Peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin: 23 Mei 1997
Peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin merupakan tragedi di pengujung masa Orde Baru pada 23 Mei 1997.


KOMPAS.com - Peristiwa Jumat Kelabu merupakan tragedi yang terjadi pada 23 Mei 1997 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Peristiwa ini dinamakan Jumat Kelabu karena tragedi tersebut terjadi di hari Jumat. Jumat Kelabu menjadi insiden yang pecah di pengujung kekuasaan Orde Baru.
Banyak korban timbul dari Peristiwa Jumat Kelabu 23 Mei 1997. Lantas, bagaimana kronologi Jumat Kelabu 23 Mei 1997?
Baca juga: Kerusuhan 1998 di Jakarta: Tragedi 13–15 Mei Terjadi 27 Tahun Lalu
Peristiwa Jumat Kelabu 23 Mei 1997 didasari oleh pemilihan umum (pemilu) pada tahun 1997. Sebagaimana di masa Orde Baru, pemilu ini melibatkan PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PDI (Partai Demokrat Indonesia), dan Golkar (Golongan Karya).
Kampanye ketiga partai pada pemilu 1997 ini berlangsung selama tiga hari. Golkar mendapat jatah kampanye tersebut di hari Jumat, waktu saat umat Islam menunaikan ibadah salat Jumat di masjid.
Sekitar pukul 13.30 WITA, sebanyak tiga kendaraan simpatisan Golkar tengah dalam perjalanan menuju Taman Kamboja. Kampanye Golkar yang menggunakan kendaraan berknalpot brong menimbulkan suara berisik di jalan raya.
Baca juga: Kerusuhan Mei 1998 di Surabaya: Kronologi dan Dampaknya
Awalnya, parade kampanye bakal diarahkan menuju rute yang tak mengganggu proses salat Jumat, yaitu lewat Pasar Lama. Namun, massa kampanye disebut memaksakan diri melintas di Jl. P. Samudera.
Lantaran tak nyaman dengan gangguan akibat kampanye yang dilakukan simpatisan Golkar, timbul reaksi dari jamaah untuk melakukan serangan terhadap massa kampanye.
Setelah pelaksanaan salat Jumat selesai, massa yang tersulut berkumpul untuk memprotes perilaku massa Golkar. Tensi pun meningkat dengan melakukan penyerangan terhadap simpatisan Golkar.
Alhasil, kerusuhan pun pecah. Bentrokan antar kedua massa terjadi di hari Jumat, 23 Mei 1997 itu. Pembakaran dan perusakan bangunan dilakukan selama kejadian tersebut.
Baca juga: Berapa Korban Kerusuhan Mei 1998?
Peristiwa Jumat Kelabu 23 Mei 1997 menciptakan dampak yang cukup serius. Terlebih, konflik ini berlangsung hingga malam hari, sehingga menyebabkan aliran listrik kala itu padam.
Jumlah korban Peristiwa Jumat Kelabu Banjarmasin tidak sedikit. Setidaknya, sebanyak 123 orang tewas karena tragedi tersebut.
Meski begitu, ada versi lain terkait jumlah korban Jumat Kelabu di Banjarmasin. Pihak keamanan menyebut korban tewas tragedi ini adalah 142 orang. Adapun korban luka sebanyak 118 orang.
Di sisi lain, 179 orang dinyatakan hilang akibat peristiwa ini. Mereka kemungkinan berasal dari korban-korban yang tak bisa teridentifikasi.
Baca juga: Kekerasan Seksual Kerusuhan 1998: Korban, Pelaku, dan Upaya Pengungkapan
Tak hanya korban jiwa, dampak Jumat Kelabu juga mengakibatkan kerugian material. Berikut ini adalah rincian data kerugian materil dari peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin:
- 5 pusat perbelanjaan (4 hangus terbakar dan 1 rusak serta
- dijarah)
- 3 sarana pendidikan rusak
- 11 Greja (1 hangus terbakar, dan 10 lainnya
- rusak)
- 5 bank (1 dibakar dan dijarah, dan 4 bank rusak)
- 3 Vihara (1 dibakar, sisanya rusak)
- 1 kelenteng rusak
- 1 panti jompo rusak
- 1 apotek terbakar
- 2 hotel (hotel Arum dibakar dan Hotel Barito dirusak)
- 151 rumah penduduk sengaja dibakar dan ikut terbakar
- 5 Ruko (meliputi 1 terbakar dan sisanya rusak, 2 kantor swasta sengaja dibakar)
- 144 toko dirusak dan terbakar
- 36 mobil (20 dibakar dan sisanya rusak berat)
- 1 truk dibakar
- 47 sepeda motor (36 dibakar dan 11 rusak berat)
- 9 sepeda terbakar
- 151 rumah makan terbakar
Refrensi
- Rosalina, (2022), "Trauma Emosional Masyarakat Banjar Pasca Peristiwa Jumat Kelabu", Prabayaksa: Journal of History Education, Volume 2(1), 33-42.
- Lambang Trijono, (1997), "Paradoks Demokrasi di Indonesia: Kerusuhan pada Masa Kampanye Pemilu 1997", JSP, Vol. 1(2), 27-40.
- Muhammad Rival, Tanpa Tahun, "Sejarah Tragedi Jumat Kelabu 23 Mei 1997", Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Penidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
What's Your Reaction?






