Mengenang Aksi Heroisme Arek Suroboyo Dalam Peristiwa 10 November
Aksi heroik arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November 1945 tercatat sebagai tinta emas perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan. Peristiwa itu kemudian dikena
Minggu, 10 November 2024 - 09:38 WIB
Siap – Aksi heroik arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November 1945 tercatat sebagai tinta emas perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan. Peristiwa itu kemudian dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Baca Juga :
Menakar Peluang Lolos Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026, Begini Hitungan RealistisnyaSejarah mencatat, perlawanan 10 November merupakan bukti rakyat Indonesia memegang teguh prinsip Merdeka atau Mati!
Perlawanan sengit arek-arek Suroboyo tidak terlepas dari aksi Belanda melalui NICA yang memboncengi kedatangan sekutu yang dipimpin oleh Inggris untuk melucuti tentara Jepang.
Baca Juga :
PSSI Bidik Miliano Jonathans, Keturunan Presiden Depok yang Berlaga di Klub Eropa, Ini SilsilahnyaDalam menjalankan misinya di Surabaya, pihak Inggris pada awalnya hanya mengerahkan Brigade Infanteri India ke-49 yang berada di bawah pimpinan komando Brigadir Mallaby yang memiliki kekuatan antara 4.000 hingga 6.000 pasukan.
Para pasukan sekutu yang tiba Surabaya tersebut belum boleh mendarat sebelum mendapatkan izin dari pimpinan Indonesia yang ada di Jakarta.
Baca Juga :
5 Wanita yang Bikin Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Klepek-klepek, Nomor 3 Paling DisorotHal tersebut yang menyebabkan terjadinya perundingan antara pimpinan sekutu dengan pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya.
Pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya pada saat itu adalah Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR Karesidenan Surabaya dokter Moestopo, Residen Surabaya Sudirman, Radjamin Nasution, Ketua KNI Doel Arnowo, Ruslan Abdulgani, Djoko Sawondho, Rustam Zain, Djoko Sawondho, Mohammad, Inspektur Soejono Prawibismo, Moh Jassin, dan Mr. Masmuin.
Halaman Selanjutnya
Kronologi awal dari insiden ini, dimana sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh Mr.W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera negara Belanda yang berwarna merah, putih, dan biru tanpa adanya persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia di Hotel Yamato, kota Surabaya.
What's Your Reaction?