Sejarah Waisak, Tiga Peristiwa Penting dalam Kehidupan Buddha
Hari Raya Waisak diperingati umat Buddha untuk menghormati kelahiran, pencerahan, dan wafat Sang Buddha. Simak sejarah dan maknanya di sini.


Daftar Isi
Hari Raya Waisak merupakan momen suci yang diperingati setiap tahun oleh umat Buddha di seluruh dunia. Perayaan ini menjadi simbol penghormatan terhadap tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Siddharta Gautama, yaitu kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya.
Biasanya diperingati pada bulan purnama di bulan Mei, Waisak tidak hanya menjadi waktu untuk berdoa dan bermeditasi, tetapi untuk merenungkan ajaran-ajaran luhur Sang Buddha. Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah perayaan Waisak bermula? Simak ulasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Waisak
Lahirnya ajaran agama Buddha tak bisa dilepaskan dari sosok Siddhartha Gautama, tokoh spiritual yang kelak dikenal sebagai Sang Buddha. Ia diyakini lahir pada tahun 623 SM di Lumbini, wilayah yang kini terletak di perbatasan Nepal Selatan, berdasarkan catatan UNESCO yang juga menetapkan Lumbini sebagai situs warisan dunia.
Sebagai pangeran dari Kerajaan Kapilavastu, Siddhartha tumbuh dalam lingkungan serba mewah. Namun, kehidupan istana yang gemerlap tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam yang menggelisahkan batinnya tentang penderitaan hidup, usia tua, sakit, dan kematian.
Pada usia 29 tahun, Siddhartha memilih meninggalkan kehidupan duniawinya untuk mencari makna sejati kehidupan. Ia menghabiskan bertahun-tahun dalam pertapaan, semedi, dan puasa ketat, hingga akhirnya meraih pencerahan spiritual di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India.
Momen inilah yang menjadi tonggak awal kelahiran ajaran Buddha. Setelah mencapai pencerahan, Sang Buddha menyebarkan ajarannya melalui khotbah pertamanya di Taman Rusa, Sarnath, yang dikenal dengan istilah "Pemutaran Roda Dharma" (Dhammacakkappavattana).
Ia mengajarkan tentang Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Utama Berunsur Delapan sebagai panduan menuju akhir dari penderitaan. Seiring waktu, ajaran Sang Buddha menyebar luas hingga ke berbagai penjuru dunia.
Puncaknya, pada Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists) yang pertama diadakan di Sri Lanka tahun 1950, ditetapkanlah Hari Waisak sebagai hari suci bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam hidup Sang Buddha, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.
Makna Tri Suci Waisak
Hari Raya Waisak bukan sekadar perayaan keagamaan, tapi momen penuh makna bagi umat Buddha di seluruh dunia. Dalam perayaan ini, ada tiga peristiwa suci yang dikenal sebagai Tri Suci Waisak, yang merangkum perjalanan spiritual Sang Buddha, Siddharta Gautama. Apa saja makna di balik ketiga peristiwa tersebut?
1. Lahirnya Pangeran Siddharta
Pangeran Siddharta merupakan putra dari Raja Suddhodana dan Permaisuri Ratu Mahamaya. Ia lahir di Taman Lumbini pada 623 SM sebagai seorang Bodhisatva (calon Buddha, individu yang akan mencapai Kebahagiaan Tertinggi).
2. Pangeran Siddharta Mencapai Penerangan Agung
Pada tahun 588 SM, di usia yang ke 35 tahun, Siddharta Gautama mendapatkan penerangan agung. Setelah peristiwa tersebut, Siddharta Gautama menjadi Buddha di Bodh Gaya di saat bulan Waisak tiba.
3. Wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana)
Pada tahun 543 SM, Buddha Gautama mengembuskan napas terakhirnya di usia ke-80 tahun. Setiap makhluk yang merupakan pengikutnya melakukan penghormatan terakhir dengan bersujud. Ia wafat di bulan purnama ketika Waisak.
Rangkaian Acara Hari Raya Waisak 2025
Puncak acara Tri Suci Waisak 2025 akan dilaksanakan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perayaan ini juga diikuti dengan sederet rangkaian acara yang semakin memeriahkan Waisak.
1. Minggu 4 Mei 2025
- Karya Bakti Taman Makam Pahlawan Seluruh Indonesia
2. Sabtu-Minggu 10-11 Mei 2025
- Bakti Sosial Pengobatan Gratis di Zona 2 Candi Borobudur
3. Sabtu 10 Mei 2025
- Api Dharma di Mrapen, Grobogan dan Ritual Pensakralan di Candi Mendut
4. Minggu 11 Mei 2025
- Air Berkah Umbul Jumprit Temanggung dan Ritual Pensakralan di Candi Mendut
5. Senin 12 Mei 2025
- Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur
- Pelepasan Lampion Waisak
- Detik-detik Waisak pukul 23.55.29 WIB
- Pradaksina Candi Borobudur
(auh/irb)
What's Your Reaction?






