Peristiwa Gempa Bumi di Jepang 11 Maret 2011, Tewaskan Ribuan Jiwa

Tepat hari ini, 11 Maret pada 2011 lalu, menjadi hari kelam bagi warga Jepang. Pada waktu itu, sebuah gempa bumi bermagnitudo 9, 1 mengguncang kota ini dan memicu gelombang tsunami. Akibatnya, peristiwa ini menewaskan sekitar 18 ribu jiwa.

Peristiwa Gempa Bumi di Jepang 11 Maret 2011, Tewaskan Ribuan Jiwa
Peristiwa Gempa Bumi di Jepang 11 Maret 2011, Tewaskan Ribuan Jiwa Ilustrasi gempa bumi. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/JonesHon

Merdeka.com - Tepat hari ini, 11 Maret pada 2011 lalu, menjadi hari kelam bagi warga Jepang. Pada waktu itu, sebuah gempa bumi bermagnitudo 9, 1 mengguncang kota ini dan memicu gelombang tsunami. Akibatnya, peristiwa ini menewaskan sekitar 18 ribu jiwa.

Gempa bumi dan tsunami ini terjadi di 43 mil lepas pantai timur laut Honshu, salah satu pulau terpadat di Jepang. Banyaknya korban jiwa dalam peristiwa ini, menempatkan gempa bumi di Jepang pada 2011 sebagai gempa terbesar dalam sejarah di Negeri Matahari Terbit ini.

taboola mid article

Gempa bumi ini juga memicu kehancuran pembangkit nuklir Fukushima Diichi. Bahkan, bencana Fukushima juga dinyatakan sebagai bencana nuklir terburuk kedua dalam sejarah.

Berikut penjelasan mengenai peristiwa gempa bumi di Jepang pada 11 Maret 2011 yang merdeka.com lansir dari The Guardian dan sumber lainnya:

2 dari 3 halaman

Gempa Bumi Terbesar di Jepang

ilustrasi gempa bumi

©Pixabay/Angelo_Giordano

Jepang menjadi salah satu negara yang rentan mengalami gempa bumi. Dari sekian banyak peristiwa gempa bumi di Jepang, gempa yang terjadi pada 2011 lalu menjadi yang terbesar di Negeri Matahari Terbit.

Saat itu, pada tanggal 11 Maret 2011, sekitar pukul 14.46 waktu setempat, berkekuatan 9 skala richter mengguncang kawasan Tohoku, tepatnya wilayah timur Sendai, Honshu, Jepang. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alasska ke Cile.

Sejam kemudian, tsunami setinggi 10 meter menghantam kawasan pesisir Prefektur Miyagi dan sekitarnya. Tak ayal, sekitar 18 ribu jiwa melayang akibat bencana alam ini.

Dampak Gempa Bumi di Jepang

Selain menewaskan 18 ribu orang, seperti dikutip dari The Guardian, gempa yang terjadi pada 11 Maret 2011 ini juga menghancurkan perumahan sekitar, menghanyutkan rumah, dan menyebabkan gedung runtuh. Pemerintah Jepang kemudian mengumumkan status darurat negera dan ribuan penduduk di dekat lokasi bencana agar dievakuasi ke tempat pengungsian.

Sementara itu, Badan Keselamatan Nuklir Jepang melaporkan situasi reaktor nuklir dalam kondisi darurat dengan status delapan kali berbahaya dari status normal. Tak hanya itu, keesokan harinya, gempa berkekuatan 6,2 SR kembali mengguncang Prekfetur Nagano dan Niigata. Dikonfirmasikan juga bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah penumpang yang tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami.

3 dari 3 halaman

Cara Menghadapi Gempa Bumi

ilustrasi gempa bumi

©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Gempa bumi yang terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011, menjadi salah satu bencana terdahsyat sepanjang sejarah. Selain di Jepang, negara Indonesia juga menjadi salah satu wilayah yang rentan terjadi gempa bumi.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia termasuk daerah dengan gempa aktif di mana sejak tahun 1991-2009 telah terjadi 27 kali gempa bumi merusak dan 13 kali gempa bumi menimbulkan tsunami. Rata-rata gempa bumi di Indonesia sebanyak 2 kali setiap tahunnya.

Mengingat bencana gempa bumi di Indonesia sangat rentan terjadi, sudah seharusnya masyarakat lebih waspada dengan ancaman ini. Dengan mengetahui penyebab gempa dan cara menghadapinya diharapkan mampu menurunkan risiko korban jiwa saat terjadi bencana ini.

Ada beberapa cara menghadapi gempa bumi, hal ini tergantung di mana Anda berada. Berikut cara menghadapi gempa bumi berdasarkan lokasi atau tempat kejadian:

Tempat Umum

Usahakan untuk tetap tenang, biasanya kerumunan orang dalam bencana berpotensi kepanikan. Ikuti petunjuk dari satpam (satuan pengamanan) atau petugas penyelamat. Jangan menggunakan lift ketika terjadi gempa atau kebakaran namun gunakanlah tangga darurat, lalu bergeraklah ke tempat terbuka.

Di Luar Rumah

Merunduk dan lindungilah kepala, lalu bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang menuju daerah terbuka. Jangan melakukan tindakan apapun, tunggulah sampai keadaan benar-benar tenang karena setelah gempa pertama biasanya ada gempa susulan.

Kendaraan

Berpeganganlah dengan erat pada tiang atau apapun di dekat Anda sehingga tidak terjatuh dari guncangan atau jika kendaraan berhenti secara mendadak. Tetaplah tenang dan ikuti perintah atau petunjuk dari petugas. Mintalah pengemudi untuk menghentikan kendaraan. Setelah itu bergeraklah ke tempat yang terbuka.

Di Dalam Rumah
Berusahalah menyelamatkan diri dan menyelamatkan keluarga. Berlindunglah di bawah meja agar tubuh tidak terkena benda-benda yang berjatuhan. Lindungi kepala dengan apa saja, misalnya bantal, papan, atau kedua tangan dengan posisi telungkup.

[jen]

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow