Presbiter Harapan Kasih Bekasi, Merayakan HUT Itu Peristiwa Istimewa
MERAYAKAN hari ulang tahun kelahiran bukan semata-mata hanya sebagai suatu peristiwa pertambahan usia dalam kehidupan seseorang,...
Dkn. Vicora Tulende, kanan, bersama anak, mantu dan cucu-cucu di ibadah syukur perayaan HUT di Harris Convention Hotel.
MERAYAKAN hari ulang tahun kelahiran bukan semata-mata hanya sebagai suatu peristiwa pertambahan usia dalam kehidupan seseorang, akan tetapi merupakan suatu peristiwa istimewa.
Bagi Presbiter GPIB Harapan Kasih Bekasi, Frans P. Palilaya, HUT kelahiran adalah momen spesial, dimana didalamnya ada perenungan diri tentang peristiwa yang telah dilalui dan sekaligus mensyukuri akan kebaikan dan pemeliharaan Kasih Tuhan yang boleh dialami sepanjang kehidupan selama satu tahun yang lalu.
Mengapa demikian, tanya Frans saat menyampaikan sambutannya di ibadah syukur HUT ke-60 Diaken Vicora Tulende yang digelar di Harris Convention Hotel Bekasi, Sabtu (28/12/2024).
Vicora Tulende selain sebagai Presbiter di GPIB Harapan Kasih Bekasi, Vicora juga aktif dalam pelayanan di Dept. Pelkes sebagai Bendahara. Ia juga pernah menjabat Ketua Dewan PKP.
Lanjut disampaikan Frans, merayakan HUT kelahiran adalah saat-saat untuk bisa berefleksi akan kehidupan yang telah dilewati bersama Tuhan.
”Sebab kita menyadari bahwa didalam perjalanan kehidupan setiap orang percaya tidaklah terlepas dari kepelbagaian persoalan hidup baik itu peristiwa-peristiwa yang mendatangkan kebaikkan, sukacita maupun sebaliknya,” kata Frans.
Menurutnya, kehidupan manusia didunia ini dapat digambarkan atau dianalogikan seperti roda yang berputar kadang berada dibawa dan juga kadang berada diatas.
Usia 60, kata Frans, harus disyukuri dimana usia 60 bagi GPIB adalah usia untuk memasuki kelompok Pelayanan Kategorial PKLU.
”Sesuai ketetapan tentang klasifikasi usia di lingkungan GPIB sudah tergolong sebagai “Jemaat Senior” masuk dalam kelompok Pelayanan Kategorial PKLU atau disebut “usia bersinar”. Hal ini merupakan kebanggaan untuk di syukuri oleh kita semua,” kata Frans.
Disampaikan, tidak ada hadiah istimewa yang dapat di berikan selain pesan Firman Tuhan sebagai hadiah yang terindah dari Kitab Amsal 3 : 5-6 yang menyatakan:
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” …
Artinya, berserahlah dan tetap mengandalkan Kasih pemeliharaan Tuhan dalam setiap hari-hari kehidupan, yang terbentang didepan dan janganlah mengandalkan kepada pengertian dan kekuatan diri sendiri akan tetapi tetap setia berpengharapan hanya kepada Tuhan.
Hadirlah ditengah-tengah kehidupan keluarga sebagai sombar dan menjadi teladan bagi anak-anak, Nino dan Iren serta kedua cucu tercinta Lingkan dan Tian dan juga ditengah-tengah keluarga besar Van der Muur-Tulende.
Dalam kesempatan itu, Pendeta Jeffrey mengatakan, siapapun dia pasti punya masalah dan pergumulan yang dihadapi. Tapi percayalah, Tuhan ada bagi setiap orang yang mempecayakan hidupnya di tangan Tuhan.
”Kita semua pasti menghadapi tantangan dan pergumulan hidup masing-masing. Ada banyak tantangan dan pergumulan yang kita hadapi, tetapi Tuhan yang penuh kekuasaan menjadikan kita beroleh kekuatan,” tandas Pendeta Jeffrey.
Mengurai Firman Tuhan dari Mazmur 28: 7, dalam menghadapi tantangan dan pergumulan itu, katanya, Tuhan menjadi perisai bagi yang memampukan menjalani hari-hari hingga dipenghujung tahun 2024 ini memasuki Tahun Anugerah Tuhan dan tahun yang baru di 2025.
”Tuhan kekuatan kita, Tuhanlah perisai kita, itulah pengharapan kita selanjutna menjalani perjalanan hidup kedepan,” kata Pendeta Jeffrey memberi pengharapan.
”Refleksi iman ibu Vicora, anak Nino dan Iren serta cucu bahwa mereka mempertaruhkan kehidupan dan percaya kepada Tuhan didalam Yesus Kristus. Percaya itu menggantungkan hidup sepenuhnaya kepada Tuhan,” tuturnya.
Frans S. Pong, Redaktur Arcus GPIB
What's Your Reaction?