Kenang Peristiwa Heroik 79 Tahun Silam, KAI Daop 8 Surabaya Suguhkan Teatrikal “Kereta Api Terakhir Surabaya” - Duta.co Berita Harian Terkini

SURABAYA | duta.co – Stasiun Surabaya Gubeng menjadi saksi sejarah perjuangan heroik warga Kota Surabaya pada November

Kenang Peristiwa Heroik 79 Tahun Silam, KAI Daop 8 Surabaya Suguhkan Teatrikal “Kereta Api Terakhir Surabaya” - Duta.co Berita Harian Terkini
Teatrikal “Kereta Api Terakhir Surabaya” di Stasiun Surabaya Gubeng.

SURABAYA | duta.co – Stasiun Surabaya Gubeng menjadi saksi sejarah perjuangan heroik warga Kota Surabaya pada November 1945. Untuk mengenang momen tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 8 Surabaya bersama komunitas Begandring Surabaya menggelar teatrikal “Kereta Api Terakhir Surabaya” di Stasiun Surabaya Gubeng sisi barat, Minggu (17/11).

Acara teatrikal ini melibatkan 100 anggota komunitas Begandring Surabaya serta 200 pekerja KAI Daop 8 Surabaya. Executive Vice President KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan dan patriotisme warga Surabaya, terutama kepada generasi muda saat ini.

“Teatrikal ini menggambarkan aksi penyelamatan sekitar 3.000 korban dan pasien dari Rumah Sakit Simpang ke luar Kota Surabaya menggunakan kereta api, menjadikan Stasiun Surabaya Gubeng sebagai titik awal keberangkatan,” ujar Wisnu.

Ia menambahkan bahwa reka ulang peristiwa bersejarah ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan sarana edukasi yang penuh nilai moral dan patriotisme. “Kereta Api Terakhir Surabaya adalah simbol keberanian, solidaritas, dan semangat perjuangan warga Surabaya dalam menghadapi situasi sulit dan penuh ketidakpastian,” jelasnya.

Peristiwa “Kereta Api Terakhir Surabaya” merupakan bagian dari upaya evakuasi besar-besaran selama pertempuran 10 November 1945. Dalam situasi darurat, 3.000 korban pertempuran dan pasien dari Rumah Sakit Simpang diangkut menggunakan kereta api menuju daerah yang lebih aman.

Evakuasi dilakukan selama tiga malam, dari 17 hingga 20 November 1945, di bawah ancaman tembakan mortir dan meriam pasukan Inggris. Dalam kegelapan malam, hanya diterangi nyala lilin, tandu-tandu berisi korban dipindahkan ke Stasiun Surabaya Gubeng. Kereta api revolusi silih berganti membawa mereka keluar dari kota yang tengah dilanda peperangan.

“Peristiwa heroik ini menggambarkan pengorbanan besar tenaga medis, pekerja kereta api, dan warga Surabaya dalam menyelamatkan nyawa di tengah situasi yang penuh risiko,” ungkap Wisnu.

Wisnu berharap teatrikal ini dapat menginspirasi generasi milenial dan Gen Z yang menjadi mayoritas pengguna kereta api saat ini. Dengan memahami sejarah, mereka dapat menghargai jasa para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa.

“Reka ulang ini adalah upaya kami untuk menjaga ingatan kolektif masyarakat akan peristiwa besar yang menjadi bagian dari identitas Kota Surabaya. Generasi muda harus terus mengenang dan mengambil pelajaran dari semangat perjuangan para pahlawan,” pungkasnya.

Acara teatrikal ini menjadi penanda penting dalam memperingati perjuangan bangsa Indonesia, sekaligus sebagai penghormatan kepada jasa besar Jawatan Kereta Api dan tenaga kesehatan yang telah berkontribusi dalam penyelamatan korban perang Surabaya.(gal)

Express Your Reaction

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow