Panglima TNI Ingatkan Konflik Militer di Sudan Jangan Sampai Terjadi di Indonesia
Dalam arahan kepada jajarannya, Yudo juga mengingatkan para pemimpin satuan TNI harus bertanggungjawab atas amanah yang diberikan dengan resiko apapun.
Merdeka.com - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono ingin agar kejadian yang terjadi di Sudan tidak terjadi di Indonesia dan perlu adanya antisipasi riak-riak peristiwa kecil. Diketahui, berdasarkan data sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada 459 korban tewas dan 4.072 orang terluka akibat konflik bersenjata selama berminggu-minggu di Ibu Kota Khartoum, Sudan.
Menurutnya Yudo, kejadian di Sudan antara konflik militer dengan para militer yang berdampak ambruknya ekonomi, bahkan rawan akan menjadi negara gagal. Dalam arahan kepada jajarannya, Yudo juga mengingatkan para pemimpin satuan TNI harus bertanggungjawab atas amanah yang diberikan dengan resiko apapun.
"Pemimpin selain tampil dan bertanggung jawab dalam memimpin perlu di ikuti nalar dan nurani untuk kepentingan nasional," kata Yudo, Selasa (2/5).
Eks Kepala Staf Angkatan Laut ini juga memerintahkan seluruh prajurit TNI agar memberikan bakti terbaik untuk ibu pertiwi. Karena, ia ingin keberadaan TNI harus dapat bermanfaat bagi rakyat dengan membantu atasi segala permasalahan rakyat.
"Bina dan kembangkan jiwa korsa bersama satuan samping guna mewujudkan hal positif. Hal ini sudah dibuktikan keberhasilan dalam penanganan Covid-19, pengamanan G-20, pengamanan lebaran, natal, penanggulangan bencana, dan lain-lain. Ditahun politik, Netralitas TNI suatu keharusan," pungkasnya.
2 dari 2 halaman
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis data sementara terkait konflik di Sudan. Sedikitnya 459 korban tewas dan 4.072 orang terluka akibat konflik bersenjata selama berminggu-minggu di Ibu Kota Khartoum, Sudan.
Perwakilan Sudan di WHO Dr. Nima Saeed Abid mengatakan, angka itu mungkin sangat kecil dari yang sebenarnya.
Abid mengatakan bahwa WHO telah memverifikasi 14 serangan sejak kekerasan dimulai, dengan delapan kematian dan dua orang luka-luka. Rumah-rumah sakit di Sudan juga rusak.
"Serangan terhadap perawatan kesehatan adalah tindakan tercela dan harus dihentikan," kata dia.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan Jens Laerke mengatakan proses evakuasi terus dilakukan. Orang-orang telah dipindahkan dari Khartoum ke Port Sudan.
"Kami sedang mencari cara untuk memindahkan mereka lebih jauh lagi," ujar Laerke.
Pada Senin (24/4), konvoi PBB ke Port Sudan telah mengevakuasi 700 orang yang terdiri dari personel PBB, LSM internasional, dan staf kedutaan asing.
"Kami tetap berkomitmen untuk tinggal dan melayani, dan kami akan mempertahankan kepemimpinan yang kuat di Sudan ke depannya," kata dia.
[eko]What's Your Reaction?