Ini Besaran Santunan untuk Keluarga Korban Bentrok Dua Suku di Papua
Dua orang meninggal dan tujuh rumah warga dibakar dalam peristiwa bentrokan dua suku di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. Para keluarga korban mendapat santunan dari Bupati Nabire Mesak Magai dan Bupati Paniai Meky Nawipa.
Merdeka.com - Dua orang meninggal dan tujuh rumah warga dibakar dalam peristiwa bentrokan dua suku di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. Para keluarga korban mendapat santunan dari Bupati Nabire Mesak Magai dan Bupati Paniai Meky Nawipa.
Penyerahan bantuan dilakukan setelah upaya mediasi yang dilakukan aparat keamanan bersama pemerintah daerah kepada warga di sana. Santunan dari Bupati Nabire sebesar Rp200.000.000, sedangkan dari Bupati Paniai sebesar Rp100.000.000.
Konflik tersebut dipicu pencabutan plang tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, Senin (5/6) sekitar Pukul 12.00 WIT. Kedua suku yang bertikai yaitu Dani dan Mee.
Terkait upaya mediasi, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo membenarkan pertemuan pemerintah daerah dan aparat keamanan serta masyarakat guna mencari solusi penyelesaian konflik.
"Dalam pertemuan itu, ada dua bupati yakni Bupati Nabire Mesak Magai dan Bupati Paniai Meky Nawipa," kata Ignatius Benny Ady Prabowo, Jumat (9/6).
2 dari 3 halaman
Selain para bupati, sebut Ignatius, ada juga Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, Dandim 1705 Nabire Letkol Inf Donni Firmansyah, Sekda Pemkab Nabire Pieter Erari, serta tokoh masyarakat suku Mee Mapia Oskar Magai.
"Kami Forkompinda Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meinggalnya dua korban dari masyarakat suku Mee. Sehingga tujuan dari kami mengadakan pertemuan ini (memediasi) untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire," ujar Benny mengutip perkataan Mesak Magai.
Lebih lanjut, kata Benny, Bupati Nabite tidak ingin kembali ada korban maupun hal-hal yang tidak diinginkan seperti pembakaran rumah warga.
"Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan, sehingga warga dapat kembali beraktivitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan," ucapnya.
3 dari 3 halaman
I Ketut Suarnaya melaporkan bahwa pada Rabu (7/6) sekitar Pukul 22.45 WIT, telah terjadi pembakaran rumah warga dan dari data sementara personel di lapangan bahwa di KM 80 sebanyak enam rumah dan KM 64 sebanyak satu rumah yang merupakan rangkaian usai konflik dua suku.
"Sampai saat ini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pascakonflik yang terjadi di Kabupaten Nabire, karena belum adanya korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat yang dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat," ucapnya.
Kapolres Nabire mengimbau kepada masyarakat yang hadir dalam pertemuan itu agar masalah harus diselesaikan dengan baik dan aman. Semua juga wajib menjaga situasi Kamtibmas di Kabupaten Nabire tetap kondusif.
"Kami juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok, untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga rasa kedamaian yang kita harapkan bersama dapat kita ciptakan di Kabupaten Nabire serta aktifitas dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah," pungkasnya.
[cob]What's Your Reaction?