Kondisi Mahasiswa Dikeroyok 6 Anggota Brimob: Rahang Retak, Takut Keluar Rumah
Angga Kurniawan (20) seorang mahasiswa di Jambi, terkulai lemas. Dia jadi korban pengeroyokan oleh enam orang anggota Brimob Polda Jambi. Akibatnya, rahang kiri Angga mengalami retak.
Merdeka.com - Angga Kurniawan (20) seorang mahasiswa di Jambi, terkulai lemas. Dia jadi korban pengeroyokan oleh enam orang anggota Brimob Polda Jambi. Akibatnya, rahang kiri Angga mengalami retak.
"Bagian rahang kami retak bang, itu dibuktikan dengan hasil ronsen di Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi. Saya diminta menjalani pemeriksaan kembali oleh dokter spesialis mulut," katanya, saat ditemui oleh merdeka.com pada Kamis (04/5) dirumahnya.
Angga menceritakan, bahwa retak di rahang kiri karena ditendang oleh anggota Brimob menggunakan sepatu PDL. Selain itu, ada barang yang hilang yaitu smartphone di lokasi tersebut.
"Kami bang, kesulitan untuk makan yang berat berat sehingga kami terpaksa memakan bubur," ujarnya.
Menurut dia, dari peristiwa yang terjadi membuat dirinya trauma. Karena masih terbayang-bayang diculik dan ada orang mengikuti.
"Ia masih trauma kalau keluar sendiri, takut diculik. Apalagi kalau malam-malam. Masih terbayang, sampai sekarang takut keluar," jelasnya.
2 dari 5 halaman
Sedangkan untuk saat ini, kata Angga, mengalami sakit kepala jika berdiri. Pusing serta masih terdapat bekas benjolan di bagian kepala.
"Sudah lebih membaik. Jalannya saja masih lemas. Kalau tiba-tiba berdiri, ya pusing dan langsung pejamkan mata. Masih terasa benjol-benjol sedikit kalau disentuh sakit masih,” imbuhnya.
Sementara itu, kakak Angga, Hardiyanti (27) menyampaikan, adiknya akan dilakukan ronsen ulang oleh dokter spesialis akan dilakukan hari Jumat (5/5) besok.
"Besok kan mau ronsen ulang lagi. Kata dokter sebelumnya patah rahang dan retak. Makanya mau diperiksa lagi sama dokter ahli mulut," jelasnya.
Menurut dia, sebenarnya Angga sudah menjalani ronsen di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, pemeriksaan itu hanya dilakukan di bagian kepala. Karena tidak puas, pihak keluarga langsung membawa Angga ke Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi untuk dilakukan ronsen ulang.
"Di rumah sakit polisi cuma ronsen batok kepala Angga. Namun keluhkan itu di sisi bagian rahang. Sehingga bapak merasa tidak puas karena Angga merasa sakit di rahang, sakit kalau menganga," ujarnya.
3 dari 5 halaman
Sedangkan untuk saat ini pihak keluarga kata Hardiyanti, fokus ke kesembuhan Angga dulu. "Kalau ada yang sangat fatal takut kami. Karena dari keluarga cemas masa depannya Angga bagaimana? Itu kan bisa terbawa seumur hidup," ujarnya dia.
Kemudian, dari pihak keluarga berharap proses hukum kasus ini terus berlanjut. Mereka tidak ingin aparat penegak hukum berbuat seenaknya kepada masyarakat.
"Berjalan sesuai hukum. Kalau tidak diproses takutnya aparat yang baru-baru ngelunjak semua. Jadi dikasih efek jera, jangan seenaknya dengan masyarakat kecil," tegasnya.
Dia bercerita, terdapat 6 polisi yang sudah mengaku telah mengeroyok Angga dan meminta maaf. "Kami maafkan, tetapi proses hukum terus berlanjut. Yang datang ke sini 6 orang. Mereka mengaku tapi tidak tahu siapa yang memijak Angga pakai sepatu pula," katanya.
Menurut dia, besok pihak Angga akan memberikan keterangan kepada Polresta Jambi. "Besok kan kami ke rumah sakit dulu setelah itu kami datang ke Polresta Jambi. Karena pihak Angga diminta keterangan dan disuruh ke sana bersama kawannya, kalau bisa," tutupnya.
4 dari 5 halaman
Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Jambi mendalami kasus pengeroyokan yang diduga dilakukan personel Brimob kepada mahasiswa bernama Angga Kurniawan (20), Kamis (29/4) lalu.
"Polda Jambi sangat menyesalkan kejadian tersebut. Terlebih lagi, ini melibatkan sejumlah oknum personel Brimob Polda Jambi," kata Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto, Rabu (3/5).
Mulia melanjutkan, para terduga pelaku saat ini sedang menjalani proses investigasi di internal Kepolisian.
"Laporannya memang sudah ada dan langsung merespons kejadian tersebut. Para personel sudah diambil tindakan berupa penempatan khusus dan proses investigasi," tegasnya.
5 dari 5 halaman
Kronologi
Angga menceritakan, awal keributan kejadian saat lebaran ketiga idul fitri, Senin (24/4). Ada orang yang tidak dikenal datang ke kosan milik pamannya yang berada di Jalan H Adam Malik, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
"Sepupu saya menanyakan ke pria tersebut mau cari apa bang dan 'jawab orang itu idak idak',"ujarnya.
Keributan terjadi antara Angga dengan pria tersebut sampai saling pukul. Namun dilerai oleh ayah korban dan pemilik kosan tersebut.
Keduanya sepakat untuk berdamai dan didampingi polisi dari Polsek Jelutung. Rupanya, pria yang ribut dengannya itu juga anggota polisi.
Setelah keributan, kedua pihak membuat surat perjanjian dan disaksikan oleh kepolisian dari Polsek Jelutung.
"Saya masih takut pak, kami takut diancam tapi kata polisi itu tidak. Kan sudah buat surat perjanjian," ujarnya.
[rnd]What's Your Reaction?