Butet Kartaredjasa Mengaku Diintimidasi Aparat Hukum saat Mengadakan Pentas, Polisi: Mari Melihat Peristiwa Secara Utuh

Butet Kartaredjasa mengaku mendapatkan intimidasi dari aparat hukum saat gelar pentas seni, pihak kepolisian angkat bicara

Butet Kartaredjasa Mengaku Diintimidasi Aparat Hukum saat Mengadakan Pentas, Polisi: Mari Melihat Peristiwa Secara Utuh
image

KILAT.COM - Pernyataan Butet Kartaredjasa mengenai unsur intimidasi yang diterimanya dari pihak kepolisian kini mendapat sorotan dari publik.

Dugaan intimidasi itu disampaikan oleh Butet Kartaredjasa saat pembukaan pentas di Pertunjukan teater bertajuk 'Musuh Bebuyutan' yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada pentas yang diadakan pada hari jumat, 1 desember 2023 lalu, Butet Kartaredjasa menyebut dirinya dapat intimidasi, diminta untuk membuat pernyataan tertulis mengenai konten yang ada di dalam pertunjukan tersebut.

"Pertunjukan kali ini setelah 41 kali kami main, baru kali ini saya harus membuat surat pernyataan tertulis kepada polisi," ucap Butet, dikutip Kilat.com dari Youtube Kompas TV.

Baca Juga: Sosok dr Tifa Sebut Gielbran Muhammad Noor Layak jadi Cawapres Ketimbang Gibran Rakabuming Anak Jokowi Alumnus UGM Memalukan!

“saya harus berkomitmen tidak ada unsur politik di dalam pertunjukan,” lanjutnya menerangkan perihal permintaan surat pernyataan yang diminta pihak kepolisian.

Di akhir kalimatnya, butet juga mengutarakan kesannya terhadap permintaan polisi tersebut.

"Keren! Selamat datang Orde Baru," tanggap Butet.

Butet beranggapan bahwa unsur intimidasi tidak hanya bisa berupa pernyataan verbal atau fisik, tetapi dengan adanya kewajiban membuat dan menandatangani surat pernyataan merupakan sebuah pembungkaman.

Baca Juga: Cawapres Gibran Rakabuming Berani Jamin Kesejahteraan Buruh di Pelabuhan dalam Kampanye Pemilu 2024: Akan Kita Beri Atensi..

Menanggapi polemik tersebut, pihak kepolisian akhirnya buka suara dan membuat klarifikasi.

Disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, bahwa peristiwa ini perlu dilihat secara menyeluruh sehingga tidak ada kesalahpahaman.

“Mari kita sama-sama melihat suatu peristiwa dengan utuh,” ujar Trunoyudo.

Trunoyudo berharap publik harus melihat perkara tidak hanya dari satu pihak, publik perlu mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dari berbagai pihak.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow