Siswa SMP Al Falah Assalam Tropodo Gelar Teatrikal Peristiwa Heroik Perobekan Bendera Belanda

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Memperingati Hari Pahlawan, SMP Al Falah Assalam, Tropodo, Kecamatan Waru, Sidoarjo menggelar teatrikal detik-detik perobekan bendera Belanda

Siswa SMP Al Falah Assalam Tropodo Gelar Teatrikal Peristiwa Heroik Perobekan Bendera Belanda

SIDOARJO, SURYAKABAR.com – Memperingati Hari Pahlawan, SMP Al Falah Assalam, Tropodo, Kecamatan Waru, Sidoarjo menggelar teatrikal detik-detik perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato Kota Surabaya. Teatrikal ini digelar di halaman sekolah, Sabtu (9/11/2024).

Kegiatan diawali upacara bendera yang tidak hanya diikuti siswa dan guru, melainkan juga sejumlah wali murid. Dalam upacara bendera ini tidak sedikit siswa, guru dan wali murid yang mengenakan kostum busana tradisional nusantara. Ada juga yang mengenakan kostum perjuangan jaman perang kemerdekaan.

Setelah upacara bendera, kemudian digelar teatrikal detik-detik peristiwa perobekan bendera Belanda di atap Hotel Yamato Surabaya. Tidak hanya diikuti sekitar 50 siswa, drama mengenang peristiwa heroik arek-arek Suroboyo itu juga melibatkan belasan wali murid dengan kostum menyesuaikan.

Peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato yang saat ini bernama Hotel Majapahit, terjadi pada 19 September 1945 silam. Saat itu di September 1945 ada seruan dari Presiden Soekarno untuk mengibarkan bendera merah putih.

Pada saat itu warga Surabaya marah karena melihat ada bendera Belanda dikibarkan di atap Hotel Yamato. Warga kemudian beramai-ramai menurunkan Bendera Belanda dan merobek warna biru. Selanjutnya bendera yang tinggal warna merah dan putih dikibarkan kembali.

Peristiwa perobekan bendera Belanda itu menjadi awal dari rentetan perlawanan arek-arek Suroboyo, yang pada puncaknya terjadi pada 10 November 1945. Momen itu menjadi sejarah keberanian warga Surabaya dalam mengusir Sekutu yang diboncengi tentara Belanda yang ingin menjajah kembali.

Kepala SMP Al Falah Assalam M Ma’ruf mengatakan, kegiatan ini tidak sekadar memperingati Hari Pahlawan, namun juga untuk meneladani sosok pahlawan. Bagi siswa saat ini, sosok pahlawan tersebut bisa saja orang tua ataupun ustadz dan ustadzah yang mengajar di sekolah.

“Hari ini konsepnya menggabungkan semuanya, anak-anak bisa berkolaborasi dengan orang tuanya masing-masing, dengan sekolah, ustaz ustadzah, sehingga keteladanan dari pahlawan itu betul-betul bisa dimaknai anak-anak, dan melihat riil nyata sosok pahlawan pada orang tua atau ustadz dan ustadzah mereka,” kata M Ma’ruf.

Guru Seni Budaya Naini Agustin Ningtyas yang juga sutradara teatrikal kegiatan ini mengaku hanya ada persiapan selama seminggu. Dalam waktu relatif mepet tersebut, Naini harus bisa memahami karakter masing-masing anak untuk dijadikan pemeran teatrikal.

Naini harus memilih siapa yang cocok dijadikan tentara Belanda ataupun noni Belanda, serta peran yang pas untuk pejuang pribumi. Anak-anak peserta teatrikal juga harus bisa dengan cepat menghafal teks dan alur cerita.

“Kita praktis hanya ada satu pertemuan untuk persiapan selama dua jam, sehingga anak-anak harus fokus dan semangat,” kata Naini.

Selain upacara bendera dan teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, peringatan Hari Pahlawan di SMP Al Falah Assalam juga diisi perlombaan seperti lomba melukis sosok pahlawan, serta lomba paduan suara antar kelas. Para murid terlihat sangat antusias mengikuti semua kegiatan. (sat)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow