Apa Itu Nakba? Peristiwa Kelam yang Membuat Bella Hadid Trauma saat Keluarganya Terusir dari Tanah Palestina

INDOZONE.ID - Artis Bella Hadid kembali bersuara terkait konflik Israel-Palestina. Melalui unggahan di Instagramnya, dia mengecam militer Israel yang telah merenggut ribuan korban nyawa di Gaza.

Dalam unggahannya tersebut, Bella Hadid yang berdarah Palestina dari ayahnya, Mohamed Hadid mengungkapkan rasa trauma yang dirasakan oleh keluarganya karena peristiwa Nakba pada 75 tahun silam.

“Hatiku berdarah karena rasa sakit dan trauma yang kusaksikan, juga trauma (yang diwariskan dari) generasi ke generasi di dalam darah Palestina ku,” tulis Bella Hadid.

Baca Juga: 5 Hal Penting Hari Sumpah Pemuda yang Kamu Harus Tahu!

Dia menceritakan kesedihan yang dirasakan keluarganya yang kala itu tinggal di Nazareth (kini wilayah negara modern Israel) harus terusir dari Palestina karena kependudukan Zionis.

“Ayahku lahir di Nazareth, pada tahun Nakba (pemindahan 750.000 orang Palestina pada 1948). Sembilan hari setelah lahir, dirinya berada dalam gendongan sang ibu, bersama keluarganya, dikeluarkan dari rumah mereka, menjadi pengungsi yang jauh dari tempat yang pernah mereka sebut sebagai rumah,” lanjut Bella Hadid.

Bella Hadid menegaskan bagaimana keluarganya menjadi saksi dan korban dari peristiwa Nakba yang kelam pada 75 tahun lalu. Keluarganya dan ratusan ribu warga Palestina lainnya diusir secara paksa untuk keluar dari rumah mereka oleh Zionis.

Baca Juga: Mengungkap Asal Usul dan Misteri Bloody Mary: Urban Legend Wanita Berdarah di Balik Cermin

“Keluargaku menyaksikan 75 tahun terjadinya kekerasan terhadap warga Palestina dan yang terpenting, invasi penduduk yang brutal ini memicu hancurnya keseluruhan komunitas, pembunuhan dengan keji, dan pengusiran paksa keluarga dari rumahnya,” lanjut dia.

Apa itu Nakba?

An-Nakbah atau dikenal Nakba merupakan istilah yang mengacu pada peristiwa penganiayaan, pengusiran, pemindahan penduduk secara paksa dan sukarela di wilayah Mandat Inggris untuk Palestina (kini wilayah modern Israel dan sebagiannya Palestina) selama perang Arab-Israel pada 1948.

Ada sebanyak lebih dari 700 ribu warga Arab—jumlah yang masih diperdebatkan—terusir dari wilayah Mandat Inggris untuk Palestina yang kelak menjadi negara Israel.

Baca Juga: Candi Untoroyono: Candi yang Berdiri di Tanah Angker dan Wingit

Warga Arab Palestina yang terusir menjadi warga tanpa kewarganegaraan, lalu mengungsi ke berbagai negara.

Saat peristiwa terjadi kala itu, laskar-laskar militer Zionis melakukan invasi ke ratusan desa-desa Arab, mengusir warga secara paksa dan ada juga yang keluar secara sukarela di kalangan warga dengan ekonomi makmur.