Mengunjungi Perpustakaan Hok An Kiong Magelang, Senjakala yang Terdampak Peristiwa 1965
Hok An Kiong didirikan warsa 1911 setelah dipindahkan dari lokasi awal di dekat Pasar Muntilan sejak 1878.

MAGELANG, KOMPAS.com - Tak banyak kelenteng, kecuali Hok An Kiong, yang punya koleksi ratusan bahkan ribuan buku, kata Astrid Salsabila, peneliti dari Center for Religious and Cross-Cultural Studies Universitas Gadjah Mada (CRCS UGM) di Yogyakarta.
Tapi, perpustakaan kelenteng Hok An Kiong menghadapi senjakala soal revitalisasi yang tidak lepas dari peristiwa 1965.
Tempat peribadatan itu berada di jantung Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah atau jalur utama Jalan Yogyakarta-Magelang.
Baca juga: Mengenal Kiai Juru Mudi, Nahkoda Muslim yang Dimakamkan di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang
Hok An Kiong didirikan warsa 1911 setelah dipindahkan dari lokasi awal di dekat Pasar Muntilan sejak 1878.
Perpustakaan itu berada di dalam Hok An Kiong.
Pengunjung bisa mengaksesnya melalui jalur yang menembus bagian belakang kelenteng; artinya tidak memasuki tempat ibadat, sekalipun jalurnya terhubung dengan perpustakaan.
Baca juga: Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah dan Kuning Emas?
Selasa (4/2/2025), Astrid menunjukkan koleksi perpustakaan meliputi buku perayaan Sincia di Magelang dan satu bendel majalah Moestika Dharma berbagai edisi.
Moestika Dharma dibesut Kwee Tek Hoay yang khusus membahas ajaran Tridharma dan filsafat.
Adanya Astrid di perpustakaan Hok An Kiong, dan peneliti lain dari CRCS UGM Refan Aditya, tengah memindai buku-buku ajaran Tridharma berbahasa Melayu.
"So far, kami sudah men-scan 200 lebih buku. Target kami (memindai) 5.000 lembar halaman per orang atau total 10.000 lembar," ujar Astrid.
Baca juga: Kue Keranjang Imlek Terbuat dari Apa? Berikut Penjelasannya
CRCS UGM sedang menjalankan program Modern Endangered Archive Program (MEAP), bekerja sama dengan University of California, Los Angeles (UCLA).
Astrid menuturkan, pemindaian berfokus pada buku-buku Tridharma karena ajaran ini jarang dibahas dalam lingkup ilmiah dan dinilai sebagai ajaran yang hampir punah. Apalagi, Tridharma turut membentuk lanskap sejarah berdirinya Indonesia.
"Fokus kami sebelum periode 1998, bahkan ada yang sebelum 1965," ucapnya.
Baca juga: Kemenkeu Hibahkan Tanah dan Bangunan Balai Diklat, Bakal Jadi Kantor Baru Pemkot Magelang
Bagian dari sekolah Tiong Hwa Hak Hauw (THHH) Muntilan

Astrid menaksir ada lebih dari 1.000 buku ragam genre di perpustakaan Hok An Kiong.
What's Your Reaction?






