Jejak G30S/PKI Dalam Sastra dan Film Indonesia Yang Harus Diketahui Oleh Generasi Millennial

Artikel ini akan membahas tentang jejak dari pemberontakan G30S/PKI dalam sastra dan film yang harus diketahui oleh para generasi millennial

Jejak G30S/PKI Dalam Sastra dan Film Indonesia Yang Harus Diketahui Oleh Generasi Millennial
image

KORANMEMO.COM - Sejarah G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) adalah salah satu babak kelam dalam sejarah Indonesia yang tidak bisa diabaikan.

Peristiwa G30S/PKI terjadi pada tahun 1965 dan berdampak besar pada politik, sosial, dan budaya Indonesia.

Salah satu cara yang paling kuat untuk memahami peristiwa G30S/PKI adalah dengan melalui sastra dan film Indonesia.

Para generasi millennial, yang saat ini berkuasa di berbagai bidang kehidupan, harus memahami jejak G30S/PKI dalam sastra dan film Indonesia sebagai bagian integral dari warisan budaya mereka. Berikut diantaranya.

Baca Juga: Ratusan Petani dan Mahasiswa Geruduk Pemkab Blitar, Sempat Saling Dorong dengan Petugas, Ini Tuntutan Mereka

1. Pramoedya Ananta Toer dan Bumi Manusia

Salah satu karya sastra paling berpengaruh yang berkaitan dengan jejak pemberontakan ini adalah "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer.

Buku ini menceritakan tentang perjuangan seorang pemuda Indonesia, Minke, dalam menghadapi penjajahan Belanda dan konflik internal dalam masyarakat pribumi.

Bumi Manusia menggambarkan atmosfer sosial dan politik yang melatarbelakangi peristiwa pemberontakan secara mendalam.

Kaum millennial perlu membaca karya ini untuk memahami perspektif yang berbeda tentang peristiwa tersebut.

2. Pengkhianatan G30S/PKI

Film "Pengkhianatan G30S/PKI" yang disutradarai oleh Arifin C. Noer adalah salah satu film Indonesia paling kontroversial yang menggambarkan peristiwa G30S/PKI.

Meskipun dituduh sebagai propaganda politik pada masa pemerintahan Orde Baru, film ini memberikan pandangan unik tentang peristiwa tersebut.

Kaum millennial harus menontonnya untuk menilai sendiri dan memahami bagaimana narasi sejarah bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Perbedaan Antara Kulit Kering Dengan Kulit Dehidrasi Yang Sering Dianggap Sama

3. Ada Apa Dengan Cinta

Mungkin terdengar aneh, tetapi film "Ada Apa Dengan Cinta?" juga memiliki jejak peristiwa tersebut dalam ceritanya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow