Festival Bakar Tongkang di Rokan Hilir dan Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa

Festival bakar tongkang akan digelar di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau pada awal Juli 2023. Acara ini kembali digelar setelah tahun-tahun dihentikan karena pandemi Covid-19.

Festival Bakar Tongkang di Rokan Hilir dan Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa

Merdeka.com - Festival bakar tongkang akan digelar di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau pada awal Juli 2023. Acara ini kembali digelar setelah tahun-tahun dihentikan karena pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rahmat memperkirakan, festival Bakar Tongkang kali ini akan menyedot banyak perhatian wisatawan. Dia menjelaskan, momen tersebut hanya berlangsung setahun sekali. Salah satu peluang ekonomi yang bisa diberdayakan, yakni masyarakat menjadikan kediaman mereka menjadi homestay.

taboola mid article

"Hotel-hotel di Rokan Hilir jumlahnya terbatas dan sudah pasti penuh. Kami mendorong bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan iven ini untuk membangun homestay pada rumah-rumah mereka," kata Roni kepada merdeka.com, Senin (19/6).

Festival Bakar Tongkang dilaksanakan sebagai bagian dari upacara adat bakar tongkang yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di Rokan Hilir. Itu merupakan sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan kepada dewa-dewa laut atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Tradisi dari leluhur ini memiliki cerita yang sangat erat dengan kelompok imigran China pertama yang meninggalkan Tanah Air mereka, serta menetap di pulau Sumatera yang kemudian dikenal dengan nama Bagansiapiapi. Bakar tongkang berarti membakar kapal terakhir tempat mereka berlayar, pada tahun 1826.

Dalam sejarahnya, diyakini bahwa leluhur Bagansiapiapi merupakan orang Tang-lang generasi Hokkien yang berasal dari Distrik Tong'an (Tang Ua) di Xiamen, Provinsi Fujian, China Selatan. Mereka disebut meninggalkan Tanah Air dengan kapal yang mempunyai pangkalan datar.

2 dari 2 halaman

Kapal itu digunakan sebagai alat pengangkut pasir serta mineral yang ditambang, kemudian disebut tongkang. Awalnya ada tiga kapal tongkang saat ekspedisi tersebut, tetapi cuma satu kapal yang menggapai tepi laut Sumatera.

Roni menjelaskan, dalam festival budaya Bakar Tongkang Rohil 2023 ini, Pemprov Riau memberikan bantuan pada sektor-sektor pendukung agar pelaksanaan acara berjalan sukses.

"Kita dari Pemprov Riau men-support, dari Kemenpar juga support. Makanya peluang ekonomi masyatakat ini harus bisa ditangkap," ucapnya.

Selain itu, Pemprov Riau juga akan memanfaatkan peluang ini untuk memperkenalkan produk-produk ekonomi kreatif, agar lebih dikenal hingga internasional. Termasuk kegiatan yang bersifat hiburan selama pergelaran festival budaya Bakar Tongkang berlangsung nantinya.

"Tentunya akan ada banyak pameran yang akan ditampilkan di sana, termasuk produk dengan nilai budaya, karya-karya anak Riau dan potensi lokal, juga akan ditampilkan di sana," tuturnya.

Festival budaya ini diperkirakan akan dikunjungi banyak perhatian para wisatawan. Baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara setelah vakum selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19.

"Kami prediksi jumlah wisatawannya cukup membludak. Karena sudah tiga tahun tidak dibuka, melihat animo wisatawan sangat antusias menyambut Festival Bakar Tongkang," jelasnya.

Menurut Roni, salah satu faktor pendukung adalah meningkatnya jumlah wisatawan pada saat festival Bakar Tongkang di Rohil. Sebab, dari pihak maskapai di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru akan melakukan penambahan rute penerbangan internasional, terutama untuk rute penerbangan dari Malaysia ke Riau juga sebaliknya.

Penambahan rute penerbangan internasional ini, biasa dilakukan oleh pihak maskapai terutama momentum hari besar dan acara wisata budaya seperti Bakar Tongkang.

"Informasi yang kami terima seperti itu. Namun untuk kepastiannya belum kami tindaklanjuti, terutama untuk rute penerbangan Malaysia," pungkasnya.

[cob]

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow