5 Peristiwa Bersejarah di Hulu Sungai Tengah

Ada beberapa peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari sekian banyak kejadian tersebut, ada beberapa yang akan ditampilkan dalam Banua Pedia edisi pekan ini.

5 Peristiwa Bersejarah di Hulu Sungai Tengah

Ada beberapa peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari sekian banyak kejadian tersebut, ada beberapa yang akan ditampilkan dalam Banua Pedia edisi pekan ini.

Peristiwa tersebut diantaranya adalah pertempuran Tumenggung Jayapati. Kala itu, Jayapati memimpin sekitar 120 prajurit. Pasukannya melawan penjajah di Birayang, sekitar tahun 1800-an. Dalam sebuah pertempuran, markas dan rumah Jayapati dibakar Belanda.

Kemudian adalah tentang pejuang revolusi fisik, Sarigading. Sosok Sarigading sendiri masih misteri. Cerita yang beredar dia merupakan pahlawan yang ikut berperang ketika revolusi fisik Kalimantan Selatan tahun 1945-1949 di Barabai.

Tak kalah pentingnya yaitu tentang peran perjuangan Damanhuri. Juga tentang penyerangan yang digagas oleh 12 pejuang. Dipimpin oleh Aberani Sulaiman. Tujuannya mencegat rombongan tentara Belanda yang akan menuju Hambawang Pulasan. Tentara belanda masuk perangkap para pejuang di Hulu Sungai Tengah (HST), yang dikenal dengan pertempuran Hambawang Pulasan.

Dan yang terakhir adalah tentang pertempuran Hawang.

1. Pertempuran Tumenggung Jayapati

Tumenggung Jayapati, namanya memang tak sepopuler Demang Lehman atau Pangeran Antasari. Tapi jasanya dalam Perang Banjar tak bisa dikecilkan.

Tumenggung Jayapati selalu ikut bertempur di Hulu Sungai bersama Demang Lehman.
Kala itu, Jayapati memimpin sekitar 120 prajurit. Pasukannya melawan penjajah di Birayang, sekitar tahun 1800-an. Dalam sebuah pertempuran, markas dan rumah Jayapati dibakar Belanda.

Kubah Tumenggung Jayapati

Gara-gara ada pribumi yang berkhianat. Menunjukkan tempat persembunyian Jayapati kepada Belanda. Pengkhianat itu bernama Amin. Dia terhasut karena iming-iming uang dan ancaman pembunuhan.

Menjadi buron, Jayapati bersembunyi di Hutan Kamuyang. Para penjajah terus memburu hingga ke pelosok.

Makam ini berada di Desa Abung Jayapati, Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

2. Sarigading Pejuang Revolusi Fisik

Sarigading tidak banyak disinggung dalam sejarah lokal. Meski begitu namanya dikenang oleh masyarakat Hulu Sungai Tengah (HST). Sebuah bukit dan jalan di HST dinamai seperti namanya.

Sosok Sarigading sendiri masih misteri. Cerita yang beredar dia merupakan pahlawan yang ikut berperang ketika revolusi fisik Kalimantan Selatan tahun 1945-1949 di Barabai.

Makam Sarigading

Kala itu, Komandan Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka (Gerpindom) Adbdurrahman Karim di Birayang pada tanggal 10 Agustus 1945, memerintahkan pejuang Damanhuri untuk pergi ke Kalimantan Timur.

Dia diutus untuk mencari senjata dan melebarkan sayap perjuangan. Damanhuri kembali ke Birayang dengan membawa pasukan sebanyak 25 orang lengkap dengan persenjataannya. Dari 25 orang tersebut, Sarigading salah satunya.

Untuk memberikan penghormatan kepada Sarigading atas jasanya saat melawan Belanda di Barabai, jasadnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Desa Pagat, Kecamatan Batu Benawa. Di batu nisannya tercatat Sarigading meninggal usia 30 tahun pada tanggal 16 Mei 1947.

3. Peran Pejuang Damanhuri

Damanhuri lah yang memastikan para pejuang bisa melawan Belanda pada masa revolusi fisik 1945-1949. Dia diutus Iberahim, kepala pasukan di Desa Dangu Birayang, untuk mencari senjata. Tanpa senjata, tidak ada peperangan.

Damanhuri menuju Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia berjalan kaki dari Barabai ke Balikpapan menyusuri hutan sendirian. Usahanya berhasil, Damanhuri pulang membawa satu peleton pasukan yang dipimpin John Massel dari Balikpapan. Pasukan ini datang bersama persenjataan yang modern. Seperti pistol mitraliur owen gun, thompson, karabin US/LE, pistol, granat US serta sejumlah amunisi.

DAMANHURI (TENGAH)

Damanhuri dan pasukan Jhon Massael melakukan pertemuan dengan Abdurrahman Karim dan Aberani Sulaiman. Mereka adalah petinggi Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka (Gerpindom), organisasi yang mengobarkan perlawanan kepada Belanda. Mereka menyusun strategi rencana penggempuran terhadap Belanda di Birayang, di hutan Jawa Lanting Desa Lokbatu Batumandi pada bulan Maret 1947.

Pada tahun 1947 itu Belanda melakukan aksi yang brutal. Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang dicurigai ikut dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak warga yang diculik, ditangkap, disiksa, dan dibunuh.

Damanhuri kemudian bergabung dengan kekuatan ALRI Divisi IV (A) Pertahanan Kalimantan. Dia diangkat menjadi Komandan Sektor Markas Daerah R-2 1947-1949. Damanhuri dianugerahi Bintang Gerilya saat berada di ALRI Divisi IV (A).

4. Pertempuran Hambawang Pulasan

Pada bulan Mei 1947, tepatnya 18 Ramadan. Terjadi pertempuran Hambawang Pulasan, satu wilayah di Kecamatan Batang Alai Utara. Titik pertempuran Hambawang Pulasan dibuat monumen sebagai tanda sekaligus mengingatkan perjuangan rakyat Barabai melawan penjajah.

Penyerangan ini digagas oleh 12 pejuang. Dipimpin oleh Aberani Sulaiman. Tujuannya mencegat rombongan tentara Belanda yang akan menuju Hambawang Pulasan.

HAMBAWANG PULASAN

Tentara belanda masuk perangkap para pejuang di Hulu Sungai Tengah (HST). Truk yang ditumpangi tentara Belanda terguling. Setelah sopir ditembak oleh Aberani Sulaiman. 48 orang tentara Belanda tewas dalam pertempuran itu.

Melihat tentara Belanda tewas, seorang pejuang bernama Made Kawis turun dari atas gunung. Berusaha mendekati mobil truk yang terbalik. Dia bermaksud ingin mengambil senjata bren gun milik Belanda.

Begitu Madekawis berada di atas truk, tiba-tiba terdengar bunyi mobil truk dari belakang. Bala bantuan tentara Belanda datang. Mereka menembak Madekawis, dan langsung tersungkur.

5. Pertempuran Hawang

Pada hari Selasa tanggal 21 Desember 1948 terjadi perang hebat antara pasukan Belanda dengan pejuang di Desa Hawang Kecamatan Limpasu kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dalam pertempuran ini 12 pejuang Barabai gugur sebagai. mereka adalah : Mastu, Lambik, Hamzah. J, Ruslan. S, Syahran. A, Daeng Muda. Y, Asuh. T, Baseri, Ujal. H.D, Wilson. H.K, Syahdan. M dan satu orang tidak dikenal.

HAWANG

Dari segi persenjataan peperangan ini sangatlah tidak seimbang karena pasukan Belanda bersenjata lengkap. Sementara pejuang Barabai hanya bersenjatakan apa adanya.

Tapi yang patut diwarisi adalah semangatnya. Dengan senjata seadanya, tidak lantas membuat mereka gentar apalagi patah semangat, mereka bertempur dengan gigih serta gagah berani sehingga membuat Belanda kewalahan.

Semua pahlawan ini dimakamkan di taman makam pahlawan Kusuma Bangsa Pagat kecamatan Batu Benawa Hulu Sungai Tengah.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow