Deretan Fakta Santri Pekalongan Babak Belur Dikeroyok Belasan Senior
Seorang siswa MTS kelas 7 yang juga santri sebuah pondok pesantren di Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah diduga dikeroyok belasan siswa senior.
Seorang siswa MTS kelas 7 yang juga santri sebuah pondok pesantren di Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah diduga dikeroyok belasan siswa senior. Polisi pun turun tangan.
Dilansir detikJateng, Rabu (20/9/20230), Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Isnovim membenarkan adanya aduan dari keluarga korban. Kasus itu kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Pekalongan.
"Benar, pada tanggal 10 September, kami menerima pengaduan terkait peristiwa tersebut dan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 9 September. Pengaduannya korban dipukuli teman-temanya di ponpes," kata Isnovim saat ditemui di Mapolres Pekalongan.
Berikut sederet fakta kasus pengeroyokan itu.
1. Dikeroyok di Kamar Kelas 8
Ibu korban yang berinisial K, warga Kecamatan Wonokerto, Pekalongan, mengatakan pengeroyokan yang menimpa anaknya itu terjadi pada Sabtu (9/9) malam. Saat itu anaknya yang berusia 13 tahun dipanggil seniornya kelas 8 dan diajak ke kamar kelas 8.
Di kamar itulah, korban diduga mengalami penganiayaan dan dikeroyok oleh 14 anak yang sebagian besar seniornya di kelas 8 dan 9. Akibatnya, korban mengalami luka di sekujur tubuhnya dan tidak mau masuk sekolah.
2. Terungkap saat Ditelepon Ibu
Ibunya mengaku baru mengetahui kejadian itu pada keesokan harinya, Minggu (10/9), saat menelepon anaknya.
"Saya tahu kejadian itu pada pagi harinya yakni Minggu. Saya ngebel (telepon) anaknya, saya dapat cerita, dan awalnya saya tidak percaya. Setelah saya datangi, saya baru percaya setelah melihat luka-luka yang ada di tubuh anak saya," kata KK saat ditemui wartawan di rumahnya, Selasa (19/9/2023).
3. Diancam Tak Lapor Ustaz-Ortu
Ibu korban mengatakan saat itu anaknya diancam agar tak melapor ke ustaz maupun ke orang tua.
"Kemudian pas itu anak saya tidak bisa apa-apain, diludahin sama diancam untuk tidak melaporkan itu ke ustaz maupun orang tuanya," ungkapnya.
4. Visum-Lapor Polisi
Atas peristiwa tersebut, ibu korban langsung melakukan pengaduan ke Mapolres Pekalongan, pada Minggu (10/9), setelah sebelumnya melakukan visum di rumah sakit.
"Saya ingin adanya hukum, hukum harus berjalan, supaya tidak terjadi lagi adanya korban seperti yang terjadi pada anak saya," ucapnya.
5. Ponpes Akui Lalai
Kepala Ponpes, Zaenudin, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya mengakui adanya kelalaian atas kejadian itu dan berharap, agar kasusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Alasannya, korban dan para pelakunya masih anak-anak.
Baca selengkapnya di sini
Simak juga 'Detik-detik Atlet Futsal Blitar Ditendang Lawan saat Selebrasi Sujud':
[Gambas:Video 20detik]
(idh/idh)What's Your Reaction?