23 Juli: Peristiwa Penembakan Tengku Bantaqiah oleh Aparat TNI

Info Aceh Timur, Beutong Ateuh – 24 tahun lalu, tepatnya pada 23 Juli 1999 adalah hari kematian seorang ulama karena ditembak oleh Aparat Militer. KontraS mencatat bahwa Tengku Bantaqiah meningal dunia bersama anaknya dan 54 orang santri didikannya di Pesantren Babul Al Nurillah. yang terletak di Desa Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh. Kawasan Beutong adalah

23 Juli: Peristiwa Penembakan Tengku Bantaqiah oleh Aparat TNI

Info Aceh Timur, Beutong Ateuh – 24 tahun lalu, tepatnya pada 23 Juli 1999 adalah hari kematian seorang ulama karena ditembak oleh Aparat Militer.

KontraS mencatat bahwa Tengku Bantaqiah meningal dunia bersama anaknya dan 54 orang santri didikannya di Pesantren Babul Al Nurillah. yang terletak di Desa Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh.

Kawasan Beutong adalah daerah pegunungan dan hutan lindung yang asri lestari yang saat ini perlu dijaga dan dikawal agar tidak “ditelanjangi” oleh pemilik modal pengusaha pertambangan.

Demo

Catatan Peristiwa Berdarah 23 Juli 1999 di Beutong Ateuh, Aceh

Hari itu, lebih 200 personil kendali operasi (BKO) TNI Korem 001/Lilawangsa. Kedatangan mereka menciptakan peristiwa berdarah yang masih melekat dalam ingatan warga Aceh. Diingat sebagai kenagan kelam, suram, menyeramkan, imbas konflik RI dan GAM.

Tgk Bantaqiah dituding sebagai pendukung Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan dituduh menyimpan senjata api milik GAM di pesantren yang dipimpinnya.

Fitnah yang tak dapat dibuktikan itu berujung kepqada serbuat tembakan peluru yang menewaskan Tgk Bantaqiah, putranya bernama Usman Bantaqiah, serta 54 orang Santri.

Tengku Bantaqiah Tidak “Termakan” Peluru Biasa

Catatan yang dihimpun, penembakan terjadi secara brutal membabibuta menggunakan senjata api laras panjang, granat, dan GLM.

“Kami terpaksa menembaknya dengan GLM. Baru ia (TGk Bantaqiah) roboh,” ujar Kolonel Syarifuddin Tippe, mengutip tabloid Kompas.

Pengakuan Mantan Panglima TNI ke-21

Beberapa pekan lalu, Mantan Panglima TNI Jendral Andika Perkasa menyebut sosok Tgk Bantaqiah di Podcast CNN.

Mantan Panglima TNI yang kala itu pernah bertugas di Aceh dan bertemu langsung dengan Ulama Beutong Ateuh Tgk Bantaqiah. Jenderal Andika mengaku, “rasanya tidak mungkin Tengku membelot dari NKRI”. Menurutnya, Tgk Bantaqiah tidak menunjukkan ciri/tanda seorang separatis.

“Begitu saya ketemu, saya jadi ragu. Apa iya. Karena tidak seperti yang saya dengar. Orang ini begitu lemah, sudah berusia dan difabel. Apa mungkin?” ungkap Jenderal Andika Perkasa dikutip dari Podcast CNN.

Peristiwa Beutong Ateuh; pembunuhan Tgk Bantaqiah, putranya Usman Bantaqiah, dan 54 Santri tercatat sebagai tindakan pelanggaran HAM oleh TNI, patut diingat sebagai bagian sejarah kehidupan Bangsa Aceh.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow