Gagal Studi Magang ke Australia, Peserta BG Academy Tuntut Pengembalian Dana -
Barometerbali.com | Badung – Sejumlah peserta program studi ke Australia di LPK Brightly Global (BG)


Barometerbali.com | Badung – Sejumlah peserta program studi ke Australia di LPK Brightly Global (BG) Academy mendatangi kampus di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, pada Sabtu (5/4/2025). Mereka menuntut kejelasan dan pengembalian dana setelah program yang dijanjikan tidak berjalan sesuai kesepakatan.
Para peserta, yang tergabung dalam Batch 3, awalnya dijanjikan dapat melanjutkan studi di Russell College, Melbourne, Australia, melalui visa pelajar (student visa) yang diklaim memiliki peluang lolos hingga 99%. Namun, setelah membayar puluhan juta rupiah, mereka justru menemui berbagai kendala.
Janji Manis yang Berujung Kekecewaan
Salah satu peserta, I Wayan Duta Kirana Lamben (21), mengungkapkan bahwa program ini awalnya terlihat menjanjikan. Mereka diwajibkan mengikuti On the Job Training (OJT) selama 2,5 bulan sebagai syarat pengajuan visa. Namun, OJT mendadak dibatalkan tanpa alasan jelas, membuat peserta semakin ragu akan kelangsungan program.
“Kami awalnya percaya karena dijanjikan bahwa jika dokumen lengkap, pasti lolos. Tapi ternyata banyak kakak kelas kami dari batch sebelumnya yang visanya ditolak, dan informasi ini ditutup-tutupi,” tegas Duta.
Kekecewaan juga datang dari Ni Kadek Ayu Priska Dewi (21), yang mempertanyakan transparansi keuangan. Ia dan peserta lain telah mentransfer Rp45 juta untuk Certificate of Enrollment (COE), tetapi tidak mendapatkan bukti pembayaran resmi dari kampus di Australia. “Kami tidak tahu apakah dana benar-benar dikirim atau tidak,” tegasnya.
Selain itu, peserta menilai kualitas pelatihan Food & Beverage (F&B) di BG Academy tidak sebanding dengan biaya Rp22,5 juta yang telah mereka bayarkan.
Orang Tua Peserta Ikut Angkat Suara
Beberapa orang tua yang turut hadir dalam pertemuan ini juga menyuarakan kekecewaan mereka. I Wayan Sudina, ayah dari Duta dan I Gusti Ngurah Suprabu, ayah dari I Gusti Ayu Mitha Pradnyani merasa tertipu karena informasi awal tidak disampaikan secara utuh. “Kalau dari awal saya tahu tidak ada jaminan visa granted, saya tidak akan mengikutkan anak saya,” ujar Sudina dengan nada kecewa.
“Sebagai orang tua sebagian besar berusaha meminjam uang sana-sini agar anaknya bisa kuliah di sini selanjutnya berangkat magang dan bekerja part timer di Australia tapi akhirnya gagal. Kami ingin komitmen dari pihak kampus mengembalikan dana yang sudah disetorkan sebelumnya,” sambung Ngurah Suprabu.
BG Academy Akui Miskomunikasi
Menanggapi protes ini, CEO BG Academy, Tjok Tuty Ismayanthi, mengakui adanya kesalahan komunikasi yang disebabkan oleh mantan Direktur Hospitality & Cruiseline BG Academy, Nengah Kurniawan, yang telah mengundurkan diri pada 21 Maret 2025.
“Kami meminta maaf atas miskomunikasi ini. Sejak awal, tidak ada jaminan bahwa visa pasti granted 99%. Namun, ada hak-hak peserta yang bisa dikembalikan sesuai SOP jika visa tidak disetujui,” jelas Tjok Tuty didampingi Direktur Operasional Medical Brightly Global Academy Dewa Putra Wiadnya, dan Manajer Akademik Brightly Global Academy Dewa Gede Yadnya Saputra.
BG Academy berjanji untuk menindaklanjuti pengembalian dana bagi peserta yang membatalkan keikutsertaan mereka. “Kami menargetkan proses refund selesai paling lambat akhir April 2025,” pungkas Tjok Tuty. (rah)
What's Your Reaction?






