Puncak Sejarah: Tugu Koto IV Koto Lubuk Ambacang, Saksi Bisu Peristiwa Bersejarah di Indragiri

Tugu adalah Salah Satu Tempat Monumen-monumen yang Selalu diingat pada Saat Masa Penjajahan dan Menjadi salah satu bukti Perjuangan.

Puncak Sejarah: Tugu Koto IV Koto Lubuk Ambacang, Saksi Bisu Peristiwa Bersejarah di Indragiri
image

PACUNEWS.COM | Sosbud -Tugu adalah Salah Satu Tempat Monumen-monumen yang Selalu Diingat pada Saat Masa Penjajahan dan Menjadi salah satu bukti Perjuangan Para Pahlawan Di Koto IV Koto Lubuk Ambacang terdapat Tugu Koto IV ini merupakan bukti sejarah yang mencerminkan masa lalu, yakni pada tahun 1949, Desa Lubuk Ambacang berfungsi sebagai pusat darurat pemerintahan Indragiri sebelum dipindahkan ke Taluk Kuantan.

Baca Juga: Tugu Juang Rengat: Tragedi Mengenang 5 Januari 1949 di Indragiri Hulu

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi militer ke-2 di Indonesia. Seiring dengan serangan ini, untuk mengatasi disintegrasi bangsa di daerah-daerah, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) didirikan di Bukittinggi oleh Syafruddin Prawiranegara atas perintah Presiden Soekarno yang ditawan Belanda.

Baca Juga: Tugu Gajah Putih Benai: Monumen Bersejarah Peringatan Perjuangan dan Kebanggaan Kenegerian Simandolak

Keadaan darurat pemerintah Indragiri di Lubuk Ambacang juga bergabung dengan PDRI, dan saat itu rakyat melancarkan perjuangan di hutan-hutan belantara.

Pada tanggal 5 Januari 1949, Rengat mengalami tragedi kematian massal oleh tangan Belanda, yang mengakibatkan kematian warga secara membabi buta dan sungai Indragiri berubah menjadi merah karena mayat-mayat yang dimasukkan. Bupati Indragiri saat itu, Bupati Tulus, ikut menjadi korban.

Baca Juga: Monumen Tugu Jalur Punya Cerita Sejarah

Selama agresi militer Belanda, perlawanan rakyat terjadi di seluruh penjuru, didorong oleh tekanan dari Komite Tiga Negara dan ancaman bantuan ekonomi oleh Amerika terhadap Belanda. Pada tanggal 24 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan agresi militer Belanda.

Baca Juga: Tahun Baru Semangat Baru, DLH Kuansing Berbenah Taman Kota, Bersihkan Tugu Carano

Setelah tentara Belanda meninggalkan Indragiri yang telah dikuasai di Taluk Kuantan, pemerintahan darurat dipindahkan dari Lubuk Ambacang ke Taluk Kuantan pada tanggal 14 Desember 1949. Kemudian, pada tanggal 27 Desember 1949, Indragiri secara resmi diserahkan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia di Kota Rengat.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow