Enam Tahun Diselidiki, Kematian Mahasiswi Akbid di Lebak Masih Misterius
Dugaan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Latansa Masahiro Rangkasbitung, Ayu Oktaviani pada 2017 lalu masih misterius. Keluarga korban kecewa karena penanganan kasus itu belum menunjukkan kemajuan meskipun sudah diselidiki sejak enam tahun lalu.
Merdeka.com - Dugaan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Latansa Masahiro Rangkasbitung, Ayu Oktaviani pada 2017 lalu masih misterius. Keluarga korban kecewa karena penanganan kasus itu belum menunjukkan kemajuan meskipun sudah diselidiki sejak enam tahun lalu.
"Orang tua korban meminta keadilan atas dugaan pembunuhan terhadap putrinya yang sampai saat ini kasusnya belum juga terungkap," ujar kuasa hukum keluarga korban, Yayan Sumaryono, Senin (5/6).
Yanyan yang baru menjadi kuasa hukum keluarga korban pada 2 Juni 2023 ini mengungkapkan sejumlah penyidik dari Polres Lebak sempat mendatangi rumah korban. Namun belum ada kejelasan terkait progres penyelidikan kasus itu.
"Saya tanyakan kemarin, pernah adakah polisi ke sini? Ada, Pak Kapolres ketika ganti Pak Dani," ujarnya.
Yayan mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan oleh penyidik (SP2HP). "Saya pun kemarin saya coba cek-cek ke kuasa hukum yang dulu, mereka nggak pernah dikasih katanya SP2HP saja nggak pernah dikasih," katanya.
2 dari 2 halaman
Pihak keluarga menuntut keadilan dan informasi sampai di mana penanganan perkara itu. Mereka memohon kepada penegak hukum untuk memberikan keadilan dan mengungkap kasus, karena penyelidikannya sudah terlalu lama, yaitu 6 tahun.
"Klien kami ingin ada informasi sampai mana proses penegakan hukum terhadap kasus anaknya, yang diduga kuat jadi korban pembunuhan," jelas Yayan.
Yuyun (47), ibu korban mengaku bingung harus mengadu ke mana agar kasus kematian anaknya mendapat titik terang. "Sebenarnya saya harus ngomong sama siapa, saya harus minta bantuan sama siapa?" tanyanya.
Yuyun juga mengaku dirinya meyakini bahwa anaknya menjadi korban pembunuhan. Bahkan dirinya pernah dilihatkan hasil autopsi jenazah putrinya dari salah seorang anggota polisi.
"Ya engga emang engga gitu kan, saya mah yakin dari autopsi itu kan saya baca sendiri ada bekas cekikan di leher kan sampai tulang lidahnya putus kan, ini juga ada bekas pukulan lah yang saya baca. Tapi katanya sidik jari tidak ditemukan, itu kata polisi itu," ungkapnya.
Yuyun mengaskan dirinya akan terus berusaha agar kasus kematian anaknya terungkap. "Kok ga ada kabar sama sekali, itu kan manusia, bukan binatang, apa karena saya orang miskin cukup segini doang. Saya mah pengen ke ungkap sampai kapan pun," katanya.
Diketahui, Ayu Oktaviani (19), mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) La Tansa Mashiro semester IV ditemukan mengambang di Sungai Ciujung, Jumat (24/3/2017) sekira pukul 09.00 WIB. Jasad korban ditemukan di aliran sungai wilayah Kampung Batu Rambang, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.
Baca juga:
Peristiwa 5 Juni 1960: Kasus Pembunuhan Misterius di Danau Bodom
Polisi Limpahkan Berkas Perkara Istri Otaki Pembunuhan Suami ke Jaksa
Pembunuhan Pemandu Lagu Karaoke, Pelaku: Nyesel Banget
Penganiaya Pemandu Karaoke hingga Tewas di Batang Ditangkap
Tolak Ajakan Nikah dan Minta Putus, Pemandu Karaoke di Batang Tewas Dianiaya Pacar
What's Your Reaction?