Rangkaian Peristiwa 17 Agustus 1945 Lengkap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945 tersusun dari beberapa peristiwa. Berikut rangkaian peristiwa 17 Agustus 1945 lengkap.
Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tersusun dari beberapa peristiwa. Berikut rangkaian peristiwa 17 Agustus 1945 lengkap.
Peristiwa istimewa bagi bangsa Indonesia itu dimulai dari kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. Lalu, dilanjutkan dengan penolakan Jepang terhadap Deklarasi Postdam terhadap Sekutu.
Penolakan tersebut membuat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di dua kota di wilayah Jepang sehingga membuat Negeri Sakura menjadi terpuruk. Akhirnya mau tidak mau, Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kabar ini sampai ke telinga para tokoh pergerakan nasional Indonesia sehingga segera merencanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Berikut penjelasan dari masing-masing peristiwa seperti dikutip dari Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia SMA Kelas XI oleh Ersontowi.
1. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik
Mulanya, Jepang berhasil menghancurkan Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawai pada 7 Desember 1941.
Namun setelah serangan itu, kode komunikasi rahasia Jepang justru berhasil dibuka oleh AS. Hal ini membuat AS mengetahui jumlah pasukan dan waktu serangan Jepang.
Dengan begitu, AS dan Sekutu dapat melakukan serangan kepada Jepang dan memperoleh kemenangan. Bahkan, beberapa pulau milik Jepang, seperti Saipan, Iwo Jima, dan Okinawa dapat direbut oleh Sekutu.
2. Penolakan Deklarasi Postdam
Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik, Sekutu mengeluarkan Deklarasi Postdam di Jerman untuk Jepang.
Isinya, Jepang harus menyerah tanpa syarat atau akan dihancurkan secara besar-besaran. Namun, Jepang menolak isi Deklarasi Postdam tersebut.
3. Peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
Ilustrasi. Rangkaian peristiwa 17 Agustus 1945 lengkap (Hiroshima Peace Memorial Museum/U.S. Army via AP)
|
Penolakan Jepang kemudian dibalas AS dengan menjatuhkan bom atom di dua kota di wilayah Jepang. AS menjatuhkan bom 'Little Boy' di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Lalu, AS menjatuhkan bom 'Fat Man' di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Dampaknya, ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dan ratusan ribu lainnya cacat.
Akhirnya, Jepang mau tidak mau menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.
4. Kabar Jepang menyerah sampai ke Indonesia
Rangkaian peristiwa 17 Agustus 1945 lengkap berlanjut pada momen kabar Jepang menyerah sampai ke Indonesia. Sebab, Sekutu menyiarkan kabar ini melalui radio BBC.
Siaran tersebut didengar oleh Sutan Syahrir, salah satu tokoh pergerakan nasional. Lalu, Syahrir meneruskan kabar tersebut ke golongan tua dan golongan muda.
5. Golongan tua dan muda tak sependapat
Kabar Jepang menyerah kepada Sekutu membuat golongan muda ingin segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, golongan tua tak sependapat.
Sebab menurut golongan tua, proklamasi kemerdekaan harus melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara golongan muda menolak karena PPKI adalah lembaga buatan Jepang.
Menurut golongan muda, proklamasi kemerdekaan melalui PPKI sama saja dengan menginginkan kemerdekaan dengan campur tangan Jepang.
Padahal, golongan muda ingin kemerdekaan Indonesia dilakukan atas pengorbanan dan perjuangan rakyat Indonesia sendiri, bukan atas campur tangan Jepang.
Namun, golongan tua termasuk Soekarno dan Moh. Hatta tetap menolak. Mereka ingin bertemu wakil Jepang dulu untuk membicarakan rencana tersebut.
6. Peristiwa Rengasdengklok
Penolakan itu membuat golongan muda menculik Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 agar mereka tidak terpengaruh dengan Jepang.
Hal ini membuat Achmad Subardjo, wakil dari golongan tua harus berunding lagi dengan Wikana, wakil dari golongan muda. Akhirnya, Achmad Subardjo sepakat untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menjemput Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.
7. Perundingan dengan Jepang
Setelah kembali ke Jakarta dari Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta menemui Mayor Jenderal Otoshi Nishimura untuk meminta kemerdekaan tapi ditolak. Sebab, Jepang sudah terlanjur meneken perjanjian dengan Sekutu.
8. Penyusunan Teks Proklamasi
Penolakan dari Jepang membuat Soekarno dan Moh. Hatta akhirnya mau mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia sehingga Teks Proklamasi pun segera disusun.
Penyusunan Teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, Moh. Hatta dan Achmad Subardjo di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.
Achmad Subardjo menyumbang kalimat utama dan Moh. Hatta menyumbang kalimat terakhir dalam Teks Proklamasi. Soekarno menuliskannya Teks Proklamasi tersebut.
Kemudian, Soekarno dan Moh. Hatta menandatangani Teks Proklamasi atas usul Sukarni dan menyerahkan naskah itu ke Sayuti Melik untuk diketik dengan beberapa perubahan yang disepakati.
9. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah seluruh persiapan selesai, Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Soekarno memberi pidato kemudian membacakan Teks Proklamasi. Selanjutnya dilakukan pengibaran Bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat.
Ketika bendera dikibarkan, semua yang hadir dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya. Adapun Bendera Merah Putih yang dipakai adalah hasil jahitan Fatmawati.
Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun langsung menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air melalui siaran radio, media cetak, hingga para utusan daerah.
Itulah rangkaian peristiwa 17 Agustus 1945 lengkap. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(uli/juh)What's Your Reaction?