Nestapa Pedagang Kusen Korban Kebakaran Depo Plumpang, Harta Ratusan Juta Ludes
Tatapan mata Muhammad Syairuddin (54) terlihat kosong. Rumahnya hangus. Barang dagangannya ludes. Dia bingung harus berbuat apa.
Merdeka.com - Tatapan mata Muhammad Syairuddin (54) terlihat kosong. Rumahnya hangus. Barang dagangannya ludes. Dia bingung harus berbuat apa.
Minggu (5/3) siang, Syairuddin kembali ke rumahnya. Hanya puing-puing dan abu yang tersisa akibat kebakaran Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.
Mengenakan kemeja hijau dan celana pendek yang sudah lusuh dia termenung. Sudah dua hari dia tidak bisa tidur dan makan.
"Nongkrong saja di sini siang dan malam. Enggak bisa tidur, enggak bisa makan," tuturnya saat ditemui.
Syairuddin bertiga bersama adik-adiknya tinggal di kawasan itu sejak tahun 1996. Mereka memiliki usaha pembuatan kusen kayu.
Dia menceritakan, kebocoran pipa yang mengakibatkan kebakaran di Depo Pertamina Plumpang pernah terjadi pada 2009 silam. Namun, peristiwa Jumat (3/3) malam lalu terbilang dahsyat bahkan sampai menelan korban jiwa.
"Sekarang banyak korbannya, dulu enggak sampai merembet," ujarnya.
2 dari 2 halaman
Syairuddin mengingat, usai salat magrib, dia sedang kumpul-kumpul dengan warga di pos RW 08. Hujan turun rintik-rintik disertai petir. Syairuddin berniat pulang saat terdengar suara sirine dari arah depo.
Bunyi sirine peringatan itu dibarengi bau BBM dan gas yang sangat menyengat. Syairuddin bergegas bangun. Dia hendak mencari adiknya dan menyelamatkan barang-barang berharga. Namun langkahnya dihentikan rekannya.
"Saya ditanya mau ke mana Din, 'mau selamatkan barang-barang dan cari adik saya'. Jangan kak, jangan paksakan diri. Saya langsung ditarik," tutur Syairuddin.
Tak lama kemudian, api mulai muncul dan Syairuddin sambil menutup hidung dengan tangan dia lari ke arah Selatan. "Saya sampai mual-mual. Berapa kali rubuh. Bau gas enggak kuat," imbuhnya.
Setibanya di Kelapa Gading, Syairuddin kebigungan. Adiknya tidak diketahui keberadaannya. Ia juga tak membawa alat komunikasi apalagi uang.
"Sepeser pun tidak ada. Habis salat mana tahu ada musibah begini," ujar dia.
Syairuddin memutuskan kembali ke rumah pada pukul 01.00 WIB, Sabtu (4/3). Situasi masih tidak kondusif. Petugas pemadam masih berjibaku menjinakkan amukan si jago merah.
"Masih ada api. Mobil pemadam masih ada. Saya di sini aja berdiri," ujar dia.
Syairuddin syok melihat kondisi rumahnya yang sudah hangus terbakar. Tak ada lagi barang-barang yang bisa terselamatkan. Yang tersisa hanyalah bangkai sepeda motor yang terpakir di dekat rumah.
"Kusen, duit dan perhiasan habis semua. Ini masih bingung, trauma. Mau mengungsi belum tenang. Pakaian pinjam. Duit sepeser enggak pegang," pungkasnya.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
[bal]What's Your Reaction?