Peristiwa Gunung Krakatau yang Menyorot Media Lokal dan Media Asing, Menjadi Ledakan Terbesar di Dunia
Peristiwa ledakan Gunung Krakatu yang merusak 23 desa dan memakan korban 1300 jiwa dengan awan panas meluncur sampai 20 KM pada tahun 1930.
JURNAL FLORES | NEWS - Kabar Gunung api sudah berstatus level 3 atau siaga potensi bahaya itu berupa guguran lahar dan awan panas yang jaraknya sampai 7 KM.
Peristiwa ini bukan cuma jadi pemberitaan media lokal tapi media asing Seperti Al Jazeera ABC News of America juga ikut menyorot peristiwanya.
Salah satu yang terbesar itu di tahun 1930 awan panasnya meluncur sampai 20 KM menyembunyikan 13 Desa, merusak 23 desa dan memakan korban 1300 jiwa yaitu ledakan Gunung Krakatu.
Baca Juga: Gunung Bayangkaki: Keindahan Alam dan Cerita Mitos
Peristiwa ini juga bukan yang pertama kali tercatat, Gunung api mengalami sekitar 33 kali letusan 7 diantaranya adalah ledakan besar.
Gunung berapi memang satu dari gunung aktif paling berbahaya, tapi bukan satu-satunya yang berbahaya di Indonesia salah satu gunung berapi aktif berbahaya adalah gunung Krakatau.
Gunung ini memang tidak termasuk gunung tertinggi karena cuman punya tinggi 813 meter, tapi Gunung Krakatau adalah gunung berapi paling terkenal di dunia.
Baca Juga: Indahnya Air Terjun Kedung Kandang di Gunung Kidul
Karena pernah meletus hebat di tahun 1883 bahkan letusannya itu disebut sebagai letusan terbesar dalam sejarah, seperti dikutip JurnalFlores dari chanel Youtube@daftar populer pada Rabu (12/7/2023).
Lontaran material vulkaniknya punya volume 18 km persegi dengan tinggi kolom letusan yang mencapai 80 KM.
Terus kalau ilmuwan ditanyai suara apa yang paling keras di dunia jawabannya adalah letusan gunung Krakatau, Perkiraannya sekitar 172 desibel.
Baca Juga: Daya Tarik Gunung Api Purba Nglanggeran
Padahal ambang batas rasa sakit manusia itu hanya di angka 132 desibel, bisa dibayangin kan gimana kerasnya suara letusan gunung ini.
Ledakannya disebut punya 21.574 kali lebih besar dari bom atom yang pernah meledak di Hiroshima Jepang, pekatnya abu vulkanik juga tidak dapat ditembus sinar matahari bahkan menyebabkan tsunami.
Langit gelap dan cuaca dingin, ada sekitar 297 Kota Kecamatan yang dilanda tsunami dan memakan korban hingga 36.000 jiwa.
What's Your Reaction?
