Maraknya Peristiwa Gandir di Kabupaten Sumba Timur, Bagaimana Menyikapinya?

Maraknya Kasus Gantung Diri (Gandir) yang terjadi di kabupaten Sumba Timur belakangan ramai diperbincangkan. Belum lama ini, seorang karyawati Toko Cinta

Maraknya Peristiwa Gandir di Kabupaten Sumba Timur, Bagaimana Menyikapinya?
image

Maraknya Kasus Gantung Diri (Gandir) yang terjadi di kabupaten Sumba Timur belakangan ramai diperbincangkan. Belum lama ini, seorang karyawati Toko Cinta Karya 2 ditemukan meninggal dunia paska gantung diri di kamar mandi.

Kasus tersebut bukanlah kasus pertama yang terjadi dikabupaten Sumba timur. Sebelumnya, kasus Gandir di Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Menurut Informasi  terdapat 10 orang  insiden Gandir di Kabupaten Sumba Timur, periode dari 2023-2024. Dengan fenomena kasus Gandir yang semakin banyak, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?

Dalam periode 2023 – 2024 terbaru, kondisi psikologis  yang sedang memasuki masa transisi menuju kedewasaan adalah masa-masa yang rawan. Sehingga, kesehatan mental mereka patut mendapatkan perhatian bersama. Ketika mereka sedang dalam kondisi yang tidak baik, ada peluang para kalangan muda mengambil keputusan buruk yang dianggap dapat menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. 

Situasi ini semakin menantang karena informasi tentang kesehatan mental kini sangat mudah diakses di internet. Hal ini bisa membuat banyak anak muda melakukan Self Diagnosis tentang kesehatan mental mereka. Padahal Self Diagnosis justru bisa berpengaruh pada kesehatan mental dengan menyebabkan seseorang mengalami kekhawatiran yang tidak perlu.

Menanggapi maraknya kasus bunuh diri di kalangan orang muda,dikabupaten Sumba Timur, penulis berpendapat bahwa masyarakat harus mengubah stigma bahwa konsultasi ke psikolog adalah hal buruk. Pemahaman yang baik tentang kesehatan mental, juga peran teman dan keluarga untuk memberikan dukungan ketika menghadapi masalah, atau sekadar memberikan rasa aman dan nyaman untuk bercerita, bisa menjadi langkah yang tepat untuk mencegah kasus ini terulang kembali.

Penulis : Indramayu Kalikit Moli, Petani di Desa Lai Hau, Kecamatan Lewa Tidahu, Kabupaten Sumba Timur.

Komentar

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow