Peristiwa Pilu hingga Peserta Balap Karung Diimbau Pakai Helm
Sejumlah pihak mewanti-wanti agar perayaan HUT RI bisa berjalan aman. Bahkan di Tasik lomba balap karung disarankan menggunakan helm.
Tragedi yang menimpa Rini (29) dan Rodi Rohaedi (70) masih membekas dalam benak warga Tasikmalaya. Keduanya meninggal dunia setelah mengikuti lomba Agustus-an tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 2022 lalu.
Kini, di tengah euforia warga Tasikmalaya akan menggelar kembali acara serupa, wanti-wanti sejumlah pihak pun sudah diberikan untuk menciptakan rasa aman. Faktor keselamatan perlu diperhatikan agar tragedi serupa tidak terulang.
"Insiden di tahun 2022 lalu hendaknya menjadi perhatian bagi kita semua, terutama para panitia perlombaan. Selalu utamakan unsur-unsur keselamatan," kata Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan belum lama ini.
Salah satu perlombaan yang jadi sorotan adalah balap karung. Perlombaan ini diketahui merenggut nyawa Rini, warga Kampung Gunung Bubut RT 02 RW 04, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, setelah kepalanya terbentur aspal.
Untuk mengantisipasi insiden itu terulang, polisi pun menyarankan peserta balap karung agar dilengkapi pelindung kepala atau helm. Dengan adanya alat tersebut, risiko terburuk pun bisa ditekan.
"Selain itu panitia juga harus selektif dalam memilih peserta, kelompok usia tertentu atau warga yang memiliki riwayat penyakit harus mendapat perhatian. Ya intinya bukan melarang, tapi kita harus waspada agar kemeriahan Agustusan berjalan aman," kata Jajang.
Selain Rini, insiden serupa juga menimpa Rodi Rohaedi (70) yang meninggal dunia saat berkaraoke di atas panggung Agustusan Kampung Cintamanah, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022) malam. Kemeriahan acara panggung karaokean saat itu seketika berubah menjadi kepanikan. Rodi tiba-tiba jatuh lemas saat bernyanyi di atas panggung. Setelah menjalani perawatan di RSUD, keesokan harinya meninggal dunia.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana pun turut mengimbau agar kejadian memilukan saat perayaan Agustusan tahun 2022 lalu menjadi pelajaran bagi masyarakat terutama panitia perayaan hari kemerdekaan.
"Penyelenggaraan Oltrad (olahraga tradisional) sering menjadi pilihan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Memang ada beberapa Oltrad yang dapat dikatakan rawan kecelakaan atau berisiko tinggi," kata Deddy, Kamis (10/8/2023).
Dia menjelaskan kegiatan balap karung dan panjat pinang menjadi dua contoh perlombaan yang dianggap rawan kecelakaan, sehingga diperlukan kecermatan panitia penyelenggara. Ia menyarankan agar panitia tidak memaksakan lomba itu digelar jika kondisinya tidak memungkinkan.
Deddy mencontohkan lomba balap karung yang dihelat di lintasan jalan aspal atau beton memiliki risiko tinggi. Posisi kaki melompat sambi terbungkus karung dan tangan yang memegang ujung karung, dinilai rawan mengalami luka serius ketika terjatuh. Sehingga lebih baik dihelat di tanah lapang dan pesertanya diwajibkan mengenakan pelindung kepala atau helm.
"Jika memang tak memungkinkan, balap karung bisa dimodifikasi dengan balap jalan bebek (jalan jongkok) sambil mengenakan karung, dengan begitu risiko bisa ditekan namun kegiatan tetap meriah," kata Deddy.
Begitu pula dengan pelaksanaan lomba panjat pinang yang menurut Deddy berpotensi terjadinya peserta yang jatuh. Hal ini bisa diantisipasi dengan menghamparkan bantalan di bawah tiang panjat. "Panjat pinang juga rawan peserta jatuh, jadi harus hati-hati," kata Deddy.
Terlepas dari hal itu Deddy berharap peringatan hari kemerdekaan di Kota Tasikmalaya bisa berlangsung meriah dengan pelaksanaan event-event kreatif dan menarik.
"Dalam kaitan pariwisata tentu kami berharap di peringatan Agustusan kali ini muncul event-event kreatif dan menarik sehingga memiliki daya tarik pariwisata," pungkasnya.
(ral/mso)What's Your Reaction?