Mengetahui Makna Hidup dari Peristiwa Kecil dalam Serial Home School
Penulis: Zahra Zaina Rusty Suara USU, Medan. Home School merupakan salah satu serial dari Thailand yang ditayangkan di Viu sejak Jumat (9/6), serial ini telah menarik perhatian penonton dengan kombinasi genre thriller dan misteri yang latar belakangnya diambil di sekolah menengah. Dengan total 18 episode, masing-masing berdurasi 45 menit, serial…
Penulis: Zahra Zaina Rusty
Suara USU, Medan. Home School merupakan salah satu serial dari Thailand yang ditayangkan di Viu sejak Jumat (9/6), serial ini telah menarik perhatian penonton dengan kombinasi genre thriller dan misteri yang latar belakangnya diambil di sekolah menengah. Dengan total 18 episode, masing-masing berdurasi 45 menit, serial produksi GMMTV ini menampilkan sejumlah aktor muda terkenal Thailand seperti Dew Jirawat Sutivanichsak, Gun Atthaphan Phunsawat, Chimon Wachirawit Ruangwiwat, dan Cindy Sirinya Bishop. Dengan arahan sutradara Fon Kanittha Kwunyoo dan penulis skenario oleh Lalil Kittitanaphan, Naphat Chitveerapat, dan Nichaphat Buranadilok, Home School bukan hanya sekedar hiburan belaka.
Dalam kisahnya, Home School membawa penonton ke sebuah asrama misterius yang lebih mirip penjara daripada sekolah. Terletak di tengah hutan dengan suasana yang mencekam, asrama ini menjadi panggung bagi serangkaian kejadian menegangkan dan penuh intrik. Para murid di sana diberikan tugas-tugas unik, termasuk merawat bebek yang diberi nama dan menjaga keselamatan mereka. Ini bukan sekedar tugas biasa, melainkan bagian dari kurikulum yang mengajarkan tanggung jawab kepada para murid. Namun, apa yang seharusnya menjadi pengalaman pembelajaran menjadi sebuah permainan gelap ketika salah satu bebek mati secara misterius.
Hugo dan Jingjai yang tanpa sengaja menyaksikan kejadian itu, menemukan bahwa bebek yang mati seharusnya milik Hugo. Namun, dalam upaya untuk menghindari hukuman, Hugo dan Jingjai mengganti tanda nama bebek tersebut, dengan tanda nama Phennung. Namun, setelah Phennung dihukum, kecurigaan mulai timbul di antara para murid. Mengingat kemampuan daya ingat milik Phennung kesaksiannya bahwa bebek tersebut bukan miliknya, Maki, White, Tibet dan Nai melakukan penyelidikan. Tepat sebelum menjalankan rencana untuk membuat Hugo dan Jingjai mengatakan kebenarannya, keempatnya menyadari bahwa ada yang salah dari semua yang terjadi. Tak lama kemudian mereka menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam skenario yang diciptakan para master. Bebek yang mati bukan milik salah satu dari mereka. Hal tersebut kemudian menyadarkan mereka, semua hukuman yang sedang mereka jalani selama beberapa hari tersebut dikarenakan kebohongan yang dilakukan menyebabkan kerugian pada orang lain yang tidak bersalah.
Meskipun demikian, kejadian tersebut hanya sebagian kecil dari pengalaman yang menegangkan di Home School. Para murid merasa terkekang dan ingin kabur, tapi usaha mereka diketahui oleh Master Amin. Setelah perdebatan panjang, mereka diberi izin untuk pulang, hanya untuk menemukan bahwa mereka sudah dibuang oleh orang tua mereka dan dimasukkan ke Home School. Meskipun mereka bersedih, para murid memutuskan untuk kembali karena di sana mereka menemukan persahabatan yang berharga.
Tapi, mereka menemukan bahwa ada agenda gelap di balik kebijakan aneh di Home School. Sebuah proyek yang bertujuan untuk menghapus masa lalu dan memengaruhi pola pikir para murid. Dengan bantuan Run dan murid-murid lainnya, mereka berhasil mengungkapkan kebenaran di balik semua itu. Meskipun melalui pertaruhan hidup dan mati, mereka berhasil mengubah aturan di Home School.
Home School mengungkapkan di mana manipulasi dan penindasan dilakukan oleh pihak berkuasa. Para murid, dipaksa untuk menghadapi kebenaran yang mengerikan, mulai menyadari bahwa ada agenda tersembunyi di balik kebijakan aneh yang diterapkan di asrama tersebut. Dengan bantuan sesama murid, mereka berusaha mengungkap kebenaran dan melawan ketidakadilan yang mereka alami.
Namun, di tengah semua konflik dan penderitaan, Home School juga mengajarkan nilai-nilai moral yang penting bagi masyarakat. Pertama-tama, serial ini menekankan pentingnya tanggung jawab, kejujuran, dan pengampunan. Para murid belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan diajarkan untuk tetap mengutamakan kejujuran meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit. Mereka juga diajarkan pentingnya pengampunan, termasuk memaafkan orang-orang yang telah menyakiti mereka, bahkan orang tua mereka yang telah membuang mereka ke Home School.
Pesan tentang solidaritas dan kebersamaan juga tergambar jelas dalam cerita ini. Para murid menemukan kekuatan dalam persahabatan mereka dan bersama-sama menghadapi tantangan hidup yang sulit. Mereka belajar bahwa melalui kesatuan dan kebersamaan, mereka bisa mengubah nasib mereka dan menghadapi masa depan dengan lebih optimis.
Di akhir cerita, ketika segala rahasia terungkap dan kebenaran terbuka, kita melihat bahwa pengampunan adalah kunci untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan sejati. Para karakter belajar untuk memaafkan dan melangkah maju dengan penuh harapan, meskipun telah mengalami penderitaan yang mendalam. Home School mengingatkan kita bahwa hidup bukanlah tentang kesempurnaan, tetapi tentang bagaimana kita tumbuh dan belajar dari pengalaman kita, bagaimana kita bertanggung jawab atas tindakan kita, dan bagaimana kita mampu memaafkan dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan demikian, Home School bukan hanya sekedar sebuah serial, tetapi juga sebuah kisah yang memperkaya jiwa dan mengajarkan kita nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan plot yang mendebarkan dan karakter-karakter yang kuat, serial ini berhasil menarik perhatian penonton dan memberikan pesan yang mendalam tentang kejujuran, tanggung jawab, solidaritas, dan pengampunan.
Redaktur: Fransiska Zebua
What's Your Reaction?