5 Peristiwa di Film Teluh Darah yang Melanggar Norma Hukum
Artikelnya mengandung spoiler ya
Film atau Series Teluh Darah telah sampai di episode terakhir. Teka-teki penyebab teror santet telah diungkap di episode 10 yang sudah tayang di Disney+ Hotstar.
Penulis mengamatai ada beberapa hal menarik yang ada di film karya sutradara Kimo Stamboel ini. Berikut ini 5 peristiwa di Film Teluh Darah yang melanggar norma hukum dan agama. Apa saja?
Baca Juga: Apakah Mengirim Ilmu Hitam Semudah di Film Teluh Darah?
1. Perselingkuhan
Teror santet ini ternyata bermula dari perselingkuhan yang dilakukan oleh Ahmad Kusumawijaya. Ia berselingkuh dengan pegawai kantornya di Banyuwangi yang bernama Astuti.
Pada saat itu Ahmad masih berstatus sebagai suami sah Rima, yang diceritakan sedang sakit. Ahmad melakukan perselingkuhan itu secara diam-diam di kantornya. Kemudian, diceritakan bahwa Ahmad memilih untuk menikahi Astuti sebagai istri keduanya dan menceraikan Rima.
2. Pemerasan
Hasan adalah pegawai kantor kepercayaannya Ahmad di Banyuwangi. Hasanlah yang mengetahui perselingkuhan antara Ahmad dan Astuti.
Hasan kemudian meminjam kamera milik adiknya, Harun, untuk mengambil foto Ahmad sedang yang memadu kasih bersama Astuti di kantornya. Ahmad dan Astuti tidak menyadari kalau Hasan secara diam-diam melakukan hal tersebut.
Hingga suatu ketika, Hasan datang ke ruangan Ahmad untuk membeberkan semua foto-foto perselingkuhan mereka. Hasan memeras meminta Ahmad dengan cara meminta sejumlah uang.
Ahmad sangat terkejut dengan perlakuan pegawai kepercayaannya itu. Demi menjaga reputasi diri dan perusahaann, Ahmad memberikan sejumlah uang kepada Hasan.
Tidak hanya Hasan yang melakukan pemerasan. Ridho, yang merupakan anggota preman, juga melakukan hal sama. Ia meminta sejumlah uang kepada Ahmad dan Bondan (rekan kerja Ahmad) karena mengetahui perbuatan yang dilakukan mereka terhadap Hasan.
3. Pengancaman dengan kekerasan
Ahmad menceritakan pemerasan yang dilakukan Hasan kepada Bondan. Bondan meminta Ahmad untuk menyewa preman untuk melakukan pengancaman kepada Hasan.
Saat itu, di Banyuwangi sedang diresahkan oleh isu dukun santet. Isu inilah yang digunakan untuk mengancam Hasan dan keluarganya disertai dengan kekerasan.
Tujuan utama pengancaman ini agar Hasan mau meninggalkan desa. Namun rencana tersebut berjalan tidak sesuai harapan. Tanpa sengaja, para preman tersebut membunuh Hasan dan membuang istri Hasan ke sungai.
4. Menggunakan ilmu hitam untuk menyakiti orang lain
Ilmu hitam termasuk hal yang sangat dilarang dalam agama, terlebih lagi digunakan untuk mencelakai orang lain. Istri Hasan yang dibuang ke sungai ternyata masih hidup. Ia bersama Harun mencari preman yang terlibat dalam kematian Hasan.
Ia mengancam dan menyiksa si preman untuk mendapatkan dalang di balik penyiksaan Hasan. Mereka membunuh si preman itu setelah mendapatkan nama Ahmad Kusumawijaya sebagai dalang di balik itu semua.
Namun mereka keburu ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara. Setelah keluar dari penjara, mereka mempelajari ilmu teluh atau santet untuk membalas dendam kematian Hasan.
Mereka mengirimkan santet satu per satu ke keluarga Ahmad, hingga membunuh Ahmad dan Astuti. Tidak ketinggalan juga Bondan, Ridho, dan preman lain yang berperan dalam kematian Hasan.
5. Menjalin kasih dengan saudara sedarah
Sebelum membaca bagian ini, penulis ingatkan sekali lagi bahwa bagian ini mengandung spoiler ya, guys. Jika belum menonton episode terakhir, sebaiknya lewati bagian ini/
Inses atau incest (Bahasa Inggris) adalah hubungan badan atau hubungan seksual atau hubungan kasih antara pasangan yang memiliki ikatan dekat atau sedarah. Contohnya antara kakak dan adik, ibu dan anak, atau ayah dan anak.
Hal ini sangat ditabukan dalam setiap agama. Selain melanggar norma agama, hubungan sedarah ini bisa mengakibatkan kerusakan sel bagi anak yang lahir akibat hubungan ini.
Penonton Teluh Darah akan dibuat terkejut di akhir episode pamungkasnya. Wulan yang selama ini ditemani Esa (anak Pak Bondan) dalam mengungkap misteri teror santet, jatuh cinta kepada pemuda tersebut. Mereke berhubungan badan.
Lalu di penghujung cerita, istri Hasan menangkap mereka berdua. Istri Hasan menceritakan siapa sebenarnya mereka, yaitu saudara kandung yang merupakan anak Hasan.
Pada saat Hasan dibunuh, mereka berdua disembunyikan oleh para preman. Mereka kemudian diambil oleh Ahmad dan Bondan, karena para preman tidak tega membunuhnya. Ahmad mengambil Wulan, sedangkan Bondan mengambil Esa.
Film Teluh Darah ini mengajarkan bahwa satu perbuatan melanggar hukum berpotensi untuk menimbulkan perbuatan melanggar hukum lainnya. So, selalu hati-hati dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan ya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
What's Your Reaction?