Peristiwa 4 Juni: Hari Anak Korban Perang Sedunia, Ini Kisah Sejarahnya

Hari Anak Korban Perang Sedunia awalnya didorong oleh perjuangan anak-anak Palestina dan Lebanon yang menjadi korban Perang Lebanon 1982.

Peristiwa 4 Juni: Hari Anak Korban Perang Sedunia, Ini Kisah Sejarahnya
Peristiwa 4 Juni: Hari Anak Korban Perang Sedunia, Ini Kisah Sejarahnya permainan anak-anak suriah di tengah reruntuhan. ©2017 REUTERS/Bassam Khabieh

Merdeka.com - International Day of Innocent Children Victims of Agression atau Hari Anak Korban Perang Sedunia adalah peringatan yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juni setiap tahun. Hari Anak Korban Perang Sedunia diperingati untuk merenungkan dan mengakui rasa sakit yang diderita oleh anak-anak dari seluruh dunia yang menjadi korban kekerasan fisik, mental, dan emosional di masa perang.

Peringatan ini juga merupakan insentif untuk merangkai kembali komitmen komunitas internasional guna tujuan mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap anak. Hari Anak Korban Perang Sedunia awalnya didorong oleh perjuangan anak-anak Palestina dan Lebanon yang menjadi korban Perang Lebanon 1982.

taboola mid article

Resolusi yang melahirkan hari peringatan tersebut tetap berupaya untuk mengakhiri agresi dan melindungi hak-hak anak di setiap wilayah lain yang dilanda konflik di dunia hingga saat ini. Berikut latar belakang yang menjadi sejarah kelahiran hari peringatan ini dan nilai-nilai serta aksi nyata yang dibawa olehnya.

2 dari 4 halaman

Sejarah Pembentukan Peringatan Hari Anak Korban Perang Sedunia

Perang adalah peristiwa yang menyebabkan banyak kerusakan di muka bumi, baik untuk alam maupun untuk manusia. Kelaparan, penyakit, dan kemiskinan adalah beberapa dampak perang yang terjadi.

Laporan UNICEF menegaskan bahwa setiap tahun jumlah pelanggaran terverifikasi untuk anak-anak yang terkena dampak perang terus meningkat. Masing-masing angka ini mewakili tragedi besar bagi seorang anak, keluarga, dan juga komunitas.

Perang yang mengarah pada pemberlakuan Konvensi Hak-Hak Anak dan akhirnya berdirinya Hari Anak Korban Perang Sedunia dimulai pada bulan Juni 1982 ketika Pasukan Pertahanan Israel menginvasi Lebanon selatan, menyusul upaya pembunuhan terhadap duta besarnya dari dalam negeri.

Pengadopsian hari libur itu dilakukan tak lama kemudian pada pertemuan darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 19 Agustus 1982, yang dipanggil karena takut akan meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk anak-anak. Para anggota dikejutkan oleh banyaknya anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah yang menjadi korban tindakan agresi Israel.

3 dari 4 halaman

Hari Anak Korban Perang Sedunia Disahkan PBB Tahun 1997

International Day of Innocent Children Victims of Agression atau Hari Anak Korban Perang Sedunia adalah peringatan yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 4 Juni setiap tahun. Peringatan ini berawal pada 19 Agustus 1982.

Awalnya, hari peringatan ini berfokus pada korban Perang Lebanon 1982. Seiring waktu, tujuannya diperluas untuk "mengakui rasa sakit yang diderita oleh anak-anak di seluruh dunia yang menjadi korban kekerasan fisik, mental dan emosional. Hari peringatan ini menegaskan komitmen PBB untuk melindungi hak-hak anak." mengutip laman United Nation.

Pada pertemuan pleno ke-31 tanggal 19 Agustus 1982 setelah mempertimbangkan masalah Palestina pada sesi khusus darurat ketujuh yang dilanjutkan, Majelis Umum PBB terkejut dengan angka anak-anak Palestina dan Lebanon yang tidak bersalah menjadi korban tindakan agresi Israel. PBB lantas memutuskan untuk memperingati 4 Juni setiap tahunnya sebagai Hari Anak Korban Perang Sedunia.

4 dari 4 halaman

Perkembangan Hari Anak Korban Perang Sedunia

Resolusi 51/77 diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun 1997, menandai tonggak penting dalam meningkatkan perlindungan anak-anak yang terkena dampak konflik bersenjata. Resolusi ini dibangun sebagai upaya untuk melindungi hak-hak anak, termasuk Konvensi Hak Anak dan Protokol Opsionalnya.

Resolusi tersebut juga menetapkan mandat dari Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Anak dan Konflik Bersenjata, menyoroti perlunya perhatian khusus, advokasi, dan upaya terkoordinasi untuk mengatasi kerentanan dan pelanggaran yang dihadapi anak-anak dalam situasi terkait konflik.

Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan juga memberikan cetak biru untuk mencapai masa depan yang lebih baik bagi semua, termasuk anak-anak. Agenda tersebut mengakui pentingnya mengakhiri segala bentuk kekerasan terhadap anak, di mana Target 16.2 secara khusus ditujukan untuk mencapai tujuan ini.

Selain itu, penghentian kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi anak diutamakan di beberapa target terkait kekerasan lainnya. Dengan menyelaraskan upaya dengan Agenda 2030, pemerintah dan organisasi dapat bekerja sama untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan anak-anak di wilayah yang terkena dampak konflik.

[edl]

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow