Aktivis PRD Kecam Politikus yang Seolah Lupa Peristiwa Kudatuli

'Di tahun politik, kami tak mau orang lupa kasus orang hilang dan semua pelanggaran HAM masa lalu hanya karena kepentingan politik'

Aktivis PRD Kecam Politikus yang Seolah Lupa Peristiwa Kudatuli
image

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang tergabung dalam Forum Rakyat Demokratik mengecam politikus yang seolah lupa dengan sejarah peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli.

Oleh sebab itu, para mantan aktivis PRD menggelar peringatan 27 tahun peristiwa Kudatuli terjadi.

"Ini adalah upaya kami melawan lupa. Di tahun politik, kami tidak ingin orang melupakan kasus orang hilang dan semua pelanggaran HAM masa lalu hanya karena kepentingan politik pragmatis jangka pendek," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua

Petrus mengatakan, semua pelaku kejahatan HAM seharusnya tidak dipilih dan didukung untuk duduk dalam legislatif atau eksekutif.

"Karena akan mencederai reformasi dan keluarga korban," katanya.

Di sisi lain, Pengurus KPP PRD 1999 Lili Hastuti mengatakan, saat peristiwa Kudatuli terjadi adalah saat para aktivis PRD direpresi dan dituduh sebagai antek komunis.

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Alasan Budiman Bertemu Prabowo dan Isu Pindah ke Gerindra

Sebab itulah pasca kerusuhan para aktivis PRD melewati hari-hari mereka dengan penuh darah dan pengorbanan.

"Ini yang harus diingat. Jangan diabaikan, apalagi dilupakan!" katanya.

"Para mantan aktivis yang jadi figur di berbagai partai politik saat ini lahir dari pengorbanan kawan-kawannya. Seharusnya mereka tidak lupa itu," ucapnya.

[embedded content]

Peristiwa Kudatuli

Peristiwa penyerangan 27 Juli 1996 ditandai dengan penyerbuan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta.

Saat itu, kantor DPP PDI yang dikendalikan oleh pendukung Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI berdasarkan hasil Kongres Surabaya 1993, diserbu oleh kelompok pendukung Soerjadi, Ketua Umum PDI berdasarkan hasil Kongres Medan 1996 yang didukung ratusan aparat kepolisian.

Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM yang diterbitkan pada 31 Agustus dan 12 Oktober 1996, tercatat lima orang tewas, 149 cedera dari baik warga sipil dan aparat keamanan serta sebanyak 136 orang ditahan.

Baca juga: Isyarat yang Diterima Megawati, Dua Hari Sebelum Pecahnya Kerusuhan 27 Juli 1996...

Tambahan dari catatan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), ada 13 orang yang belum kembali hingga hari ini akibat peristiwa Kudatuli.

Empat di antaranya adalah para aktivis PRD yaitu Wiji Thukul, Bima Petrus, Herman Hendrawan, dan Suyat. Sementara Gilang ditemukan meninggal du hutan Magetan, 23 Mei 1998.

Komnas HAM juga menilai terjadi enam bentuk pelanggaran HAM dari kasus itu, yaitu pelanggaran asas kebebasan berkumpul dan berserikat, pelanggaran asas kebebasan dari rasa takut.

Selain itu ada juga pelanggaran asas kebebasan dari perlakuan keji dan tidak manusiawi, dan pelanggaran perlindungan terhadap jiwa manusia, juga pelanggaran asas perlindungan atas harta benda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow