Ini 3 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Waisak, Apa Saja?
Hari Raya Tri Suci Waisak merupakan salah satu peringatan penting dalam agama Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.


Peringatan ini bukan sekadar acara seremonial semata, melainkan juga wujud keyakinan dan bakti umat kepada Sakyamuni Buddha, sang pendiri ajaran Buddha. Melalui peringatan ini, umat Buddha diajak untuk mengenang dan merenungkan tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha yang menjadi fondasi utama ajaran Buddha.
Tiga Peristiwa Penting dalam Sejarah Waisak
1. Kelahiran Pangeran Sidharta
Pangeran Sidharta adalah Putra dari seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva (Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertinggi). Beliau Lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 sebelum Masehi.2. Pencapaian Penerangan Sempurna
Pangeran Sidharta tidak pernah keluar dari istana, pada usia 29 tahun beliau pergi meninggalkan istana dan pergi menuju hutan untuk mencari Kebebasan dari Usia Tua, Sakit dan Mati. Kemudian pada saat Purnama Sidhi di bulan Waisak, Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan mendapat gelar SANG BUDDHA.3. Pencapaian Parinibbana
Ketika usia 80 tahun, SANG BUDDHA Wafat atau Parinibbana di Kusinara. Semua makhluk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dan begitu juga para Anggota Sangha, mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha Waisak sebagai sebuah hari raya Agama Buddha bisa memberikan contoh yang positif kepada setiap orang.Contoh positif yang diteladani adalah pengembangan cinta kasih kepada setiap makhluk hidup. Wujudnya bisa berupa berdana membantu mereka yang membutuhkan mendonorkan darah, menjaga lingkungan sekitar dengan hidup sederhana atau perbuatanperbuatan baik lainnya.
Mengutip laman walubi.or.id, akhirnya satu harapan besar dari Hari Waisak tersebut adalah bahwa setiap manusia diharapkan dapat merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta kasih tanpa kebencian, seperti yang tertulis di dalam Dhammapada.
Perayaan Hari Waisak di Indonesia secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Makna dan Nilai yang Dipetik dari Waisak
Peringatan Tri Suci Waisak bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga menjadi momentum refleksi dan aktualisasi ajaran luhur Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Kesempurnaan yang dicapai oleh Buddha melalui latihan moralitas, kebijaksanaan, dan konsentrasi yang benar menjadi teladan bagi umat Buddha untuk mengembangkan fondasi mental yang kuat.Fondasi ini sangat penting untuk mewujudkan kerukunan, toleransi, dan kepedulian sosial di tengah masyarakat yang majemuk. Selain itu, peringatan Waisak juga berfungsi sebagai sarana penguatan keyakinan umat Buddha terhadap Tri Ratna, yaitu Buddha (Sang Guru), Dhamma (ajaran), dan Sangha (komunitas umat Buddha).
Tri Suci Waisak mengandung makna yang sangat luas dan mendalam, terutama dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bahagia dan harmonis. Ajaran Buddha mengajarkan pentingnya memiliki kesejukan rasa, toleransi, pengertian, dan penerimaan terhadap sesama, dengan mengutamakan nilai-nilai non-sektarian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
What's Your Reaction?






