Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Sejarah Sinkronik
Sinkronik merupakan salah satu konsep berpikir sejarah untuk mengkaji peristiwa secara rinci. Simak contoh sejarah sinkronik.
Mengkaji satu peristiwa sejarah dapat menggunakan cara berpikir secara sinkronik.
Sebut saja penjelasan suasana tragedi pemberontakan G30S/PKI sebagai salah satu contoh sejarah yang dikaji secara sinkronik. Kajian tersebut tentu bersifat serius dan mendalam.
Konsep sinkronik dalam sejarah berkaitan dengan segala sesuatu terkait dengan peristiwa sejarah pada masa tertentu, bagaimana mengkaji pola, gejala, dan karakternya.
Pengertian Sejarah Sinkronik
Sinkronik berasal dari Bahasa Yunani yaitu syn yang artinya dengan, sedangkan chromos artinya waktu, seperti mengutip e-Modul Sejarah kelas X oleh Yuliani.
Dalam KBBI, sinkronik berarti segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu secara mendalam sehingga dapat dijelaskan sinkronik dalam sejarah adalah cara mempelajari atau mengkaji pola-pola, gejala, dan karakter sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Konsep sinkronik lebih mengutamakan penggambaran ruang lingkup yang luas dan kurun waktu yang pendek.
Ciri-Ciri Sinkronik
Ciri-ciri sejarah sinkronik adalah sebagai berikut.
- Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
- Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
- Bersifat horizontal
- Tidak ada konsep perbandingan
- Cakupan kajian lebih sempit dari diakronik
- Kajiannya sistematis
- Sifat kajian mendalam
Contoh Sejarah Sinkronik
Dikutip dari Buku Siswa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, berikut contoh sejarah sinkronik.
1. Suasana di Jakarta saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pembacaan Proklamasi pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No 56 merupakan peristiwa paling bersejarah dan penting bagi bangsa Indonesia. Pembacaan Proklamasi dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apa pun yang bisa digunakan sebagai senjata.
Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Namun suasana di Jakarta masih kondusif.
Awalnya pembacaan proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada tetapi akhirnya dipindahkan ke kediaman Soekarno. Hal tersebut karena kekhawatiran terjadinya pertumpahan darah.
Sekitar 100 anggota Barisan Pelopor kembali berjalan dari lapangan Ikada ke Kediaman Soekarno. Mereka datang terlambat dan menuntut pembacaan ulang Proklamasi tetapi ditolak dan hanya diberikan amanat singkat oleh Hatta.
2. Keadaan ekonomi Indonesia pada 1998
Ekonomi Indonesia pada 1998 sangat terpuruk. Kerusuhan terjadi di mana-mana. Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Banyak hutang perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 sehingga banyak perusahaan gulung tikar. Akibatnya, angka pengangguran meningkat pesat.
Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat hingga Rp15 ribu per Dollar AS membuat harga barang meningkat pesat. Akibatnya, inflasi semakin tidak terkendali.
Pendapatan per kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1155 US$/kapita tahun 1996 menjadi 610 US$ per kapita tahun 1998.
3. Pembangunan Orde Baru
Orde Baru merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Meski pembangunan pesat, angka korupsi juga meningkat.
Soeharto membuat program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3 persen menjadi 6,7 persen per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita dan menurunkan laju inflasi.
Pada 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal tahun 1970-an Indonesia merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun saat itu terjadi kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.
Demikian pengertian, ciri-ciri, dan contoh sejarah sinkronik yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
(glo/juh)[Gambas:Video CNN]
What's Your Reaction?