Ini Penyebab Rentetan Gempa Guncang Bali
Bali terletak di antara dua generator gempa bumi utama, yaitu zona subduksi lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di selatan Bali dan zona back arc thrust.
Merdeka.com - Bali diguncang beberapa kali gempa bumi selama April 2023. Gempa tersebut dirasakan di sekitar wilayah Bali, baik di utara maupun selatan.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho mengatakan, gempa pertama terjadi pada Selasa (4/4) pada pukul 02.26 WITA. Hasil analisa BMKG menunjukkan, gempa ini berkekuatan M 4,6.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 48 km tenggara (Kabupaten) Klungkung, Bali, pada kedalaman 74 km," kata Cahyo, Selasa (11/4).
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Karangasem, Kuta, Denpasar.
Kemudian, gempa bumi berikutnya terjadi pada Minggu (9/4) pukul 18.19 WITA. Hasil analisa BMKG menunjukkan, gempa ini berkekuatan M 2,7, berlokasi di laut pada jarak 23 km tenggara Kabupaten Karangasem, Bali, pada kedalaman 17 km.
Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Karangasem.
Terbaru, Bali diguncang dua kali gempa dalam sehari. Peristiwa itu terjadi di selatan Pulau Bali pada Senin (10/4) dengan selisih waktu satu menit yaitu pada pukul 08.20 WITA dan 08.29 WITA.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 4,9 dan M 5,0 berlokasi di laut pada jarak 86 Km arah Selatan Kota Denpasar, Bali. Gempa berada pada kedalaman 49 km dan 50 km.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kuta, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, daerah Kuta Selatan, Karangasem, dan Sumbawa Barat.
2 dari 2 halaman
Penyebab Rentetan Gempa Guncang Bali
Cahyo mengungkap penyebab Bali diguncang rentetan gempa selama April 2023. Menurutnya, Bali terletak di antara dua generator gempa bumi utama, yaitu zona subduksi lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di selatan Bali dan zona back arc thrust.
"Aktivitas gempa bumi dirasakan yang terjadi di sekitar wilayah Bali akhir-akhir ini, tidak bisa dilepaskan dari kondisi tektonik wilayah Bali yang terletak di antara dua generator gempa bumi utama yaitu zona subduksi lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di selatan Bali dan zona back arc thrust atau sesar naik busur belakang di utara Bali," jelasnya.
Selain itu, Pulau Bali juga memiliki sumber gempa bumi lain. Di antaranya Sesar Negara, Sesar Seririt, Sesar Tejakula dan Sesar Culik yang berada di darat. Hal ini menyebabkan Pulau Bali menjadi salah satu wilayah yang memiliki aktivitas kegempaan yang tinggi.
Cahyo menjelaskan, gempa bumi merupakan bentuk perwujudan dari pelepasan energi yang ada di dalam bumi. Sehingga hal ini tidak bisa dihindari dan merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, apabila suatu wilayah sering dilanda aktivitas gempa bumi dengan kekuatan kecil atau sedang yang relatif tidak berbahaya, dapat diartikan daerah tersebut telah melepaskan energi gempa bumi secara perlahan. Sehingga bisa mengurangi kemungkinan adanya akumulasi energi gempa bumi yang besar di wilayah tersebut.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ujarnya. [tin]
Baca juga:
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bali, Ini Penyebabnya
Analisis BMKG Soal Gempa Bali Magnitudo 5,0
Gempa Magnitudo 5 Guncang Selatan Bali
Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Kuta Selatan Bali, Terasa hingga Lombok
Gempa Bumi Magnitudo 3,6 Guncang Karangasem Bali
What's Your Reaction?