Bagaimana Kronologi Kasus Polisi Vs Tentara dalam Peristiwa Sabung Ayam di Lampung?

Tiga polisi tewas saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Lampung. Dempom Lampung periksa mendalam dua anggota TNI yang diduga terlibat.

Apa saja yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?

1.      Bagaimana kronologi insiden di lokasi sabung ayam berujung maut?

2.      Apa saja penanganan terhadap korban penembakan?

3.      Benarkah dua anggota TNI merupakan pelaku penembakan ketiga polisi?

4.      Bagaimana semestinya langkah hukum bagi para pelaku?

Bagaimana kronologi insiden di lokasi sabung ayam berujung maut?

copy title

Tiga polisi tewas saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Lampung. Ketiganya ialah Kepala Polsek Negara Batin Inspektur Satu Lusiyanto, anggota Polsek Negara Batin Brigadir Kepala Petrus, dan anggota Tekab 308 Satuan Reserse Kriminal Polres Way Kanan Brigadir Dua Ghalib.

Insiden bermula saat 17 personel Polri dari Polres Way Kanan mendatangi tempat sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan, Senin (17/3/2025) sekitar pukul 16.50 WIB. Setibanya di lokasi, anggota kepolisian langsung ditembaki oleh orang tak dikenal sehingga tiga personel gugur dalam tugas.

Ketiga yang tewas itu mengalami luka tembak antara lain pada bagian kepala dan dada. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Yuni Iswandari mengatakan para korban langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Lampung di Bandar Lampung.

Apa saja penanganan terhadap korban penembakan?

copy title

Setibanya di RS Bhayangkara, ketiga korban langsung menjalani otopsi selama 10 jam. Otopsi dimulai pada Selasa (18/3/2025) pukul 02.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Berlangsung maraton oleh dua dokter forensik.

Hasil otopsi pada jasad Lusiyanto ditemukan lubang bekas peluru dari arah depan di dada bagian kanan. Selanjutnya, pada jasad Petrus, ada lubang bekas peluru dari arah depan, persis di mata sebelah kiri. Saat dilakukan otopsi, proyektil peluru ditemukan di bagian tempurung anggota polisi tersebut. Sementara pada jasad Ghalib terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri di bibir menembus rongga mulut. Tim temukan proyektil peluru berada di tempurung kepala belakang dan tenggorokan.

”Ketiga hal tersebut yang menyebabkan kematian dari anggota terbaik kami yang gugur saat melaksanakan tugas,” kata Ajun Komisaris Besar Legowo, Vice Commander Disaster Victim Identification atau DVI Kepolisian Daerah Lampung.

Jasad anggota polisi yang tewas ditembak saat menggerebek sabung ayam dibawa ke dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung di Bandar Lampung, pada Selasa (18/3/2025) dini hari.

Kompas/Vina Oktavia
Jasad anggota polisi yang tewas ditembak saat menggerebek sabung ayam dibawa ke dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung di Bandar Lampung, pada Selasa (18/3/2025) dini hari.

Terhadap ketiganya, Kepala Polri memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Sebab, mereka gugur dalam melaksanakan tugas. Pangkat ketiganya pun naik. Iptu Lusiyanto mendapatkan kenaikan pangkat menjadi ajun komisaris anumerta, Bripka Petrus Apriyanto menjadi aipda anumerta. Sedangkan Bripda Ghalib Surya Ganta, menjadi briptu anumerta.

Jenazah ketiganya juga dilepas dengan cara kedinasan dan selanjutnya diantar ke rumah duka.

Benarkah dua anggota TNI merupakan pelaku penembakan ketiga polisi?

copy title

Hingga kini, tim dari Polri dan TNI masih menyelidiki bersama kasus penembakan tersebut. Kepala Polda Lampung Inspektur Jenderal (Pol) Helmy Santika dan Komandan Korem 043/Garuda Hitam Brigadir Jenderal TNI Rikas Hidayatullah mengatakan ada tim gabungan pencari fakta dan identifikasi pelaku penembakan. Nantinya, hasil investigasi akan disampaikan dengan transparan.

Yang pasti, dua anggota TNI telah menyerahkan diri. Mereka adalah Kopka Basar dan Peltu Lubis, anggota Pos Rayon Militer Negara Batin yang berada di wilayah Kodim Way Kanan. Keduanya kini menjalani pemeriksaan mendalam di Denpom II/3 Lampung.

”Mereka menyerahkan diri pada Senin malam saat dijemput tim gabungan dari kodim, korem, dan polisi militer. Setelah itu, mereka langsung dibawa ke Denpom Lampung untuk pendalaman lebih lanjut,” ujar Kepala Penerangan Kodam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar.

Eko menyebut keterlibatan dua anggota TNI itu masih berstatus dugaan. Pihaknya menunggu hasil investigasi apakah kedua anggota TNI bersangkutan berstatus pemilik ataupun pengelola judi sabung ayam di lokasi kejadian. Tim juga menelusuri siapa persisnya yang menembak tiga polisi di lokasi kejadian.

Hal itu akan melalui pembuktian sejumlah komponen, antara lain senjata apa yang digunakan. ”Apakah anggota TNI bersangkutan pelaku penembakan itu atau ada orang lain yang menggunakan senjata untuk menembak korban, itu masih dalam proses investigasi,” kata Eko.

Bagaimana semestinya langkah hukum bagi para pelaku?

copy title

Kasus ini didorong agar berproses dengan mekanisme hukum pidana di peradilan umum, bukan peradilan militer. Sebab, jika benar pelakunya adalah dua anggota TNI, perbuatan mereka tidak terkait dengan kemiliteran. ”Sebagaimana ketentuan Undang-Undang TNI yang memandatkan bahwa anggota TNI yang melakukan tindak pidana umum harus diproses dalam kerangka pidana umum,” kata Hendardi, Ketua Dewan Nasional Setara Institute.

Menurut Hendardi, negara mesti hadir untuk menegakkan supremasi hukum sesuai peraturan perundang-undangan. Hal ini mutlak diperlukan karena selama ini anggota TNI tidak mau tunduk pada peradilan umum sehingga peristiwa serupa berulang kembali. Sementara, kehadiran negara dalam konflik antara prajurit TNI dan polisi hanya bersifat simbolis dan elitis atau hanya artifisial dengan jargon ”Sinergitas TNI-Polri”.

Isak tangis keluarga Kepala Polsek Negara Batin Inspektur Satu Lusiyanto pecah saat tiba di Instalasi Forensik RS Bhayangkara, Bandar Lampung, pada Selasa (18/3/2025). Lusiyanto adalah sa;ah satu korban tewas tertembak saat anggota polisi menggerebek sabung ayam di Way Kanan.

KOMPAS/VINA OKTAVIA
Isak tangis keluarga Kepala Polsek Negara Batin Inspektur Satu Lusiyanto pecah saat tiba di Instalasi Forensik RS Bhayangkara, Bandar Lampung, pada Selasa (18/3/2025). Lusiyanto adalah sa;ah satu korban tewas tertembak saat anggota polisi menggerebek sabung ayam di Way Kanan.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Rikwanto meminta adanya transparansi dalam menangani kasus ini. Siapa pun pelaku penembakan harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Rikwanto juga berharap kasus ini menjadi pembelajaran terkait tugas polisi yang berat. Di sisi lain, oknum yang tidak melaksanakan tugas dengan baik, harus ditindak tegas.

”Siapa pun itu, apabila itu oknum TNI, harus tegas, jangan ragu-ragu untuk menindak siapa pun yang bersalah. Mereka (korban penembakan) juga harus dimuliakan. Tiap hari, tiap saat, penuh dengan tantangan dan ancaman,” tuturnya.

Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, juga mendesak agar para pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya. ”Ini adalah perbuatan yang sangat tercela. Pelakunya harus dihukum seberat-beratnya agar menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama aparat, agar tidak terlibat melawan hukum,” kata Hasanuddin.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow