Masjid Jin, Saksi Bisu Rasulullah Membaiat Bangsa Jin
Masjid Jin merupakan salah satu tempat bersejarah di Makkah yang letaknya tak jauh dari Masjidil Haram. ... ...
TIMESINDONESIA, MAKKAH – Masjid Jin merupakan salah satu tempat bersejarah di Makkah yang letaknya tak jauh dari Masjidil Haram. Tepatnya berada di Distrik Gazza dan termasuk menjadi ikon favorit jemaah haji untuk berkunjung. Bagi telinga jemaah Indonesia, nama Masjid Jin menjadi aneh terdengar.
Penamaan masjid ini tentu masih ada erat kaitannya dengan suatu peristiwa tentang bangsa jin dan dakwah Islamiyah.
Advertisement
Sesuai riwayat, di masjid ini Rasulullah SAW diperintahkan Allah SWT untuk memperdengarkan Alquran kepada para jin. Saat itu, rombongan jin berjumpa dengan Nabi Muhammad di An Nakhlah.
Ini terjadi dalam perjalanan pulang Rasulullah selepas berdakwah pada kaum Tsaqif di Thaif, para jin lalu meminta dibaiat dan disumpah oleh Nabi Muhammad SAW hingga masuk Islam. Lalu Nabi berangkat bersama Abdullah Bin Mas’ud ke Hujun, letaknya berdekatan dengan Syi'ib Abi Dubb.
Di tempat tersebut, bangsa jin berikrar dan mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Peristiwa ini juga menjadikan Masjid Jin juga disebut Albai'ah.
Jika anda ingin ke sana, jaraknya bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar satu kilometer dari pintu keluar Masjidil Haram melewati terminal Syib Amir.
Masjid ini berada di tepi Alhujun, yakni jalan menuju pemakaman Ma’la, tempat dimakamkannya Sayyidah Khadijah, sejumlah sahabat, juga beberapa ulama Indonesia.
Masjid Jin juga bisa ditempuh selama 3 menit jalan kaki atau 190 meter saja dari Masjid Asy-Syajarah yang juga masuk deretan daftar tempat bersejarah di kota Makkah.
Masih soal nama, Masjid Jin juga menyimpan peristiwa di mana pernah menjadi titik berhenti atau tempat istirahat para penjaga keamanan setelah berpatroli keliling Masjidil Haram. Oleh sebab itu dijuluki Masjid Al Hars yang berarti penjagaan.
Ukuran Masjid Jin tidak terlalu besar jika dibanding umumnya masjid di Indonesia. Diperkirakan hanya sekitar 20 x 10 meter persegi. Bangunannya pun bisa dikatakan cukup sederhana. Ada satu menara. Terdiri dari dua lantai, lantai pertama untuk tempat shalat pria, sementara lantai kedua diperuntukkan tempat shalat wanita.
Secara eksterior, Masjid Jin didominasi bentuk bersiku. Sekilas tampak seperti balok pendek dengan satu kubah warna perak di tengah dan satu kubah kecil di atas menara. Ukurannya yang mungil membuatnya tenggelam di antara bangunan-bangunan gedung yang tinggi menjulang di sekelilingnya.
Letaknya yang di pinggir jalan dan di sebelah jembatan penyeberangan, juga menjadikan masjid ini akrab dengan pedagang kaki lima yang biasa buka lapak secara lesehan di samping masjid, terutama ketika umat Muslim usai menunaikan jamaah shalat Jumat.
Secara interior, kaligrafi surat al-Jin ayat 1-9 mungkin menjadi pemandangan paling unik. Tulisan ayat itu melingkar persis di kaki kubah bagian dalam. Ayat tersebut juga tak lepas dari pertautan dengan rombongan Jin yang dijumpai Rasulullah SAW.
Di luar kaligrafi ayat itu, tak ada yang spesial dari segi bagunan fisik. Seperti masjid pada umumnya, ia memiliki jam dinding, mihrab, dan rak Alquran pada bagian depan dan sebelah kiri-kanan. Mimbar khutbah didesain lebih tinggi dari tempat duduk jemaah. Sedangkan toilet dan tempat wudhu dibangun berada di ruang bawah masjid.
Di balik kesederhanaannya, namun ternyata Masjid Jin ini merupakan petilasan bernilai historis tinggi sekaligus menjadi saksi bisu salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang bisa berkomunikasi dengan makhluk dari dimensi lain.
Kenyataan ini juga menegaskan bahwa Rasulullah SAW berdakwah bukan hanya kepada manusia melainkan pula menyadar bangsa Jin yang sama-sama punya kewajiban menyembah Allah SWT.
Sebagai informasi, di luar Masjidil Haram Makkah dan Masjid Nabawi Madinah, tersebar masjid dengan jumlah ratusan. Ada sedikitnya 2.301 masjid setara masjid raya atau Jami dan 6.775 masjid setara dengan masjid biasa.
Demikianlah kisah Masjid Jin yang tetap abadi menjadi saksi Bisu Rasulullah membaiat bangsa Jin pada masa silam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
What's Your Reaction?