NATO Sebut Peristiwa di Rusia Bukti 'Kesalahan Strategis' Putin

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perkembangan terakhir di Rusia menunjukkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah membuat "kesalahan strategis" saat melancarkan perang di Ukraina.

NATO Sebut Peristiwa di Rusia Bukti 'Kesalahan Strategis' Putin
image

Brussel, Aktual.com – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perkembangan terakhir di Rusia menunjukkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah membuat “kesalahan strategis” saat melancarkan perang di Ukraina.

Hal ini disampaikan ketika berbicara pada konferensi pers bersama Presiden Lituania Gitanas Nauseda setelah pertemuan mereka di ibu kota Lituania, Vilnius di mana mereka membahas persiapan akhir untuk KTT para pemimpin NATO yang akan diadakan di kota itu pada 11-12 Juli.

Stoltenberg menyebut peristiwa baru-baru ini di Rusia sebagai “masalah internal”, tetapi dia juga menegaskan bahwa NATO “mengikuti dengan cermat” situasi di sana.

Dia juga menyatakan bahwa itu adalah “satu lagi aksi dari kesalahan strategis besar yang dibuat Presiden Putin” ketika dia mencaplok Krimea secara ilegal pada tahun 2014 dan melancarkan perang melawan negara tetangganya tahun lalu.

Dia menyatakan bahwa NATO tidak “melihat indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir” tetapi mengutuk keputusan Rusia untuk mengirim senjata nuklir ke Belarus, menyebut langkah itu sebagai tindakan “sembrono dan tidak bertanggung jawab”.

Namun demikian, Stoltenberg menggarisbawahi bahwa Rusia tidak dapat “mengintimidasi kami dalam memberikan dukungan kepada Ukraina.”

Pada KTT NATO di Vilnius, para pemimpin NATO akan mengadopsi paket dukungan untuk membantu transisi tentara Ukraina dari era Soviet ke standar NATO.

Para pemimpin juga diharapkan akan menyetujui target investasi pertahanan baru yang menetapkan minimal 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) masing-masing negara.

Pemberontakan kelompok Wagner

Pada Jumat, kelompok militer Wagner menuduh pasukan Rusia menyerang para milisnya dan kemudian menyeberang dari Ukraina ke kota Rostov-on-Don di Rusia.

Sebagai tanggapan, Dinas Keamanan Federal membuka dakwaan terhadap mereka atas pemberontakan bersenjata. Putin menyebut pemberontakan Wagner sebagai tindakan “pengkhianatan”.

Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan para petarungnya akan melanjutkan perjalan ke Moskow, dan mendorong Kremlin untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di berbagai wilayah negara.

Prigozhin kemudian mengklaim milisinya memutuskan untuk kembali untuk menghindari pertumpahan darah ketika mereka berada sekitar 200 kilometer dari ibu kota Moskow, sementara Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengklaim dia telah berbicara dengan kepala Wagner dengan persetujuan Putin, dan Prigozhin telah menerima kesepakatan de-eskalasi.

Sumber: Anadolu Agency

(Warto'i)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow