Kurun Waktu Satu Tahun, 29 Warga Gunungkidul Gantung Diri

Wonosari,(pidjar.com)– Kejadian gantung diri masih menjadi persoalan di Gunungkidul untuk diselesaikan. Jumlah kasus gantung diri sendiri pada tahun 2022 lalu tercatat mencapai 29 kasus atau kejadian. Sedangkan hingga Desember 2023 ini, Polres Gunungkidul mencatat ada 29 kejadian. Masih tingginya angka gantung diri ini tentunya harus menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera dilakukan penanganan khusus. Kapolres […]

Kurun Waktu Satu Tahun, 29 Warga Gunungkidul Gantung Diri
BDG

Wonosari,(pidjar.com)– Kejadian gantung diri masih menjadi persoalan di Gunungkidul untuk diselesaikan. Jumlah kasus gantung diri sendiri pada tahun 2022 lalu tercatat mencapai 29 kasus atau kejadian. Sedangkan hingga Desember 2023 ini, Polres Gunungkidul mencatat ada 29 kejadian. Masih tingginya angka gantung diri ini tentunya harus menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera dilakukan penanganan khusus.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Edy Bagus Sumantri mengatakan, terhitung dari awal Januari sampai dengan Desember ini tercatat ada 30 kasus bunuh diri yang dilakukan oleh warga Gunungkidul. Dimana 29 orang melakukan dengan gantung diri dan 1 orang melakukan bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke sumur.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, hampir masing-masing kapanewon di Gunungkidul terjadi aksi gantung diri. Hanya 4 kapanewon yang tidak ada temuan gantung diri, diantaranya di Kapanewon Paliyan, Kapanewon Saptosari, Kapanewon Tanjungsari, dan Kapanewon Rongkop. Sedangkan wilayah terbanyak kasus gantung diri diantaranya di Semanu dengan 4 kejadian gantung diri, Tepus 4 kejadian, Karangmojo 3 kejadian, dan Semin 3 kejadian.

Ia menjelaskan, berdasarkan analisa yang dilakukan dengan mengumpulkan beberapa keterangan pihak keluarga, faktor yang mendominasi gantung diri adalah depresi sakit menahun yang tidak sembuh. Sehingga mereka memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup mereka, namun beberapa juga ada yang berkaitan dengan permasalahan keluarga maupun ekonomi.

“Kalau untuk usia ya ada yang masih produktif dan ada yang sudah lanjut usia,” kata Kapolres Gunungkidul.

Masih banyaknya aksi gantung diri di Bumi Handayani tentunya menjadi perhatian baik dari Kepolisian, Pemerintah dan organisasi sosial lainnya. Polres Gunungkidul sendiri menggecarkan upaya sambang warga oleh masing-masing Bhabinkamtibmas maupun personel lain untuk mendatangi lansia-lansia yang tinggal sendiri dan berpotensi melakukan bunuh diri.

“Sambang warga ini yang kami lakukan sebagai bentuk pencegahan,” jelasnya.

“Kalau yang non gantung diri ada satu kejadian di wilayah Playen. Itu menceburkan diri di sumur,” terang AKBP Edy Bagus Sumantri.

Dalam kurun waktu satu dekade, kasus gantung diri memang masih tinggi. Bahkan pada 2021 silam menyentung angka 37 kejadian yang mana menjadi jumlah tertinggi selama peridoe satu dekade. Pencegahan harus dilakukan bersama-sama untuk mengurangi angka gantung diri.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, fenomena bunuh diri masih terus ditemukan di Gunungkidul. Adapun kejadian seperti ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan jiwa dan kelompok rentan. Pemerintah sendiri bersama dengan lembaga lain termasuk dengan kepolisian terus berupaya melakukan pencegahan, namun tentunya harus diimbangi dengan perhatian dan dukungan dari keluarva.

“Kuncinya ada di keluarga, lingkungan, dan pendukung lainnya,” kata Dewi Irawaty.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow