Kisah Sedih di Hari Asyura dan yang Menggembirakan
Ada banyak peristiwa penting yang pernah terjadi di Hari Asyura. Ada peristiwa yang menyedihkan, ada juga yang menggembirakan.
Ada banyak peristiwa penting yang pernah terjadi di Hari Asyura. Ada peristiwa yang menyedihkan, ada juga yang menggembirakan.
Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU) Jatim, yang dimaksud peristiwa memilukan pada Hari Asyura yakni terbunuhnya Sayyidina Husain radhiyallahu anhu. Ia merupakan cucu Nabi Muhammad SAW.
Sayyidina Husain dibunuh oleh musuh-musuhnya dengan cara yang amat keji. Oleh sebab itu, bersedih hati pada hari Asyura atas meninggalnya Husain memiliki relevansi dari sisi sejarah. Bahkan berhubungan dengan kecintaan pada Rasulullah SAW.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar juga pernah mengungkapkan filosofi tradisi pelarangan menggelar pesta pada bulan Asyura atau bulan Muharram. Larangan itu untuk menghormati keluarga Rasulullah SAW yang berduka.
"Dilarangnya menggelar pesta atau acara besar pada bulan Asyura adalah bagian dari adab kita terhadap habaib. Pada bulan itu, ahlul bait termasuk para habaib sedang berduka," terangnya waktu itu.
Ia menjelaskan Muharram merupakan bulan prihatin bagi anak cucu Rasulullah SAW. Sebab, cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib mengalami pem-bully-an hingga terbunuh. Sehingga Asyura dianggap bulan duka.
Sementara peristiwa menggembirakan yang pernah terjadi di Hari Asyura adalah momen diselamatkannya Nabi Musa bersama pengikutnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya. Nabi Muhammad SAW meluapkan kebahagiaan dengan berpuasa.
Sebagian ulama mengatakan 'Barang siapa yang berbahagia atas terselamatkannya Nabi Musa dari musuh-musuh, maka dia adalah orang yang benar. Karena para Nabi dan Rasul diberi keselamatan pada hari tersebut'.
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasul bertanya 'Ada kegiatan apa ini?' Para sahabat menjawab 'Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.' Rasul lalu mengatakan 'Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian'. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura' tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya. (HR Bukhari: 2004)
Menurut tarekat Bani Alawi, jika pada hari yang sama terdapat kebahagiaan dan kesedihan, maka al-farah yaghlibul huzn (kebahagiaan mengalahkan kesusahan). Seperti pada tanggal 12 Rabiul Awwal yang merupakan hari lahir sekaligus hari wafatnya Rasulullah SAW. Di tanggal itu, umat Islam tidak merayakan wafatnya Rasulullah, tapi merayakan hari lahirnya.
Jadi karena ada peristiwa memilukan dan menggembirakan di hari Asyura. Maka menurut tarekat Bani Alawi, seseorang dianjurkan untuk mengutamakan kebahagiaan tanpa mengurangi penghormatan pada Sayyidina Husain.
Simak Video "Kecelakaan Maut di Pasuruan: Bus Tabrak Mobil Lalu Hantam 3 Motor"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/dte)
What's Your Reaction?