Rentetan Peristiwa Penganiayaan Terhadap Aktivis Gorontalo, Diduga Terkait Kritik Tambang Ilegal

Tiga aktivis lingkungan di Gorontalo diserang orang tak dikenal. Dugaan kuat mengarah pada sikap kritis mereka terhadap tambang ilegal. Polda Gorontalo turun tangan percepat penyelidikan.

Rentetan Peristiwa Penganiayaan Terhadap Aktivis Gorontalo, Diduga Terkait Kritik Tambang Ilegal
image

Liputan6.com, Gorontalo - Tiga aktivis di Provinsi Gorontalo menjadi korban kekerasan secara beruntun yang diduga kuat terkait dengan sikap kritis mereka terhadap aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) di Gorontalo. Hingga saat ini, aparat kepolisian belum mengungkap pelaku maupun motif dari serangkaian serangan tersebut.

Kejadian pertama menimpa Hidayat Musa, mantan Ketua Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Gorontalo, pada Minggu (27/4/2025) di sekitar wilayah Polsek Kota Timur, Kota Gorontalo. Saat melintas menggunakan sepeda motor, Hidayat diserang oleh dua orang tak dikenal. Salah satu pelaku menendang kepalanya dengan keras hingga helm korban pecah, namun ia masih berhasil mengendalikan kendaraannya dan selamat dari kecelakaan.

Kekerasan serupa terjadi kembali pada Senin sore (5/5/2025). Amin Dj. Suleman, Ketua Gerakan Aktivis Milenial (GAM) Gorontalo, menjadi korban pengeroyokan saat melintas di Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR). Empat pelaku menggunakan dua sepeda motor menghadang dan memukulnya dengan balok kayu. Aksi brutal ini terekam kamera warga dan viral di media sosial. Amin dikenal sebagai aktivis yang tegas menolak praktik tambang emas ilegal dan penyelundupan batu hitam dari wilayah pertambangan tak berizin di Gorontalo.

Serangan ketiga terjadi Selasa (13/5/2025) dini hari, menimpa Harun Alulu alias Oga, Koordinator BEM Nusantara Gorontalo. Ia diserang saat dalam perjalanan pulang dari Sekretariat HMI Cabang Limboto menuju tempat indekosnya. Empat pelaku mengenakan pakaian hitam dan penutup wajah menghampiri korban dengan sepeda motor jenis NMax. Salah satu pelaku memukul bagian belakang tubuh Harun menggunakan balok hingga korban mengalami luka serius. Harun telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gorontalo. Namun hingga berita ini diturunkan, ketiga kasus kekerasan tersebut belum menunjukkan perkembangan signifikan dari pihak kepolisian.

Sejumlah kalangan menduga aksi kekerasan ini berkaitan erat dengan peran para korban yang selama ini aktif mengkritik tambang ilegal. Bahkan, isu ini memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan oknum aparat dalam praktik pertambangan tanpa izin di sejumlah wilayah.

Aktivis dan organisasi masyarakat sipil di Gorontalo mendesak Polda Gorontalo segera menuntaskan penyelidikan, mengungkap pelaku dan motif serangan, serta memberikan jaminan perlindungan hukum bagi para pejuang lingkungan. Negara sudah seharusnya hadir melindungi warga yang menjalankan fungsi kontrol sosial. Jangan biarkan aktivis di teror hingga dikriminalisasi dengan cara kekerasan.

Seorang pemuda di Klaten, Jawa Tengah, dimintai keterangan terkait ledakan di Asrama Polisi di Sukoharjo. Polda Jawa Barat juga membenarkan telah meminta keterangan terhadap seorang pemuda asal Indramayu terkait ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow