Misteri Gempa Terbesar Mars Terpecahkan, Bukan Efek Hantaman Asteroid
Penyebab gempa terkuat di Planet Mars yang berlangsung selama 6 jam tanpa meninggalkan jejak di permukaan kini terungkap. Simak penjelasan pakar berikut.
Misteri gempa terkuat di Planet Mars yang berlangsung selama 6 jam tanpa meninggalkan jejak di permukaan akhirnya terkuak. Pemicunya adalah energi tektonik dari dalam planet.
Temuan ini menegaskan bahwa gempa terkuat Mars itu bukan karena adanya hantaman asteroid. Hal ini juga menunjukkan bahwa 'planet merah' lebih aktif secara seismik dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Pada 4 Mei 2022, NASA InSight, yang kini menghabiskan masa pensiun di Mars, mencatat gempa berkekuatan 4,7 Skala Richter, lima kali lebih kuat dari pemegang rekor sebelumnya, 4,2 SR, yang diukur InSight pada 2021. Peristiwa ini dicatata dalam kode S1222a.
Tidak seperti kebanyakan gempa bumi yang berhenti dalam waktu satu jam, gempa tersebut berlangsung selama 6 jam, menandai sebagai gempa terkuat dan terbesar di Mars sekaligus gempa terpanjang yang pernah tercatat di planet di luar Bumi.
Lebih dari setahun setelah peristiwa itu terdetaksi, para pakar lintas negara, termasuk dari Jurusan Fisika University of Oxford, Imperial College London, ISAE-SUPAERO Toulouse, dan Department of Earth Sciences ETH Zurich, mengungkap penyebab gempa itu dalam sebuah studi.
Bahwa, itu kemungkinan besar disebabkan oleh pelepasan tekanan berusia miliaran tahun di dalam kerak Mars yang terbentuk dan berevolusi karena berbagai bagian planet mendingin dan menyusut pada tingkat yang berbeda-beda.
"Kami masih belum sepenuhnya memahami mengapa beberapa bagian planet tersebut tampaknya memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan bagian lainnya, namun hasil seperti ini membantu kami untuk menyelidiki lebih lanjut," kata Benjamin Fernando, peneliti pascadoktoral di Universitas Oxford di Inggris, dalam sebuah pernyataan dikutip dari LiveScience.
"Suatu hari nanti, informasi ini dapat membantu kita memahami di mana tempat yang aman bagi manusia untuk tinggal di Mars dan di mana yang [lokasi] mungkin ingin Anda hindari!"
Dugaan asteroid
Gempa besar ini sempat diduga merupakan ulah asteroid. Hal ini terkait dengan riwayat deteksi InSight terhadap delapan gempa yang disebabkan oleh hantaman benda langit itu usai mendarat di Elysium Planitia Mars, November 2018.
Saat itu, InSight secara total mendeteksi lebih dari 1.300 gempa.
Sinyal dari gempa besar pada Mei 2022 yang diukur dengan seismometer sensitif di dalam wahana pendarat tercatat serupa dengan sinyal lain yang disebabkan oleh hantaman asteroid.
Saat itu, para ilmuwan pun mulai mencari kawah baru selebar 300 meter di Mars dan gumpalan debu. Dua hal itu mestinya muncul segera setelah tumbukan asteroid.
"Tim di India, China, Eropa, dan Uni Emirat Arab mencari indikator ini menggunakan pengorbit masing-masing yang mengelilingi Mars, tetapi ilmuwan tidak pernah menemukannya (kawah dan debu)," dikutip dari LiveScience.
Itu sebabnya setelah berbulan-bulan melakukan pencarian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa gempa tersebut berasal dari tektonik.
"Alasan-alasan ini membawa kita pada kesimpulan dengan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa peristiwa S1222a tidak terkait dengan peristiwa tumbukan meteoroid. Satu-satunya penjelasan yang konsisten dengan pengamatan saat ini adalah sumber tektonik bawah permukaan," kata para peneliti dalam studi mereka.
"Pekerjaan di masa depan akan mengeksplorasi secara lebih rinci potensi diskriminator yang dimungkinkan oleh peristiwa ini, termasuk analisis terperinci tentang bentuk gelombang S1222a dan perbedaan antara gelombang tersebut dan peristiwa berdampak besar dari perspektif seismik."
Kepercayaan konvensional sebelumnya menyatakan Mars terlalu kecil dan terlalu dingin untuk menampung proses tektonik ketimbang Bumi.
Lempeng tektonik Bumi, berupa batuan besar berbentuk tidak beraturan yang batasnya terkubur di bawah lautan, bergerak sebagai respons terhadap gaya dalam mantel (lapisan antara kerak dan inti bumi). Hal ini biasanya menyebabkan tanah longsor dan gempa bumi.
Namun, permukaan Mars tidak terpecah seperti Bumi, sehingga pergerakan lempeng tektonik diyakini tidak terjadi di Planet Merah. Fakta terbaru soal gempa ini pun memutarbalikkan paradigma para pakar.
[Gambas:Video CNN]
(rfi/arh)What's Your Reaction?