Ilmuwan Umumkan Kedatangan El Nino, Siap-siap Bumi Makin Panas
Setelah berbulan-bulan diantisipasi, peristiwa pemanasan laut yang dikenal sebagai El Niño secara resmi terjadi dan diperkirakan dapat berlangsung hingga 2024.
Setelah berbulan-bulan diantisipasi, peristiwa pemanasan laut yang dikenal sebagai El Niño secara resmi terjadi dan diperkirakan dapat berlangsung hingga 2024. Pengumuman ini disampaikan para ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengumumkan pada Kamis (8/6).
Peristiwa El Niño biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun dan ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata di sekitar ekuator di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Namun peristiwa tersebut dapat dirasakan secara global.
"Tergantung pada kekuatannya, El Niño dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko hujan lebat dan kekeringan di lokasi tertentu di seluruh dunia," kata Michelle L'Heureux , seorang ilmuwan di Pusat Prediksi Iklim NOAA, dikutip dari Live Science.
"El Niño dapat menyebabkan rekor baru untuk suhu, terutama di daerah yang sudah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Niño," tambahnya.
Para ahli telah menduga kedatangan El Niño tahun ini selama beberapa waktu. Satelit NASA melihat tanda awal El Niño terbentuk pada bulan Maret dan April, ketika air hangat di Samudra Pasifik bergerak ke arah timur menuju pantai barat Amerika Selatan.
Bulan lalu, Organisasi Meteorologi Dunia WMO mengatakan bahwa ada kemungkinan 60% peristiwa pemanasan akan terjadi antara Mei dan Juli dan kemungkinannya akan meningkat setiap bulan.
NOAA kemudian merilis prediksinya sendiri, yang meramalkan bahwa peristiwa El Niño hampir pasti terjadi tahun ini dan itu bisa menjadi peristiwa besar. Lembaga tersebut menambahkan bahwa ada kemungkinan 90% bahwa kondisi tersebut dapat bertahan hingga tahun 2024.Para ilmuwan sekarang memperkirakan kondisi 'sedang' hingga 'kuat' yang berlangsung hingga musim gugur dan musim dingin di Belahan Bumi Utara.
Biasanya, peristiwa El Niño sedang hingga kuat terutama memengaruhi cuaca AS di musim dingin, membawa kondisi yang lebih basah dari rata-rata dari California Selatan ke Pantai Teluk dan kondisi yang lebih kering dari rata-rata di Pasifik Barat Laut dan Lembah Ohio. Peristiwa tahun ini menunjukkan suhu yang lebih hangat dari biasanya di bagian utara negara itu.
El Niño juga menyebabkan kemungkinan terjadinya badai, biasanya membantu menekan aktivitas badai di Atlantik dan meningkatkannya di cekungan Pasifik tengah dan timur. Peristiwa El Niño terakhir terjadi antara Februari dan Agustus 2019, namun dampaknya relatif lemah.
"Suhu udara rata-rata cenderung lebih tinggi pada tahun-tahun El Niño dibandingkan tahun-tahun lainnya, dengan konsekuensi yang luas bagi pola cuaca global. Kondisi ini diperparah oleh efek perubahan iklim, yang dapat memperburuk atau mengurangi efek tertentu dari El Niño," kata L'Heureux.
Munculnya El Niño tahun ini dapat meningkatkan suhu global ke wilayah yang belum dipetakan dan berkontribusi terhadap pemanasan global melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius dalam lima tahun ke depan, yang akan menyebabkan bencana dan kerusakan iklim yang tidak dapat diubah.
Simak Video "BMKG Ingatkan Potensi Fenomena El Nino Landa Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)
What's Your Reaction?