Napak Tilas Peristiwa Isra Mi’raj
Setelah ratusan tahun berlalu, zaman berganti, peristiwa Isra Mi'raj masih dan akan terus menjadi momen penting dan bersejarah bagi umat Islam. Kenapa? Karena..
Setelah ratusan tahun berlalu, zaman berganti, peristiwa Isra Mi’raj masih dan akan terus menjadi momen penting dan bersejarah bagi umat Islam. Mengapa? Karena, peristiwa itu akan membawa kita kembali mengingat Allah Swt dan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Juga, untuk mengingat betapa Rasul mengasihi dan menyayangi umatnya, karena saat itu beliau memohon kepada Allah tentang kewajiban salat.
Sebagian besar umat Islam berkeyakinan bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada 27 Rajab. Hal ini juga diamini oleh sebagian ulama. Namun, Al-Qur’an maupun sunah tidak pernah menyebut kapan pastinya peristiwa Isra Mi’raj terjadi. Juga, tidak ada anjuran bagi umat muslim untuk merayakan Isra Mi’raj. Namun, peristiwa ini boleh diperingati dengan cara-cara yang baik untuk mengenang sekaligus menyiarkan agama Islam kepada masyarakat luas.
Sahabat, dalam rangka mengingat kebesaran Allah Swt, mari kita menapaktilasi peristiwa Isra Mi’raj. Sebab, yang terpenting dari peristiwa bersejarah ini adalah kita memahami dan mengambil nilai-nilai penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi muslim yang baik.
Tapak Tilas Peristiwa Isra Mi’raj
Ketika itu, tahun 10 kenabian, Nabi Muhammad Saw menghadapi berbagai peristiwa menyedihkan. Beliau ditinggal oleh orang-orang kesayangannya yang memberikan pengaruh besar bagi perjuangannya dalam dakwah Islam. Di sisi lain, ujian dakwah Nabi Saw di Mekkah makin besar.
Di tahun itu, Nabi Muhammad Saw kehilangan paman yang dicintainya, Abu Thalib. Sampai akhir hayatnya, Abu Thalib belum juga memeluk Islam. Di saat-saat terakhir, Nabi Muhammad Saw terus berusaha mengajak Abu Thalib mengucap kalimat syahadat. Namun, Abu Thalib meninggal dalam keadaan masih memeluk agama nenek moyangnya. Meski begitu, Abu Thalib begitu mencintai dan selalu melindungi Nabi Muhammad Saw. Sejak Nabi berusia 8 tahun, Abu Thalib lah yang mengurusnya dengan sepenuh jiwa raga.
Tak lama setelah kepergian pamannya, Nabi lalu kehilangan sang istri, Khadijah binti Khuwalid. Tak ada yang tidak tahu peran besar Khadijah. Ia adalah istri Nabi sekaligus ibu bagi umat Islam saat itu. Sejak Nabi Muhammad mendapat wahyu dan perintah berdakwah, Khadijah lah yang memberikan ketenangan juga semangat. Bahkan, ia turut membesarkan Islam dengan harta, jiwa, dan ilmunya. Tak heran bila Nabi begitu mencintainya dan sangat terpukul saat kehilangan Khadijah.
Di tengah-tengah tahun kesedihan tersebut, Rasulullah Saw mendapat mukjizat dari Allah untuk melakukan perjalanan Isra Mi’raj. Isra Mi’raj merupakan perjalanan Nabi dalam satu malam yang diabadikan dalam Al-Qur’an surah Al-Isra. Rasulullah menjalani perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu dilanjut ke langit ke-7 dengan kendaraan bernama buraq.
Selama perjalanan tersebut, Rasulullah Saw ditunjukkan berbagai kebesaran Allah SWT. Mulai dari menapaktilasi perjalanan para Nabi dan Rasul sebelumnya, lalu dipertemukan dengan para Nabi dan Rasul sebelumnya di beberapa lapisan langit, hingga diberi keistimewaan untuk melihat seperti apa surga dan neraka.
Setelah peristiwa Isra Mi’raj, ada beberapa hal yang juga terjadi:
- Perintah salat lima waktu menjadi kewajiban bagi umat Islam
- Perjalanan hijrah Nabi Saw dari Mekkah ke Madinah
- Berbagai kemenangan umat Islam dan penaklukkan wilayah
Pasca Isra Mi’raj, Rasulullah Saw tidak pernah dirundung kesedihan walaupun sudah kehilangan orang-orang tercintanya. Justru beliau semakin kuat dalam perjalanan dakwahnya.
Mengambil Hikmah Isra Mi’raj
Mukjizat Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Mi’raj mengajarkan kita tentang bagaimana beliau mampu menghadapi berbagai ujian dan kesedihan dengan mengembalikan semangat hidupnya dan bersandar hanya kepada Allah. Meski beliau telah kehilangan paman dan istri tercinta yang begitu mendukungnya dalam dakwah Islam, namun masih ada Allah yang Maha Kuasa. Dengan begitu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk tidak berputus asa, karena sesungguhnya Allah senantiasa bersama dengan hamba-Nya.
Sahabat, bila kita sedang menghadapi kesulitan, mungkin kesulitan ekonomi, menyintas bencana alam, atau kehilangan orang-orang terdekat, yang menguji iman kita, hadapilah seperti Nabi Muhammad Saw menghadapi hal-hal buruk dalam hidupnya. Dan percayalah bahwa Allah Swt akan menolong kita dengan cara apa pun, bahkan lewat cara-cara yang tak pernah kita duga.
Mungkin kita merasakan takut, sedih, hingga berputus asa. Namun, semua itu harus kita kembalikan kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintah-perintah-Nya. Selain berdoa dan berpasrah, kita juga perlu berikhtiar dengan akal pikiran, ilmu pengetahuan, dan segenap jiwa raga. Ikhtiar merupakan bentuk tawakal kita kepada Allah Swt, karena kita yakin bahwa pertolongan Allah akan datang jika kita berusaha menggapainya.
Semoga kita selalu diberi kesabaran dan kekuatan dalam menjalani semua ujian yang Allah Swt beri. Jangan pernah melepaskan diri dari keyakinan kepada Allah. Alih-alih berputus asa, lebih baik berusaha. Karena sekecil apa pun usaha kita, itu akan bernilai pahala dan kebaikan berlipat ganda di sisi Allah. (RQA)
What's Your Reaction?