Ternyata, Badai Matahari Ekstrem 14.300 Tahun Lalu 500 Kali Lebih Kuat dari Peristiwa Terburuk dalam Sejarah Modern

Badai matahari ekstrem yang terjadi 14300 tahun lalu ternyata 500 kali lebih kuat dibandingkan peristiwa tahun 2003

Ternyata, Badai Matahari Ekstrem 14.300 Tahun Lalu 500 Kali Lebih Kuat dari Peristiwa Terburuk dalam Sejarah Modern
Ternyata, Badai Matahari Ekstrem 14.300 Tahun Lalu 500 Kali Lebih Kuat dari Peristiwa Terburuk dalam Sejarah Modern
Badai matahari ekstrem yang terjadi 14.300 tahun lalu ternyata 500 kali lebih kuat dibandingkan peristiwa tahun 2003.(NASA)

SEKITAR 14.300 tahun lalu, Bumi dihantam badai matahari ekstrem. Lebih dahsyat daripada peristiwa serupa mana pun yang pernah tercatat dalam sejarah umat manusia, ungkap analisis terbaru terhadap data radiokarbon.

Badai matahari ini, sebelumnya sulit dideteksi para ilmuwan karena kurangnya model yang sesuai untuk menafsirkan data radiokarbon dari kondisi iklim glasial.

Studi baru tim dari Universitas Oulu di Finlandia berhasil menafsirkan data tersebut dengan hasil yang mencengangkan. Dengan menggunakan model kimia-iklim terbaru, tim tersebut menemukan lonjakan tajam isotop karbon-14 yang terdeteksi dalam cincin fosil pohon disebabkan badai matahari yang lebih dari 500 kali lebih kuat dibandingkan Badai Matahari Halloween tahun 2003.

Badai matahari dapat menyebabkan gangguan besar pada medan magnet Bumi dan menyuntikkan sejumlah besar partikel bermuatan ke atmosfer planet. Partikel ini—terutama proton berenergi tinggi. Karbon-14 terbentuk melalui interaksi atom nitrogen di atmosfer dengan sinar kosmik. Para ilmuwan dapat menggunakan konsentrasi radiokarbon untuk menentukan usia bahan organik karena isotop tersebut meluruh seiring waktu.

Pada 2023, lonjakan besar dalam konsentrasi radiokarbon pada cincin fosil pohon ditemukan, menunjukkan badai matahari besar telah terjadi menjelang berakhirnya Zaman Es terakhir.

Studi terbaru ini akhirnya mampu menilai secara tepat besarnya badai tersebut dan memperkirakan waktu kejadiannya secara lebih akurat. Para ilmuwan memperkirakan badai matahari itu terjadi antara Januari dan April tahun 12.350 SM.

“Peristiwa kuno pada tahun 12.350 SM adalah satu-satunya kejadian partikel matahari ekstrem yang diketahui terjadi di luar zaman Holosen, yaitu sekitar 12.000 tahun terakhir dengan iklim hangat yang stabil,” kata Kseniia Golubenko, peneliti postdoktoral di Universitas Oulu dan penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan. 

“Model baru kami menghapus batasan analisis yang hanya pada periode Holosen, dan memperluas kemampuan kami untuk meneliti data radiokarbon bahkan dalam kondisi iklim glasial.”

Lonjakan Radiokarbon

Sebelumnya, para ilmuwan telah mempelajari lima lonjakan radiokarbon lainnya dalam data cincin pohon, yang dikaitkan dengan badai matahari kuat yang terjadi pada tahun 994 M, 775 M, 663 SM, 5259 SM, dan 7176 SM.

Badai terkuat dari periode Holosen itu adalah badai matahari tahun 775 M, yang menghantam Bumi saat Charles the Great memerintah Kekaisaran Franka pasca-Romawi di Eropa abad pertengahan. Hanya sedikit catatan tertulis yang tersisa mengenai badai tersebut, namun para sejarawan menemukan jejaknya dalam kronik Tiongkok kuno dan Anglo-Saxon.

Badai tahun 12.350 SM yang baru dianalisis ini bahkan lebih kuat, dengan memuntahkan sekitar 18% lebih banyak partikel bermuatan ke atmosfer, ungkap studi tersebut.

Memahami skala badai matahari besar seperti ini sangat penting di abad ke-21. Apalagi ketergantungan manusia pada sistem elektronik dan teknologi luar angkasa membuat masyarakat jauh lebih rentan terhadap ulah matahari.

“Peristiwa ini menetapkan skenario terburuk baru,” ujar Golubenko. “Memahami skalanya penting untuk menilai risiko badai matahari di masa depan terhadap infrastruktur modern seperti satelit, jaringan listrik, dan sistem komunikasi.”

Kerusakan Akibat Ledakan Matahari

Badai matahari lain dalam sejarah modern menunjukkan betapa besar kerusakan yang bisa ditimbulkan ledakan matahari terhadap Bumi. Peristiwa Carrington tahun 1859 merusak jaringan telegraf di seluruh dunia. Sementara Badai Halloween tahun 2003 menyebabkan kekacauan di orbit Bumi karena perubahan mendadak dalam kepadatan atmosfer membuat lintasan satelit menjadi tak menentu.

Badai Gannon tahun 2024, yang kekuatannya mirip dengan Badai Halloween, menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli keberlanjutan luar angkasa karena menyebabkan “migrasi massal satelit”, di mana ribuan satelit harus menyalakan pendorong mereka untuk mengimbangi penurunan ketinggian akibat perubahan kepadatan atmosfer.

Badai sebesar yang terjadi pada tahun 12.350 SM kemungkinan besar akan menyebabkan kehancuran total jika menghantam Bumi dan wilayah luar angkasa sekitarnya di masa sekarang. (space/Z-2)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow