi tempat berlatih pasukan khusus PKI. 

Situs-Situs di Museum Lubang Buaya

Sebagai museum yang menggambarkan sejarah kelam bangsa, situs-situs di Museum Lubang Buaya menghadirkan cerita-cerita itu. Di museum ini, diceritakan tentang kekejaman malam 30 September 1965. Berikut adalah situs-situsnya:

1. Sumur Lubang Buaya

Scroll Untuk Melanjutkan

Dilansir dari museumjakarta.com, Sumur Lubang Buaya adalah salah satu situs yang populer di Museum Lubang Buaya. Sumur ini merupakan tempat di mana para jenderal TNI AD dikubur dalam lubang berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman 12 meter. Namun, sumur ini bukanlah sumur asli yang menjadi tempat dikuburnya para jenderal. Situs ini hanyalah replika dari sumur asli. Saat ini, Sumur Lubang Buaya diperindah dengan dekorasi-dekorasi baru agar terlihat seperti aslinya. 

2. Monumen Pancasila Sakti

Situs berikutnya yang ada di Museum Lubang Buaya adalah Monumen Pancasila Sakti. Monumen ini memiliki dua sebutan, yaitu Monumen Lubang Buaya dan Monumen Pahlawan Revolusi. Monumen ini berdiri gagah di bagian depan museum. Monumen Pancasila Sakti menghadirkan patung tujuh jenderal TNI AD yang dibunuh di Lubang Buaya. Ketujuh patung itu gagah berdiri dengan patung garuda besar yang menjadi latar mereka. 

3. Museum Diorama

Museum Diorama adalah situs Museum Lubang Buaya yang bisa bercerita. Museum ini berisikan patung-patung peraga yang menyajikan cerita Peristiwa G30S secara kronologis. Diorama ini menyajikan cerita mulai dari proses diculiknya para jenderal, proses penyiksaan, hingga pembuangan jenazah ke dalam sumur. Selain itu, diorama ini juga menghadirkan rangkaian rencana-rencana yang dilakukan PKI menjelang peristiwa G30S. 

Pilihan Editor: Makna Tersembunyi Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow