Sejarah Fathu Makkah, Peristiwa Perdamaian Besar di Bulan Ramadan

Fathu Makkah (pembebasan Makkah) adalah salah satu peristiwa bersejarah bagi Islam dalam membalikkan kedudukan mereka di tanah Jazirah Arab.

Sejarah Fathu Makkah, Peristiwa Perdamaian Besar di Bulan Ramadan
image

 

HARIANHALUAN.COM - Fathu Makkah (pembebasan Makkah) adalah salah satu peristiwa bersejarah bagi Islam dalam membalikkan kedudukan mereka di tanah Jazirah Arab dan dunia di kemudian hari.

Fathu Makkah lahir dari pelanggaran kaum Quraisy Makkah terhadap kesepakatan dalam perjanjian Hudaibiyah.

Peristiwa bersejarah Fathu Makkah yang berkenaan dengan perdamaian besar ini terjadi di bulan Ramadan, tepatnya pada tahun kedelapan hijriyah.

Baca Juga: Fakta Baru Terkuak, Mario Dandy Akui Kirim Video dan Foto Penganiayaan David Ozora ke Pihak Ketiga

Pada tahun tersebut, terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh kubu Quraisy setelah salah satu koalisinya yaitu Kabilah Bani Bakr, diketahui membunuh seseorang dari Kabilah Khuza’ah yang berkoalisi dengan kubu Rasulullah.

Pasalnya, kaum musliman dan kaum Quraisy terikat dalam perjanjian Hudaibiyah yang salah satu poinnya adalah gencatan senjata selama sepuluh tahun. Tindakan pembunuhan tersebut secara gamblang melanggar poin kesepakatan tersebut.

Setelah Rasulullah mendapat informasi pelanggaran yang dilakukan oleh Bani Bakr terhadap Kabilah Khuza’ah, selang beberapa waktu datang utusan Quraisy datang ke Madinah yaitu Abu Sufyan untuk memperbaharui perjanjian Hudaibiyah dengan kaum muslimin.

Baca Juga: Gaya Hedon Istri Endar Priantoro Terus Disorot, Pamer Lagi Meeting Bareng Dokter Korea Selatan

Akan tetapi kedatangan Abu Sufyan ke Madinah tidak membuahkan hasil kesepakatan dengan kaum muslimin. Akhirnya ia pulang tanpa membuahkan hasil yang diharapkan.

Dalam Shahih al-Sirah an-Nabawiyah, Ibrahim Al-Ali menjelaskan bahwa Rasulullah menyiapkan 10.000 pasukan untuk bertolak ke Makkah. Sementara itu, beliau menunjuk Abu Raham al-Ghifari sebagai penguasa sementara yang memimpin Madinah.

Setelah kedatangan Abu Sufyan, Rasulullah memulai menyusun berbagai strategi dan meminta pendapat dari para sahabatnya. Kemudian beliau juga mengeluarkan perintah kepada muslimin untuk bersiap-siap bertolak ke Makkah.

Baca Juga: Terpilih Lagi Jadi Presiden FIFA Periode 2023-2027, Gianni Infantino: Tanggung Jawab yang Besar

Setelah melakukan diplomasi dengan para pembesar Makkah, Rasulullah memasuki kota Makkah bersama 10.000 pasukan pada tanggal 20 Ramadan 8 H atau 11 Januari 630 M. Kedatangan Rasulullah ini untuk menagih komitmen perjanjian Hudaibiyah yang telah disepakati.

Di tengah jalan, ketika Rasulullah mengabarkan bahwa pasukan akan berangkat ke Makkah, mereka bersorak gembira. Sebab, mereka akan memasuki dan menaklukkan Makkah, sehingga salag satu pemimpin pasukan bernama Sa’d bin Ubadah yang pembawa bendera, berkata dengan lantang:

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow