Kaleidoskop Peristiwa di Malang Raya Selama 2023
Dari kerusuhan Arek Malang hingga kebakaran Bromo
Malang, IDN Times - Tak terasa 2023 akan berlalu dalam beberapa hari ke depan, begitu banyak kejadian yang menggemparkan Indonesia di wilayah Malang Raya dan sekitarnya. Mulai dari kerusuhan Aremania di Kantor Arema FC hingga jatuhnya pesawat milik TNI.
IDN Times pun merangkum kejadian-kejadian yang terjadi di wilayah Malang Raya dan sekitar selama 2023. Berikut kaleidoskop kejadian di Malang Raya dan sekitarnya sepanjang 2023.
1. Aksi Arek Malang yang berakhir ricuh di Kantor Arema FC
Aksi demonstrasi yang digagas oleh kelompok Arek Malang Bersikap pada Minggu (29/01/2023) pukul 11.30 WIB berakhir ricuh. Hasilnya kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 42, Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang dihancurkan hingga mengalami kerusakan yang cukup parah. Ratusan massa aksi yang memakai pakaian hitam-hitam dan menggunakan masker ini melempar batu hingga batako ke arah Kandang Singa (julukan kantor Arema FC) yang menjadi satu dengan official store Arema FC. Massa juga melemparkan petasan atau flare disertai cat berwarna hijau.
Official store Singo Edan mengalami kerusakan cukup parah dimana sejumlah kaca pecah. Merchandise Singo Edan juga banyak yang rusak akibat terkena lemparan batu dan serpihan kaca. Kericuhan semakin mencekam kala tim pengamanan dari manajemen Arema FC bentrok dengan massa Arek Malang Bersikap. Sejumlah tim pengamanan terlihat wajahnya bersimbah darah karena dihajar dan dipukuli menggunakan kayu dan batu.
Beberapa kali tim pengamanan melakukan serangan balasan. Namun, banyaknya massa yang berdemo membuatnya kembali dipukul mundur. Polisi yang datang juga tidak mampu berbuat banyak hingga massa membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB.
Karena kejadian ini, sebanyak 8 orang dijadikan tersangka. Mereka diantaranya Muhammad Ferry Krisdianto (37), Fanda Hardianto alias Ambon (34), Andika Bagus (29), Adam Rizky (24), Muhammad Fauzi (24), Arion Cahya (29), Noval Maulana Isa Pratama (21), dan Cholid Aulia (20). PN Malang juga telah menjatuhkan vonis 9 bulan penjara pada mereka.
Baca Juga: Fakta Terbaru Kasus Bunuh Diri Sekeluarga di Malang
2. Polres Malang menghentikan Laporan Model B Tragedi Kanjuruhan
Polres Malang mengumumkan hasil 2 kali gelar perkara yang telah dilaksanakan untuk menindaklanjuti Laporan Polisi (LP) Model B Tragedi Kanjuruhan yang dilaksanakan pada Jumat (1/9/2023) dan Senin (4/9/2023). Hasil ini disampaikan oleh Kapolres Malang sendiri, AKBP Putu Kholis Aryana pada Jumat (8/9/2023) di Lobby Mapolres Malang. Ia menyampaikan jika Laporan Model B yang diajukan oleh Devi Athok dan Rizal Putra Pratama tidak bisa dilanjutkan. Artinya perjuangan kedua keluarga korban Tragedi Kanjuruhan ini telah kandas.
Kholis menyampaikan jika sejak awal 2 LP Model B Tragedi Kanjuruhan telah menjadi atensi dari Polda Jawa Timur dan Mabes Polri. Oleh karena itu, pihaknya melakukan penanganan secara transparan dan senantiasa memberi ruang komunikasi yang memadai baik pada pelapor, pengacara, hingga awak media.
Mantan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok ini mengungkap bahwa pihaknya telah berupaya maksimal untuk memenuhi semua keinginan pelapor. Kholis dan pihak pengawas memastikan bahwa Kasatreskrim Polres Malang dan para penyidik telah bekerja maksimal sesuai prosedur. Namun mereka belum bisa menemukan pelanggaran Pasal 338 KUHP dan Pasal 340 KUHP pada Tragedi Kanjuruhan.
"Yang keempat tanpa mengurangi rasa simpati dan hormat kepada para pelapor. Saya sampaikan hasil gelar perkara bahwa penerapan pasal yang diminta pelapor, yaitu pasal pembunuhan dan pembunuhan berencana, tidak dapat terpenuhi unsurnya," terangnya saat konferensi pers.
Kholis menyampaikan jika pihaknya belum bisa menemukan bukti-bukti yang bisa membuktikan Pasal 380 KUHP tentang Pembunuhan atau Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Alasan inilah yang membuat LP Model B kini harus kandas dan tidak bisa dilanjutkan ke tahap penyidikan.
"Tidak ada bukti-bukti yang bisa mengarah ke pengenaan unsur pembunuhan dan pembunuhan berencana. Sesuai dengan Pasal 380 KUHP dan Pasal 340 KUHP dalam laporan tersebut," tegasnya.
3. Satu tahun Tragedi Kanjuruhan, massa membakar rumput Stadion Kanjuruhan
Peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan yang dilaksanakan pada Minggu (1/10/2023) malam berakhir kurang kondusif. Pasalnya peringatan yang dilaksanakan dengan melaksanakan doa bersama dan menyalakan lilin ini berakhir dengan terbakarnya rumput lapangan Stadion Kanjuruhan.
Untungnya, personil dari BPBD Kabupaten Malang dan Damkar Kabupaten Malang langsung terjun ke tempat kejadian. Sehingga api tidak menjalar ke area bangunan stadion sehingga menyebabkan kerugian lebih banyak.
Saksi mata kejadian, Dion (30) menceritakan jika awalnya peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan berjalan kondusif. Doa bersama dilaksanakan sekitar pukul 18.00 WIB dan 21.00 WIB. Selain itu, doa bersama juga diikuti menyalakan lilin sebagai tanda duka.
"Tapi sekitar pukul 21.45 WIB beberapa orang tiba-tiba masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan. Posisi mereka juga masih membawa lilin," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (2/10/2023).
Dion lalu mengungkap jika tiba-tiba ada satu orang yang melempar lilin yang masih menyala ke atas lapangan, sehingga menyebabkan api membesar. Langkah ini kemudian diikuti oleh beberapa orang lainnya, sehingga menyebabkan api kian bertambah. Kondisi lapangan yang terdapat beberapa tumpukan rumput kering membuat api mudah tersulut.
"Tiga puluh menit kemudian datang Damkar (Pemadam Kebakaran) ke lokasi. Massa yang awalnya masih berkumpul di dalam stadion kemudian diminta keluar dari stadion," ucapnya.
Anggota TRC Badan Penanggulangan Bencananya Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Saryanto menceritakan jika massa yang sebagian besar memakai baju hitam memaksa masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan. Mereka masuk dengan cara merusak pagar proyek renovasi Stadion Kanjuruhan yang sudah dipasang melingkar agar tidak ada orang yang boleh masuk.
"Banyak sekali (orang) sambil nyanyi-nyanyi di tribun VIP. Mereka kemudian bakar rumput yang ada di dalam Kanjuruhan," bebernya.
Saryanto mengatakan jika api benar-benar bisa dipadamkan pada pukul 23.00 WIB. Kemudian dilakukan pembasahan untuk memastikan api benar-benar padam.
4. Dua pesawat Super Tucano milik Lanud Abdulrahman Saleh terjatuh di wilayah Gunung Bromo
TNI Angkatan Udara (AU) mengumumkan jika terdapat 4 korban meninggal dunia dalam tragedi kecelakaan pesawat Super Tucano di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama Agung Sasongkojati.
"Bahwa pada siang ini TNI AU kehilangan 2 pesawat tempur Super Tucano dangan 4 krunya. Keempatnya tergabung dalam Skuadron 21 yang mengalami lost contact pada pukul 11.18 WIB," terangnya saat melakukan konferensi pers di Gedung Cakrawala Lanud Abdulrahman Saleh Malang pada Kamis (16/11/2023).
Dari keempat korban, 3 orang telah ditemukan dalam keadaan tewas. Mereka adalah Mayor Penerbang Yuda Seta, Kolonel Administrasi Widiono, dan Kolonel Penerbang Subhan. Sementara 1 korban yang belum ditemukan adalah Letkol Penerbang Sandhra Gunawan.
"Pada pesawat TT-3111 Letkol Sandhra berada di depan dan Kolonel Widiono di belakang. Sementara pada pesawat TT-3103 Mayor Yuda ada di depan dan Kolonel Subhan ada di belakang," jelasnya.
Agung menjelaskan jika awalnya pesawat ini terbang berempat dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang pada pukul 10.50 WIB. 4 pesawat yang membawa 8 orang ini akan melakukan latihan formasi melalui Area Alpha, Bravo, Charlie, dan Delta. Namun, 2 pesawat TT-3111 dan TT-3103 kehilangan contact.
"Cuaca kurang baik, keempat pesawat melepas diri, tapi kehilangan cintact pada pesawat nomor 1 dan nomor 2. Sementara pesawat lain berusaha naik ke atas awan, dicontact juga tidak bisa dihubungi, tapi beberapa saat kemudian mendarat di lanud," jelasnya.
Kemudian Lanud Abdulrahman Saleh mendapat informasi ada 2 pesawat mereka yang jatuh di wilayah Desa Keduwung. Mereka memastikan jika keduanya adalah Pesawat Super Tucano milik mereka.
"Ada 4 jenazah ditemukan yaitu mayor Yuda Seta, Kolonel Subhan, Kolonel Widiani, dan Letkol Sandhra Gunawan. Dan para jenazah sudah dibawa dengan ambulans. Sementara Letkol Sandhra belum ditemuka, Angkatan Udara akan melakukan segalanya untuk mencari korban," bebernya.
Baca Juga: Kaleidoskop Esports Indonesia 2023, Jadi Tahun Milik ONIC
5. Satu keluarga di Malang melakukan bunuh diri di dalam satu kamar
Warga Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang digegerkan dengan penemuan jenazah 1 keluarga dalam 1 kamar. Para korban adalah suami istri bernama WE (44) dan S (40), serta satu anak perempuan berinisial ARE (12).
Ketiganya ditemukan tewas dalam satu kamar karena melakukan bunuh diri. Tapi satu anak yang juga kembaran ARE yaitu anak perempuan berinisial AKE ditemukan masih hidup di kamar lain.
Ketua RT setempat, Iswahyudi menceritakan jika ia mengatakan kejadian ini terjadi pada Selasa (12/12/2023) pukul 08.15 WIB. Warga mendengar teriakan WE dari dalam rumah. Warga kemudian mendatangi rumah yang telah dikontrak ketiganya selama 7 tahun ini.
"Warga mendengar teriakan bapaknya dari kamar belakang. Saat akan dibuka, kondisi rumah dalam terkunci. Jadi warga langsung mendobrak rumah untuk melihat kondisi satu keluarga ini," terangnya.
Saat masuk ke dalam kamar WE di belakang, warga dikagetkan dengan sudah banyak darah tergenang di lantai. WE ditemukan dalam kondisi sekarat dengan luka sayatan di pergelangan tangan kiri sebanyak 4 sayatan, yang mana ada 3 sayatan kecil dan 1 sayatan besar. Sementara Sulikah dan R ditemukan sudah terbaring di atas kasur dengan mulut berbusa.
"Si bapak sudah sempat dilarikan ke rumah sakit RSAU (dr Munir) Lanud Abdulrahman Saleh. Meninggal jam 08.30 WIB karena luka sayatan kehilangan banyak darah," bebernya.
Ia juga mengatakan kalau di dalam kamar Wahab, ditemukan sebilah pisau dapur sepanjang 25 sentimeter. Begitu juga satu gelas yang sudah tidak ada isinya.
6. Mantan mahasiswa UB melakukan bunuh diri dengan melompat di Gedung Filkom UB
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya (UB) digegerkan dengan sesosok perempuan yang jatuh dari lantai 12 gedung Filkom. Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (14/12/2023) pagi.
Diketahui jika korban ada LST (24) warga Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Dia adalah mantan mahasiswa MIPA UB yang masuk pada 2018 dan keluar karena sakit pada 2019.
Mahasiswa Filkom UB, Ridho Abdillah menceritakan jika saat kejadian ia sedang melaksanakan ujian di gedung Filkom UB. Kemudian pada pukul 10.30 WIB tiba-tiba ada suara benda jatuh dari lantai atas.
"Saya saat itu ujian di lantai 4, kemudian tiba-tiba ada suara jatuh. Kita kira itu suara pot jatuh, soalnya sudah biasa seperti itu," terangnya.
Namun, alangkah kagetnya Ridho saat mengetahui jika yang jatuh adalah sesosok perempuan. Dari informasi yang ia kumpulkan, diduga perempuan tersebut adalah mahasiswa UB, tapi belum diketahui ia dari fakultas mana.
Ridho menceritakan jika korban yang jatuh dari lantai 12 gedung Filkom UB tapi tidak mendarat di lantai dasar gedung tersebut. Ia diketahui mendarat di lantai 4 yang memiliki rooftop.
"Infonya dia memakai kemeja merah jambu dengan celana jeans biru. Dia juga masih memakai tas tangan saat jatuh," bebernya.
Setelah kejadian ini, banyak polisi yang datang ke gedung Filkom UB untuk melakukan evakuasi. Lantai 4 gedung ini juga ditutup guna dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Untuk sementara, polisi menduga jika LST melakukan bunuh diri karena frustasi dengan penyakit yang mengancam hidupnya.
Baca Juga: KALEIDOSKOP: Rentetan Peristiwa Kekerasan Seksual Paling Disorot di 2023
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
What's Your Reaction?