Mengenang Peristiwa Situjuah dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
JERNIHNEWS.COM-Kawasan Lurah Kincia di Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota menjadi saksi dalam perjuangan...
JERNIHNEWS.COM-Kawasan Lurah Kincia di Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota menjadi saksi dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebanyak 69 pejuang, wafat meregang nyawa di lokasi itu setelah dikepung dan ditembaki tentara Belanda, 15 Januari 1949.
Peristiwa Situjuah ke-76 itu diperingati dalam upacara yang dilaksanakan, Rabu (15/01/2025) di Lapangan Chatib Sulaiman, Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota. Bertindak sebagai inspektur upacara, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo hadir dalam upacara yang berlangsung khidmat itu.
Peristiwa Situjuah merupakan salah satu rangkaian perjuangan berdarah bangsa Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dalam kurun waktu 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
Dari kutipan sejarah Peristiwa Situjuah yang dibacakan pada upacara, tercatat sebanyak 69 pejuang gugur dalam mempertahankan NKRI. Tragedi bermula pada tanggal 14 Januari 1949. Ketika, pimpinan PDRI, laskar pejuang dipimpin Ketua Laskar Pertahanan Rakyat Sumatera Tengah Chatib Sulaiman mengadakan rapat membahas strategi perjuangan di sebuah lembah, yang dikenal dengan Lurah Kincia.
Seusai rapat, peserta beristirahat di sebuah surau di Lurah Kincia, di kala subuh pasukan Belanda menghujani lembah itu dengan berondongan peluru. Lokasi yang tak menguntungkan, senjata yang tak memadai, para pejuang pun tak mampu memberikan perlawanan sengit.
Chatib Sulaiman, Bupati Limapuluh Kota Arisun St Alamsyah, Letkol Munir Latif, Mayor Zainuddin, Kapten Tantawi, Letnan Anizar, Sjamsul Bahri, Rusli dan Baharuddin, gugur bersama 60 pejuang lainnya. Chatib Sulaiman bersama delapan penjuang lainnya dimakamkan di Lurah Kincia, 8 orang di Banda Dalam, 13 orang di Situjuah Gadang, kemudian 39 orang dimakamkan di sekitar kawasan pemukiman penduduk di Nagari Situjuah Batua. Ada pula sebanyak 13 orang (pejuang yang gugur di Pajak Tendek, Limbukan).
Gubernur Mahyeldi dalam amanatnya mengatakan, perjuangan para pahlawan di peristiwa Situjuah menjadi Inspirasi bagi generasi kita dalam memperjuangkan bangsa di masa sekarang.
"Kepada generasi muda kami tekankan agar selalu menomor satukan persatuan dengan mendahulukan kepentingan bangsa dari kepentingan individu maupun kelompok," ucapnya.
Dengan semangat persatuan dan kesatuan kata Gubernur, kita dapat membangun bangsa sekaligus mewujudkan Indonesia Emas 2045. Untuk itu, Gubernur Mahyeldi mengajak seluruh insan untuk menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam niat, langkah, ucapan serta tindakan.
"Mari kita semua menjadi orang yang berkontribusi dalam persatuan dan kesatuan bangsa dan menghindari perpecahan," ungkap Gubernur Mahyeldi.
Upacara diikuti ratusan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Korps Pegawai Republik Indonesia, Satuan Polisi Pamong Praja, Basarnas, Pemadam Kebakaran, mahasiswa pelajar serta keluarga pejuang korban Peristiwa Situjuh.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Pusat Barang Milik Negara Kemenhan RI Marsma TNI Tisna Kurniawan didampingi Kolonel Yudha Adillah, unsur Forkopimda Provinsi dan Kabupaten Lima Puluh Kota.
Mengamini Gubernur Mahyeldi, Bupati Safaruddin mengatakan, Peristiwa Situjuah merupakan pengingat masyarakat jika perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan berkat kekompakan para pejuang.
Untuk itu, Bupati berharap kekompakan para pahlawan dapat diimplementasikan oleh masyarakat terutama generasi muda dalam memajukan Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia.
"Generasi muda harus memaknai perjuangan para pahlawan yang telah gugur mengorbankan jiwa dan raganya di Situjuah demi negeri ini", ujar Bupati Safaruddin. (mfs/kmf-liko/erz)
What's Your Reaction?