Peristiwa 21 Mei 1998: Pelantikan BJ Habibie Menjadi Presiden RI ke-3
Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal BJ Habibie merupakan salah satu cendekiawan yang terkenal di Indonesia. Presiden Indonesia ke-3 tersebut menjadi salah satu tokoh kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
Merdeka.com - Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal BJ Habibie merupakan salah satu cendekiawan yang terkenal di Indonesia. Presiden Indonesia ke-3 tersebut menjadi salah satu tokoh kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan disebut-sebut BJ Habibie menjadi salah seorang yang paling cerdas di Indonesia.
Tepat hari ini, 21 Mei pada tahun 1998 silam, BJ Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3. Habibie menggantikan posisi Presiden Soeharto yang saat itu mengundurkan diri menjadi kepala negara. Habibie menjadi presiden di masa transisi dari era Orde Baru menuju era Reformasi.
Habibie dikenal sebagai "Bapak Teknologi" yang sangat cerdas. Maka tidak heran apabila pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 ini menjadi sosok panutan bagi bangsa Indonesia. Berbagai macam karya dan gagasannya telah memberi sumbangsih yang besar untuk Indonesia. Berikut perjalanan hidup BJ Habibie yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:
2 dari 4 halaman
Mengenal BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia
©2012 Merdeka.com/imam buhori
BJ Habibie merupakan Presiden Republik Indonesia ke-3 yang lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Saat masih kecil, Habibie sudah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan, khususnya di bidang teknologi.
Selama 6 bulan, Habibie kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Setelah itu, Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.
Saat menjadi mahasiswa tingkat doktoral, Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya pendidikannya. Setelah lulus, kemudian Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).
Atas kerja keras dan kecerdasannya di bidang teknologi, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
3 dari 4 halaman
Membuat Pesawat Pertama di Indonesia
Pada tahun 1995, BJ Habibie membuat Pesawat Gatotkaca N250. Pesawat seri ini buah mimpi Menristek di era Orde Baru, BJ Habibie, agar Indonesia mampu membuat pesawat sendiri. Tujuan membuat pesawat ini agar Indonesia secara geografis berupa kepulauan, bisa terkoneksi lewat udara.
Pesawat N250 mulai terbang perdana pada 10 Agustus 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Saat itu, ribuan orang menyaksikan langsung penerbangan perdana pesawat pertama buatan anak bangsa tersebut.
Pesawat yang diproduksi oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) tersebut memiliki spesifikasi dengan menggunakan mesin dual turboprop 2439 KW Allison AE 2100C dengan jumlah enam bilah baling-baling. Pesawat buatan BJ Habibie ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum hingga 610 km/jam dan kecepatan ekonomisnya pada 555 km/jam.
Hal ini yang kemudian membuat nama BJ Habibie begitu populer di Asia Tenggara. Kerja keras, kejeniusan, dan semangatnya di bidang teknologi membuatnya dijuluki sebagai Bapak Teknologi Indonesia.
4 dari 4 halaman
Pelantikan BJ Habibie Sebagai Presiden RI ke-3
©2019 Merdeka.com
Pelantikan BJ Hebibie sebagai Presiden RI ke-3 tidak lepas dari sejarah reformasi di Indonesia. Pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, Presiden Soeharto menyampaikan pernyataan pengunduran diri sebagai presiden. Di dalam pernyataan tersebut dinyatakan bahwa Komite Reformasi yang semula akan dibentuk tidak bisa dilaksanakan karena tidak memungkinkan.
Atas pertimbangan tersebut dan memperhatikan Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945, Presiden Soeharto memutuskan berhenti dari jabatannya sebagai presiden. Mulai saat itu juga, Kabinet Pembangunan VII dinyatakan demisioner. Untuk menghindari kekosongan pimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, maka BJ Habibie, yang saat itu menjabat Wakil Presiden, dilantik menjadi presiden.
Pelantikan Presiden Habibie digelar pada pukul 09.10 WIB. Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Ketua MA, Sarwata. Setelah serah terima jabatan, Menhankam/Panglima Abri Jenderal TNI Wiranto menyampaikan pernyataan dukungan ABRI kepada Presiden BJ Habibie.
BJ Habibie menjabat sebagai presiden hanya satu tahun. Habibie kemudian berhenti menjadi presiden pada Oktober 1999. Hal ini menempatkan Habibie sebagai presiden Indonesia dengan masa jabatan tersingkat, yakni 1 tahun 5 bulan.
Presiden ke-3 RI tersebut meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 karena gagal jantung. Meski telah tiada, tetapi jasa-jasanya akan terus dikenang oleh bangsa Indonesia.
[jen]What's Your Reaction?