4 Peristiwa Penting dalam Islam yang Terjadi di Bulan Syaban

Selain menjadi salah satu bulan yang istimewa dalam Islam, ternyata ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban.

4 Peristiwa Penting dalam Islam yang Terjadi di Bulan Syaban
image
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Bulan Syaban menjadi bulan yang istimewa karena ada banyak keutamaan di dalamnya. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, terutama puasa dan berdoa.

Selain memiliki keutamaan yang luar biasa, ternyata ada pula peristiwa penting yang terjadi di bulan Syaban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriah dan menjadi bulan persiapan untuk menyambut Ramadan. Kata Syaban berasal dari bahasa Arab yang berarti terpisah.

Nama ini diberikan karena zaman dahulu orang-orang Arab berpisah untuk mencari air di bulan ini.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di bulan Syaban.

1. Peralihan kiblat

Peristiwa penting di bulan Syaban yang pertama adalah terjadi peralihan kiblat dalam Islam. Melansir NU Online, peralihan kiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram terjadi pada bulan ini.

Hal ini diketahui berkat penafsiran Al-Qurthubi tentang Surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam kitab Al-Jami' li Ahkāmil Qur'an dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti, Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya'ban yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban.

Peralihan ini ternyata menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad Saw. Bahkan pernah diceritakan bahwa Rasulullah berdiri menghadap langit-langit setiap hari untuk menunggu wahyu tentang peralihan kiblat turun.

Momen penting ini tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ۝١٤٤

qad narâ taqalluba waj-hika fis-samâ', fa lanuwalliyannaka qiblatan tardlâhâ fa walli waj-haka syathral-masjidil-ḫarâm, wa ḫaitsu mâ kuntum fa wallû wujûhakum syathrah, wa innalladzîna ûtul-kitâba laya'lamûna annahul-ḫaqqu mir rabbihim, wa mallâhu bighâfilin 'ammâ ya'malûn.

Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."


2. Ditetapkannya puasa Ramadhan sebagai puasa wajib

Puasa Ramadhan pertama kali disyariatikan pada 10 Syaban di tahun ke-2 setelah Nabi Saw hijrah ke Madinah, setelah diturunkannya perintah penggantian kibliat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram.

Sejak itulah Rasulullah Saw menjalankan puasa Ramadhan hingga akhir hayatnya sebanyak sembilan kali dalam sembilan tahun.

Hal ini sebagaimana An Nawawi menuliskan dalam kitabnya Al Majmu' Syarah Al Muhadzdzab, sebagai berikut. "Rasulullah Saw berpuasa Ramadhan selama 9 tahun. Sebab puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya'ban tahun kedua hijriah, lalu beliau Saw wafat bulan Rabi'ul Awwal tahun kesebelas hijriyah."


3. Penyerahan seluruh amal kepada Allah Swt.

Hal lain yang terjadi pada bulan Syaban adalah konon menjadi bulan ketika seluruh amal umat Islam diserahkan ke Allah Swt. Pernyataan ini berasal dari sebuah hadis riwayat An-Nasa'i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad saw.

"Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya'ban?"

Kemudian Rasulullah saw.menjawab, "Banyak manusia yang lalai di bulan Sya'ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah Swt. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa."

Beragam sumber menyebut, penyerahan amal ini merupakan rekapitulasi amal umat Islam secara penuh. Namun, waktu penyerahan amal tidak hanya terjadi di bulan Syaban, tetapi ada juga yang langsung tanpa menunggu waktu atau di saat-saat lain.


4. Turunnya ayat tentang selawat

Terakhir, bulan Syaban juga menjadi momen turunnya ayat tentang selawat. Hal ini tertulis dalam surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥٦


innallâha wa malâ'ikatahû yushallûna 'alan-nabiyy, yâ ayyuhalladzîna âmanû shallû 'alaihi wa sallimû taslîmâ.

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Demikian beberapa peristiwa penting di bulan Syaban. Semoga bermanfaat.

(sac/fef)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow